Chifuyu terus genggam tangan gadisnya sejak dokter keluar dari ruangan. Perasaannya campur aduk, antara murka dan sedih. Namun tampaknya tiap embusan napas yang Eve keluarkan mampu buat hati Chifuyu yang keras melembut perlahan.
Pria bersurai undercut itu terus rapalkan doa yang ia bisa. Dia memang bukan orang religius, apalagi tipe manusia yang bolak-balik pergi ke tempat ibadah, tapi jika itu ada kaitannya dengan Eve, maka apapun akan ia lakukan.
“Chifuyu...?” Satu usapan lembut mendarat di puncak kepala lelaki itu. Untuk sesaat, Chifuyu kira ibunya turun dari surga dan hampiri dirinya.
Namun setelah mendongak, yang ia dapati adalah senyuman manis yang merekah di wajah Ayaka Sano. Lantas lelaki itu bergerak, rengkuh gadisnya ke dalam pelukan. Sambil menangis, ia pun layangkan cium berkali-kali di wajah Ayaka.
“Kangen ya?” tanya Eve setengah meledek.
“Banget, hiks....” Chifuyu yang sangar jadi mirip anak kucing sekarang.
“Memangnya aku udah tidur berapa lama sampai kamu sekangen itu?” tanya Eve lagi. Ia hapus bulir air mata yang basahi pipi pacarnya.
Bibir Chifuyu melengkung ke bawah. “Tiga hari. Aku takut kamu ninggalin aku, Eve...”
Eve pun kaget. Ia tak sangka bahwa dirinya akan pingsan selama itu hanya karena sebuah tendangan dan tamparan.
“Aku ... aku takut kamu ninggalin aku sama kayak waktu Mama pergi.”
Si gadis lantas menggeleng. “Enggak, Chifuyu. Selamanya aku akan ada di sampingmu.”
BRAK. Pintu kamar mendadak terbuka lebar, hentikan adegan romantis di antara dua sejoli tersebut. Di balik pintu berdiri dua orang gadis berpakaian modis. Eve pun tersenyum lebar begitu tahu siapa mereka.
“Laya! Mei!”
“Astaga, Eve! Syukurlah kamu sudah sadar!” pekik Laya sembari menghambur ke pelukan gadis itu.
Sementara itu, Mei yang sibuk membawa keranjang buah langsung sikut lengan Chifuyu. Gadis bermarga Nakamura itu tak habis pikir dengan si lelaki. “Panggil dokter sana! Eve kan baru sadar.”
“Hah? Tapi aku masih mau—“
“Aku mengerti kalau kamu ingin berduaan dengan Eve, tapi bagaimana jadinya kalau pacarmu ini pingsan lagi?” cerocos Mei yang undang kekehan garing dari Eve dan Laya. Di saat seperti ini, Mei memang selalu bisa berperan jadi orang paling tegas.
Chifuyu pun embuskan napas kasar. “Iya iya,” katanya lalu berbalik dan meninggalkan ruangan.
Barulah setelah lelaki itu pergi, Laya dan Mei ubah mimik wajah mereka jadi serius. Kedua gadis itu tahu kalau ini masih terlalu dini. Namun, mereka percaya Eve mampu tanggung semua. Keadaan Keluarga Sano mungkin saja sedang di ambang kejatuhan.
“Eve, kami ingin kamu lihat ini.” Mei serahkan ponsel ke tangan Eve. Di layar benda pipih itu rupanya tersaji puluhan, tidak, bahkan ratusan link artikel berita yang sebut-sebut nama Keluarga Sano.
Eve lantas mematung. Ia tenggak salivanya perlahan sembari tersenyum getir. Ia sudah mengira kalau ujungnya akan jadi begini. Di hari pertarungannya dengan Izana, kira-kira ada berapa kamera yang merekam?
“Harus ya aku lihat?” Gadis itu meragu.
“Iya,” jawab Laya.
“Tidak apa-apa, Eve. Kami ada di sini. Kalau nanti kamu tidak kuat, kita nangis bareng ya.” Kini Mei yang bersuara. Gadis itu layangkan pandangan penuh arti tersirat yang gagal Eve tangkap maksudnya.
Kepala Eve mengangguk pelan. Lantas jemarinya bergerak, meng-klik salah satu link artikel sembari siapkan mental. Apa yang sebenarnya sudah terjadi dengan keluarganya?
🌼
"Pojok author"
Konnichiwa Minna! Woaaah salam kenal ya semuaaa! Nama aku Ana! Boleh panggil Ana atau Ann 😺
Aku ini baru banget masuk dunia fanfiction! Biasanya aku nulis cerita original yang genrenya fantasi atau thriller muehehehe. Yes, aku wibu psikopat #pukulwibupsikopat
Sudah sampai sejauh ini nih ceritanya. Aku ingin minta tolong dong sama kalian 👉👈
Menurut kalian, apa cerita FF Tacenda ini seru? Membagongkan? Atau bikin greget?
Aku sendiri sih, tiap habis baca ulang langsung merasa hampa wkwkwkw. Emang kebiasaan aku bikin tokoh yang anti mary sue dan gary stue. Jadi jangan heran kalau otak dan akhlaknya pada sengklek 🗿🤞
Bye bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda | Tokyo Revengers
Fanfic//CW! suicide thought, harsh word, 15+ Tacenda adalah hal-hal yang lebih baik dibiarkan tidak terungkap. Ini tentang Keluarga Sano yang hidup bergelimang harta dan penuh kepalsuan. Saling membohongi satu sama lain demi ciptakan alur cerita yang dise...