Demiseksual.
Itulah alasan yang Sannan ucapkan saat mengatakan pengakuannya pada Arbin, ketika remaja itu meminta maaf atas perlakuannya pada Sam. Arbin yang terlanjur emosi tentang pemahaman yang dilontarkan oleh Sannan langsung menghajar pemuda itu hingga beberapa pukulan menyebabkan lebam dan sudut bibir kanannya yang koyak.
Sannan benar-benar meminta maaf. Harusnya kedekatannya dengan Sam tidak berakhir seperti ini. Ibunya yang ikut meminta maaf ke kediaman Lino juga tak bisa berbuat banyak untuk putranya ketika Arbin memukulinya. Dia tahu kesalahan Sannan juga tak luput dari kelalaiannya. Beliau setulus hati meminta maaf pada Lino dan keluarga Sam lainnya atas perbuatan putranya yang membuat Sam tidak nyaman hingga mengalami sakit. Ibu Sannan juga berjanji akan menanggung semua biaya pengobatan dan apapun yang diperlukan oleh Sam karena perbuatan putranya itu. Namun Lino menolak dengan halus dan mengatakan jika itu tidak perlu.
"Tante...boleh bertemu Sam? Aku janji yang terakhir." Sannan meminta dengan sungguh.
Arbin hampir kembali melayangkan tinjunya jika Lino tidak menahan dan mengusap pelan kepalan tangannya untuk menenangkan.
"Maaf ya Sannan. Tapi untuk saat ini, Sam belum bisa menemui siapapun. Dia masih histeris jika bertemu dengan orang asing."
Lino mengatakan dengan lembut. Namun sorot sendu itu membuat perasaan bersalah Sannan semakin besar. Apa yang dia lakukan? Seharusnya dia masih bisa mengontrol dirinya dan mungkin saat ini dia masih bisa mengobrol santai dengan Sam.
Lalu Sannan dan ibunya berpamitan tak lama kemudian. Tak lupa kedua wanita itu bertukar kontak demi mengetahui kabar masing-masing dan tentu ibu Sannan tak akan lepas dari tanggung jawab akan Sam. Arbin mendengus kesal ketika Lino mengantarkan Sannan dan ibunya ke depan. Felix dan Sky yang sejak tadi tak sengaja mendengar pembicaraan (baca:menguping) langsung menghampiri kakaknya dan merangkul masing-masing lengan si sulung.
"Ndak nyangka yo bang Sannan gitu."
"Iya. Itulah pentingnya memahami kalimat jangan menilai buku dari sampulnya."
Arbin hanya geleng-geleng mendengarnya. Tidak salah juga apa yang adiknya ucapkan. Sangat disayangkan, Sannan sebenarnya teman yang baik terlepas dari penyimpangan yang dia miliki. Hanya saja, Arbin tetap tidak akan membiarkan remaja itu dekat kembali dengan adiknya. Sam pernah mengalami trauma karena mengalami pelecehan dulu. Dan kali ini Arbin tidak akan membiarkan Sam mengalaminya untuk kedua kalinya.
"Udah paling bener abang di rumah aja."
"Tapi abang ndak ada temen."
"Kan ada kita."
"Iya sih. Tapi kan beda."
"Sama aja lah. Yang penting kan abang ndak ada yang jahatin lagi. Daripada punya temen anjing semua."
"Heh..."
Sky dan Felix langsung diam ketika Arbin menginterupsi. Si pemilik tanda lahir berupa bintang di wajahnya itu mengaduh ketika Arbin menyentil keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home (SKZ)
FanfictionKeinginan Samudra tidak banyak. Dia hanya tidak ingin merepotkan ayah, bunda, dan saudaranya. Serta ingin memiliki keluarga utuh seperti yang lainnya. ▶️Cerita berpusat pada Samudra. ▶️Saya hanya meminjam tokoh. Tapi nama, ide, dan jalan cerita adal...