Himari baru saja kembali dari ruangan Izana ketika jam di ruangan rawat Mikey menunjukkan pukul empat sore. Ia memang biasa bagikan bunga di ruang rawat Sano Siblings. Aktivitas di rumah sakit kala itu sedikit lenggang hingga memungkinkan Himari sampai lebih cepat.
Clek! Gadis itu buka pintu perlahan, takut membangunkan kekasihnya yang masih tidur lelap. Sejak insiden tiga hari lalu, Himari lebih sering menghabiskan waktunya di rumah sakit. Ia temani Mikey yang masih belum bisa bicara dan makan dengan benar karena luka di bibirnya.
“Mikey, aku kemba—“ Himari langsung tercekat.
Napas gadis itu terasa ditarik keluar begitu dapati presensi Akashi Senju yang duduk di sofa. Gadis bermanik zamrud itu balas tatap Himari dengan sorot dingin.
Di saat itu juga Himari sadari adanya jurang pembeda di tempat mereka berpijak. Oleh karenanya, dilihat dari mana pun, Sano Manjirou lebih pantas bersanding dengan si gadis pemilik marga Akashi daripada Himari Yua.
“Oh, kamu,” desis Senju, “ngapain ke sini?”
Himari pegang keranjang bunga erat-erat. Mentalnya tidak siap. “Aku mau ... ganti bunga di vas.”
Senju mendelik sebal. Bagaimana mungkin dia tidak tahu kalau gadis di depannya adalah sosok yang turut hadir dalam video amatir insiden tiga hari lalu.
Buruknya, Senju juga sadar kalau Himari adalah kekasihnya Mikey yang secara tak langsung adalah penyebab murkanya Izana Sano. Hati Senju sakit, luka di sana terasa diperas tiap kali bayangan Mikey dan Himari hantui malam-malamnya.
“Mikey gak butuh bunga. Dia butuh pasangan yang kuat, yang selalu bisa diandalkan dan gak nyusahin,” kata Senju pedas.
“Aku datang ke kehidupannya Mikey sebagai calon istrinya. Kamu pasti sudah tahu kan, Yua Himari?”
Himari lantas menunduk. Adrenalinnya memuncak, tatkala Senju bangkit dari sofa lalu berjalan mendekat. Gadis berambut sebahu itu cengkram sebelah bahu Himari.
“Aku tidak bilang begini karena jahat. Aku bilang begini karena menyesuaikan fakta yang ada. Sebenarnya aku pun gak tega kalau sampai harus berbuat jahat sama sesama perempuan.” Senju menjeda ucapannya. “Tapi Himari—“
Himari menenggak salivanya. Ia rasakan aura intimidasi yang sangat kuat dari sosok di sebelah.
“—Kamu gak akan kuat kalau terus ada di sekitar Mikey.”
DEG!
Netra Himari sukses terbelalak. Selama ini, ia selalu sangkal kenyataan tersebut. Gadis itu tersiksa, ia tidak kuat menghadapi bisik-bisik miring tentangnya. Apalagi Mikey yang selalu paksa dirinya untuk hadiri acara-acara bergengsi yang dipenuhi orang kaya mengerikan dengan sejuta kalimat pedas.
“Kamu juga pasti sudah tahu siapa itu Keluarga Sano, kan? Kamu gak cocok sama mereka, Himari. Kamu cuma orang biasa.”
Dingin. Suhu ruangan itu mendadak jadi lebih dingin bagi Himari. Bahkan kardigan wol yang dikenakannya tak cukup halau suhu tersebut. Lantas, gadis itu baru bisa embuskan napas lega begitu Senju tutup pintu di belakangnya.
Barulah sedetik kemudian gadis itu ambruk, biarkan keranjang bunga serta isinya berhamburan ke lantai. Batin gadis itu menjerit pilu hingga timbulkan isakan-isakan kecil di bibir. Tanpa Senju beritahu pun dia sudah sadar posisi, kok.
Namun, Himari tak bisa lepaskan Mikey begitu saja. Ia terlalu jatuh cinta. Bahkan semesta saja bingung harus salahkan siapa. Cinta memang biasa hadir tanpa dipanggil.
“Himari?”
Itu suara Mikey. Tampaknya lelaki itu jadi bangun karena suara isakan gadisnya.
“Eh, Mikey. Kenapa kamu bangun lagi?” Himari buru-buru pungut tangkai-tangkai bunga yang jatuh. Ia pun bangkit dan segera hampiri kekasihnya.
Mikey mengerutkan keningnya. Ia heran dengan penampilan Himari yang acak-acakan. Kemudian ia pun bangkit bersandar dan hapus buliran air mata di pelupuk si gadis berambut hijau gelap itu.
“Kenapa kamu nangis?” Mikey tak menggubris pertanyaan basa-basi Himari.
“Aku tadi kepeleset, jadi nangis, hehehe....” Himari undang tatapan tak percaya dari Mikey.
“Masa sih, kamu kan perempuan paling kuat yang pernah aku temui. Kamu gak mungkin nangis hanya karena kepeleset,” balas Mikey.
Jantung Himari berdebar kencang. Ia sungguh tak kira kalau selama ini Mikey anggap dirinya perempuan kuat. Padahal, Himari yang selalu gagal perjuangkan keberadaan diri adalah sosok paling lemah tak berdaya, ini menurut anggapan Himari sendiri.
“Ketemu Senju ya?”
Tepat sasaran.
“Iya, tadi ketemu.”
“Terus kamu ngobrol apa sama dia?”
Himari ragu menjawab. “Em ... cuma basa-basi aja, sih....”
Mikey pun seketika tajamkan sorot matanya. “Basa-basi doang kok sampai bikin pacarku nangis?”
DEG.
Sejatinya, Himari sudah muak. Kalau bisa ia ingin lari dari semua drama ini dan hidup tanpa harus pikirkan kisah cintanya. Namun, apa daya. Himari sudah terlanjur lengket, ia sulit lepas. Dan khusus sore ini, dia sedang malas berdebat, apalagi setelah dikata-katai oleh Senju Akashi.
“Udah, gak apa-apa kok. Aku baik-baik aja. Gak perlu ada yang—“
“Kamu ini bagaimana sih, Himari?” Tiba-tiba, Mikey naikkan nada bicaranya satu okaf. Pria itu seketika membuat punggung gadisnya terasa disambar petir.
“Dilihat dari kondisi kamu yang nangis kayak gini, aku yakin kamu pasti kalah berdebat sama dia,” ucap Mikey, “kamu kok, gak punya inisiatif untuk perjuangin aku?”
Himari mundur selangkah, ia pegangi keranjang bunganya erat-erat. “Hah? Kenapa tiba-tiba jadi ke sana?”
Kemudian, si lelaki bersurai pirang terkekeh miris. Inilah bagian yang ia tidak sukai dari Himari. Gadisnya itu terlampau tidak peka, padahal selama ini Mikey selalu lakukan apa pun untuknya. Termasuk topang derajat sosial gadis itu dengan cara mengajaknya ke acara-acara mewah dan belikan baju-baju bagus.
Mikey sejatinya ingin membuat Himari terlihat pantas di mata orang-orang kaya itu. Namun, satu yang luput dari kesadaran sang pria.
Himari tak suka dengan cara Mikey membantunya. Dan buruknya, Mikey malah abai.
“Himari, kamu sadar gak? Selama ini aku selalu membantu kamu. Aku selalu perjuangin kamu di hadapan keluargaku juga orang-orang kaya yang pandang kita penuh dengki.” Mikey mulai menceracau, ia abaikan rasa sakit di sudut bibirnya yang bekas operasi jahit.
“Tapi kamu apa?” Mikey tatap nanar Himari. “Digertak Senju aja ambruk.”
Mendengar perkataan yang menusuk dari bibir kekasihnya sendiri, membuat dinding pertahanan gadis itu roboh. Entah itu Izana, Senju atau Mikey, mereka semua tak pahami Himari. Apa orang-orang itu pikir Himari cuma objek yang tidak bisa disakiti perasaannya?
Apa mereka kira Himari itu cuma sampah hingga pantas direndahkan begini?
“Cukup.” Himari kini layangkan pandangan dingin. Sorot mata yang sukses membuat si pria berjengit.
“Selama ini aku gak pernah bisa ngerti dengan jalan pikiranmu. Aku selalu beri kamu perhatian dan semua waktu yang aku punya. Bahkan aku rela direndahin sama relasi-relasi kamu yang kaya itu.”
Mikey diam.
“Aku ... aku gak ngerti, Mikey. Terus, memangnya hubungan kita yang sekarang ini apa?”
“Memangnya kita masih pantas untuk dipertahankan? Lagipula, kalau aku pergi pun, kamu masih akan tetap bahagia karena punya Senju.”
Mikey mendadak tangkap lengan Himari. Lelaki itu sadar ia sudah salah bicara. Walau bagaimana pun semua ini terlalu mendadak baginya. Mikey tidak sangka kalau Himari akan bicara panjang lebar begini. Tak seperti Himari yang biasanya.
Berterima kasihlah pada Eve yang tumbuhkan rasa percaya diri gadis itu.
“Kita pantas bertahan!” sahut Mikey, yang tentu terkesan memaksa di telinga Himari.
Kepala Himari tertunduk. Perasaannya yang bergejolak panas buat ia tak sanggup pandangi wajah kekasihnya.
“Himari, aku bakal jaga kamu selama-lamanya! Kamu gak boleh pergi! Pokoknya aku gak mau tahu, kamu harus selalu ada buat aku!” Mikey mengatakannya dengan berapi-api, tapi ada nada putus asa yang bercampur di sana.
Mikey tahu hubungannya dengan Himari bagaikan sebuah lapisan es tipis yang jika dipukul sekali makan akan hancur. Namun, Mikey dan segala egonya tak mau terima fakta itu. Bahkan ia rela jika harus menentang Shinichiro demi bisa bahagia bersama Himari.
Cklek! Pintu mendadak terbuka lebar dan buyarkan segala perasaan rumit di dalam ruangan.
Di balik daun pintu, Eve berdiri dengan napas ngos-ngosan. Gadis itu dibantu Baji untuk bisa berlari sampai ke sini. Wajah mereka panik bukan main, hingga keringat dingin saling meluncur dari pelipis.
Mikey dan Himari bungkam, tunggu dua manusia di depan jelaskan maksud kedatangannya yang tiba-tiba.
“Mikey! Hosh ... hosh....” Suara Eve terdengar serak.
“Kenapa?” balas Mikey.
“Kak Izana!”
Mikey angkat sebelah alisnya. Ayolah, dia sedang tidak ingin dengar nama si bajingan yang satu itu.
“Kak Izana meninggal!”
DEG!
Dunia yang selama ini naungi Mikey mendadak terasa roboh seketika, bersama dinding egonya yang perlahan retak hingga remuk tak bersisa.
“H-huh...?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda | Tokyo Revengers
Fanfiction//CW! suicide thought, harsh word, 15+ Tacenda adalah hal-hal yang lebih baik dibiarkan tidak terungkap. Ini tentang Keluarga Sano yang hidup bergelimang harta dan penuh kepalsuan. Saling membohongi satu sama lain demi ciptakan alur cerita yang dise...