Sannan

610 74 5
                                    

"San

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"San...?"

"Hai..."

Sam mengerjap bingung ketika Sannan masuk ke dalam kamarnya dan meletakkan beberapa paper bag dan tas kresek yang entah isinya apa. Tampilannya biasa, tampilan santai dan modis untuk sekedar bermain.

"Habis belanja kamu?" Sam menunjuk tas-tas yang diletakkan pada sofa.

Sannan menggeleng. Dia mengambil duduk di sebelah tempat tidur Sam. Membantu temannya yang berusaha untuk bangun dari rebahannnya.

"Ndak. Aku habis dari sekolah."

"Oh...kok bawa barang banyak banget? Ada acara?"

"Jangan bilang kamu ndak baca grup kelas?"

Sam menggeleng. Dia memang sengaja tak membuka hapenya karena takut kecewa ketika tidak mendapati balasan dari ayahnya atau Giovanni.

"Cuma rapat kecil, mau nyusun kepengurusan buat perpisahan."

Alis Sam mengernyit. Ini baru bulan apa? Bukankah ujian saja masih jauh?

"Iya. Ujian masih berapa bulan. Aku sendiri juga ndak paham. Ya kalo lulus. Kalo ndak lulus piye?"

"Heh...ngawur ngomongnya. Doa yang baik."

"Iya...iya..."

"Trus itu?"

Sam kembali menunjuk pada bawaan yang dibawa Sannan. Kalau belanjaan, seharusnya ditinggal di mobil. Tentu Sam tidak akan memikirkan jika temannya itu akan membawa sepeda motor. Sannan trauma pada sepeda motor karena pernah kecelakaan yang menyebabkan kakinya patah.

"Oh...itu titipan dari anak-anak. Mereka tau aku mau kesini, jadi nitip semua."

"Buat... aku?"

Sannan mengangguk.

"Arjuna, Kresna, sama tadi ada cewek juga. Tapi aku lupa siapa. Trus yang kresek itu dari aku. Tadi nemu orang jualan dimsum, kan kamu suka."

"Makasih. Tapi...cewek...siapa?"

"Ndak tau. Fens mu...?"

"Ngawur...fans opo?"

"Ya kan siapa tau. Aku ndak kenal sih, tapi pernah liat. Dia di kelas IPS juga."

"Kalo ketemu, bilangin makasih ya."

"Yo'i...betewe...Ndak bosen kamu di kamar terus. Keluar boleh ndak?"

Sannan memindai kamar Samudra yang begitu rapi dan tak berisi banyak barang. Hanya meja belajar, tempat tidur, lemari, dan sofa. Selain itu dindingnya hanya berisi beberapa foto tanpa hiasan seperti poster atau lainnya selayaknya remaja lain.

"Kemana?" Sam bertanya. Sannan kembali menatap temannya.

"Jalan-jalan aja sekitar sini. Boleh ndak?"

"Boleh aja...bantuin tapi."

Broken Home (SKZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang