25 | Cheska

19 6 0
                                    

LUTUT Ares menyerah hingga kedua tungkainya jatuh terkulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LUTUT Ares menyerah hingga kedua tungkainya jatuh terkulai.

Sedetik setelah menyadarinya, Cheska lekas menunduk untuk memeriksadia takut Ares mengalami kambuh apa pun lagi. Baru sekejap yang lalu amarah mengencangkan pundak dan otot lengan Ares yang mengepalkan tinju. Kini, di bawah telapak tangan Cheska, bahu itu menjadi selemah agar-agar, dingin dan kuyu.

Perempuan di depan mereka mematikan video jumpa pers itu, lantas menyimpan tabletnya kembali. Wajahnya senetral air putih. Lelaki di sampingnya justru lebih kurus kerontang daripada Ares. Cheska baru memperhatikan mereka sekarang, saat adrenalin telah menyusut dan digantikan kepekatan hening. Dua hari mereka berempat berusaha lolos dari kejaran orang-orang ini tanpa melihat penampilannya, seperti apa bahayanya, sekuat apa ancamannya kepada Ares. Dan Cheska masih tidak paham bahkan setelah mereka sedekat ini.

"Keluarga kamu udah di pesawat barusan," umum si wanita.

Ares mengangkat wajahnya yang luka-luka.

"Kami juga baru tahu. Pak Andreas cuma bilang harus bawa kamu pulang karena takut kamu berulah lagi. Soalnya kali ini nggak ada yang bisa jamin kamu nggak bakal kesentuh hukum."

Mata wanita itu memandang lurus. Rasanya dia memang berkata jujur.

"Tapi, ya, ternyata kayaknya ada hal lain di balik itu. Ya, udahlah," lanjutnya, lalu melempar kedua tangannya di udara. "Nggak mau urus juga. Jatahnya jurnalis. Apalah gue yang cuma kreatif abal-abal. Tapi, gue jadi punya info yang bisa dijual ke mereka. Kalian berempat."

Dada Cheska tersentak. Ini yang membuat Ares terus mengindari merekakekuatan yang mereka genggam, meski kecil, cukup memudahkan mereka menaruh kecaman hingga ke dalam pikiran lawannya. Panik mengabut di kepala Cheska hingga dia tak bisa berpikir apa benar info semacam itu bisa dijual dan apa wanita itu memang hanya membual. Ini tak boleh terjadi. Bagaimana cara memberitahu Ibu dan Kakek? Bagaimana nanti dengan keamanan keluarganya? Bagaimana dengan keluarga Reiya dan Kellan?

Cepat-cepat Cheska menoleh ke belakang. Reiya membatu di tempat dan Kellan, ya Tuhan, lagak sok gagahnya menguap habis, meninggalkan wajah bersimbah keringat, air mata, dan sapuan darah. Tanda lahir di lehernya membayang samar. Cheska menghadap wanita itu.

"Anda nggak bisa bocorin tentang kami gitu aja."

Wanita itu balik menatapnya tak percaya. "Loh? Ya, bisalah! Apa, sih, yang nggak mungkin di dunia entertainment? Nikah setting-an aja bisa, masa yang begini doang susah."

Ketakutan Cheska berubah instan menjadi geram. "Nggak usah sok semena-mena. Memangnya bayaran Anda kurang, hah? Maksudnya apa ancam-ancam begini?"

"Biar kita bicarain dulu." Reiya menyergah kilat. Suaranya tegas. "Oke, kalian sudah ketemu Ares. Tugas kalian selesai di sini. Itu berarti kalian sudah nggak punya urusan lagi sama Ares, terlebih sama kami yang bukan target kalian. Apa jaminannya kalian nggak akan ngomong macam-macam? Cuma kami yang berhak menyebarkan. Itu juga kalau kami mau."

Menanti MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang