Himari mendapati dirinya sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Bau obat-obatan yang menyengat sempat buat kepalanya berdenyut pusing. Hh, ternyata bukan mimpi, pikir gadis itu.
Perlahan, ia pun mencoba bangun dengan mengandalkan kedua lengannya sebagai tumpuan. Namun entah kenapa badannya terasa sangat lemas. Himari harus berkali-kali terjatuh sebelum pada akhirnya berhasil duduk bersender ke dipan ranjang.
Suasana kamar saat itu sepi. Tak ada satu pun yang menjenguk. Seolah, jika Himari membuka pintu di depan, maka yang menantinya adalah sebuah kekosongan.
Lusa, Himari sudah diizinkan pulang. Namun ia malah meragu, kira-kira apakah badannya yang diracuni ini akan lekas membaik?
Diracuni? Iya, gadis itu curiga kalau ada yang meracuni apel yang tempo hari dia makan. Dan satu-satunya sosok yang muncul di benak gadis itu adalah Akashi Senju.
Himari pun perlahan terisak. Ia muak dengan dunia yang mengelilinginya. Bisa-bisanya dia yang lemah, justru diberikan alur cerita yang seganas ini. Gadis bermarga Yua itu hanya ingin bahagia. Apakah tidak boleh?
Cklek!
Mikey masuk ke ruangan lalu pasang senyuman lembut. “Udah bisa duduk sendiri?”
“Mikey....”
“Eh?! Kamu kenapa nangis?!” Mikey langsung buru-buru menghampiri gadisnya dan merengkuh ke dalam pelukan.
“Kenapa dunia jahat banget, ya?” tanya Himari di tengah isakan pilunya.
“Udah, kamu jangan memikirkan apa-apa. Soal ada atau tidaknya orang yang meracuni makanan kamu, itu biar aku yang urus,” hibur Mikey sambil mengelus rambut panjang Himari dengan sayang.
“Mikey ... di sini ada orang yang ingin bunuh aku...,” lirih Himari lagi. Ada nada ketakutan di dalam suaranya yang lemah. Sungguh, Mikey sangat iba mendengarnya. Mendadak, dinding egonya runtuh begitu dihadapkan dengan kenyataan ini.
Pemuda berambut pirang itu, untuk pertama kalinya tersadar, bahwa ia sebagai manusia bukanlah apa-apa. Dia makhluk lemah, yang bahkan untuk melindungi Himari saja tidak becus. Akhir-akhir ini pun si Manjirou jadi lebih banyak diam.
“Mikey, tadi ... kamu habis dari mana?” tanya Himari begitu ia berhasil kuasai rasa takutnya.
Mikey melepas pelukan, lalu menghela napas berat. “Dari kamarnya Kokonoi,” jawabnya dingin.
“Loh, Koko ada di sini?”
Mikey mengangguk. “Iya, dia ada di sini.”
☀️
Mundur ke beberapa saat sebelumnya, Mikey langsung datangi kamar Kokonoi di lantai VVIP begitu tahu kalau pemuda itu sudah siuman. Sebuah keajaiban bagi pria itu telah sukses lolos dari maut.Mikey membuka pintu ruangan perlahan, lantas ia mendapati seisi ruang itu mengamatinya dari ujung kaki hingga kepala. Manjirou yang biasanya pasti akan mendobrak, menendang atau lakukan hal barbar lainnya asal bisa luapkan emosi.
Namun, hari ini berbeda. Yang datang ke ruangan itu adalah Sano Manjirou. Lelaki yang hatinya dipatahkan dunia. Lelaki yang di punggungnya ada banyak beban. Satu yang Mikey mau, yaitu hidup bahagia dengan Himari dan keluarganya.
Tapi, kenapa hal itu begitu sulit?
“Tuan Sano.” Tachibana Naoto menyapa sambil berikan ruang untuk Mikey hadapi Kokonoi yang kini cuma bisa terbaring lemah.
Kokonoi rupanya malah tersenyum tipis, alih-alih pasang raut sok menyebalkan seperti biasa. Seolah-olah lelaki dengan marga Hajime itu sudah menyesali perbuatannya.
“Koko ... kenapa?” tanya Mikey. “Kenapa kamu membunuh Kak Izana...?”
Mikey tahu? Iya. Berterima kasihlah pada Shinichiro. Pada hari itu si pemuda jangkung datang ke Markas Bonten lalu berhasil hentikan konfrontasi yang dilakukan Sanzu. Lantas dibantunya Kokonoi dan Kakucho yang terluka.
Baru setelah itu, Shinichiro dan Kakucho pergi ke kantor polisi dan beberkan semua ceritanya.
“Heh, Bos ... kalau aku bilang ada yang menyuruhku, apa kau akan percaya?” kata Koko. Satu kalimat yang mendadak buat tubuh Mikey berjengit.
“Siapa yang kau maksud?” tanya Mikey. “Satu-satunya orang yang melibatkan orang lain di dalam kejahatan adalah kamu, Hajime Kokonoi.”
“Kenapa kamu tega lakukan itu pada Kakucho dan Kak Izana?”
Koko tersenyum miring. “Siapa coba yang bisa menolak uang satu miliar?”
Naoto lantas menggeleng. “Tidak ada bukti. Tim kami sudah memeriksa jaringan internet di sekitar kediaman Keluarga Hajime dan tidak ada yang bisa membuktikan kata-kata ini.”
Mikey pun kembali tatap Kokonoi dengan alis turun. Namun yang ditatap hanya tersenyum miring. “Apa kalian tidak tahu apa itu yang disebut penjahat dark web?”
“Tentu saja omonganku ini mustahil untuk dibuktikan sebab memang klien kali ini menggunakan identitas palsu. Ditambah, kami melakukan kontak di dark web. Apa yang kalian, orang-orang pemerintah harapkan?”
“Transaksi ilegal di Facebook?” remeh Kokonoi lagi yang kemudian membuat Naoto geleng-geleng kepala.
Kasus pun dibiarkan seperti itu. Polisi dan pengadilan menetapkan kasus pencemaran nama baik dan pembunuhan berencana kepada Hajime Kokonoi, Kakucho dan Akashi Haruchiyo sebagai tersangka.
Iya, Sanzu juga terlibat karena sebelumnya dia berencana melenyapkan nyawa Koko.
Mikey hanya bisa memijit pelipis. Dia pusing bukan main. Siapa yang biarkan Sanzu tahu masalah ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda | Tokyo Revengers
Fanfiction//CW! suicide thought, harsh word, 15+ Tacenda adalah hal-hal yang lebih baik dibiarkan tidak terungkap. Ini tentang Keluarga Sano yang hidup bergelimang harta dan penuh kepalsuan. Saling membohongi satu sama lain demi ciptakan alur cerita yang dise...