Matsuno Chifuyu, seorang pria yang mewarisi perusahaan periklanan raksasa itu sejatinya adalah sosok yang memiliki banyak wajah. Jika miliki keinginan, maka ia tak akan segan menghalalkan segala cara.
PRANG!
Satu botol alkohol pecah menabrak dinding. Buat ketakutan tiga wanita yang kelilingi presensi pria itu. Chifuyu kira semesta sudah berada di genggamannya, tapi siapa sangka dia malah terjerat kasus kematian Izana Sano.
Tentu saja harga diri yang sudah ia bangun dan poles sedemikian rupa jadi hancur. Terlebih setelah video insiden perkelahiannya dengan Izana tersebar di internet. Chifuyu bersumpah akan menemukan siapa-siapa saja yang menyebarkan video tersebut dan mengirim mereka ke neraka.
"ARGH, TAKDIR GOBLOK!" bentak pemuda pirang tersebut. Netranya kini bergerak liar, memandangi satu per satu jalang yang disewanya lewat bisnis gelap milik Hajime Kokonoi. "Heh, kamu!"
Satu cengkraman kasar didapati seorang gadis berambut hitam sebahu. Chifuyu menarik tubuh gadis itu mendekat lalu tampar wajahnya keras. Sisakan tapak kemerahan di wajahnya yang ber-make up tebal.
"T-Tuan ... hiks ... aku...." Si wanita ingin protes, tapi nahas nyalinya terlanjur ciut. Siapa juga yang mengira kalau dirinya akan dipekerjakan di rumah orang gila.
Kemudian Chifuyu pun tersenyum miring. Ia tendang perut gadis itu hingga tubuhnya tersungkur membentur sofa. Lantas, tangan lelaki itu bergerak merogoh saku jas. Dan, dari sana keluar puluhan lembar uang kertas.
"Ini," kata Chifuyu sembari menjatuhkan puluhan uang ke atas kepala si wanita yang ia siksa. "Kamu akan diam kalau dengan ini, kan?"
Di dunia yang kejam seperti ini, bahkan keadilan pun bisa dibeli dengan uang. Si wanita yang mendapati uang-uang berguguran mengenai pahanya langsung terbelalak kaget. Ia tidak terima diperlakukan seperti ini. Meski dia bekerja di dalam bisnis kotor, tapi dia tetap manusia yang harus dimanusiakan.
Tapi apa boleh buat? Lawannya adalah Matsuno Chifuyu. Pria itu kebal hukum. Lantas dengan terpaksa, ia pungut lembaran-lembaran itu dengan cepat seolah dua temannya tidak boleh kebagian.
"Kalian mau uang?" Chifuyu menoleh ke arah dua wanita sisanya yang duduk termenung di atas sofa. "Sujud dan jangan teriak kalau aku tendang!"
Memang beginilah adanya. Chifuyu dan segala perangainya yang kasar. Selama ini, justru sikap manisnya lah yang dibuat-buat. Eve tahu itu dan tidak bisa terima. Makanya cinta mereka dipenuhi kebohongan.
Sore itu, di sebuah ruangan khusus, Matsuno Chifuyu menghajar tiga orang jalang habis-habisan. Tinju dan tendangannya melayang tanpa ampun. Sebab ia persepsikan ketiga manusia itu sebagai semesta sialan yang halangi langkahnya menuju puncak.
Biadab.
Drrt ... drrrt .... drrrt....
Getaran ponsel menyelamatkan nasib tiga perempuan tersebut. Chifuyu pun beranjak dari panggungnya lalu ambil benda pipih tersebut dari sebuah nampan yang sedari tadi dipegang seorang butler.
Alis Chifuyu terangkat sebelah, lantas ia berdecak malas begitu melihat nama Kokonoi Hajime terpampang di layar.
"Ya, cepat bicara. Aku gak punya banyak waktu untuk meladenimu, Koko," kata Chifuyu.
Koko terkekeh di sebrang sana. Sebenarnya dia khawatir kalau kliennya kali ini akan merusak wajah-wajah berharga pekerjanya. Persis, seperti yang sebelum-sebelumnya. Kalau asetnya dirusak, nanti dia dapat uang tambahan dari mana? Belum lagi ada para pelanggan menjijikan yang sudah antre untuk mereka.
Apakah Eve tahu? Tentu saja tidak. Gadis itu mengira kalau kekasihnya sudah menghilangkan kebiasaan menyewa wanita-wanita yang seperti itu sejak jauh-jauh hari.
"Dari nada bicaramu, sepertinya kau melakukannya lagi, huh?" balas Koko. "Dasar berengsek."
"Terus memangnya kenapa? Aku akan ganti rugi lima kali lipat dari apa yang sudah aku perbuat," timpal Chifuyu tanpa keraguan, "itu kan yang kamu mau? Uang kan? Aku bisa kasih berapa pun."
Koko diam-diam tersenyum miring begitu mendengar kata uang. "Sepuluh kali lipat atau informasi ini akan bocor ke telinga Ayaka Sano."
DEG!
Tidak. Jangan sampai gadis itu tahu dengan perbuatan Chifuyu hari ini. Lelaki itu tidak sanggup, bahkan hanya dengan membayangkannya saja Chifuyu sudah gemetaran.
"Baik! Aku bakal kasih sesuai maumu. Jangan bawa-bawa Eve ke ranah ini, Koko sialan." Chifuyu susah payah menahan kesabarannya.
"Nah sekarang hentikan apapun kegiatanmu di sana," titah si lelaki berambut hitam di sebrang telepon.
"Hah?"
"Aku akan share alamat sebuah bar. Malam ini kamu datang ke sini sendirian."
"Untuk apa? Kau pikir aku bakal datang?"
"Ayolah, kayak gak kenal sama aku aja." Koko terkekeh misterius. "Aku ini anggota Bonten paling kaya. Bahkan aku jauh lebih kaya daripada ketua kami juga daripada kamu."
Chifuyu menenggak salivanya. "Terus?"
"Ayo bersenang-senang malam ini, Chifuyu. Aku jamin pacarmu yang kelewat strict itu gak akan tahu," tutup Koko final.
Ada yang pria itu rencanakan.
🌼
Pojok Author
Uyeay, baru sempat update jam segini wkwkw. Seharian ini aku sibuk bantu bikin kue >w<)/
And guess what, ini tabungan BAB terakhir yang kusimpan di ponsel. Sisanya ada di laptop dan belum aku lanjut lagi. Besok libur dulu yaa update-nya. Kita nikmati malam takbiran di rumah masing-masing. Ayeee 💕✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda | Tokyo Revengers
Fanfiction//CW! suicide thought, harsh word, 15+ Tacenda adalah hal-hal yang lebih baik dibiarkan tidak terungkap. Ini tentang Keluarga Sano yang hidup bergelimang harta dan penuh kepalsuan. Saling membohongi satu sama lain demi ciptakan alur cerita yang dise...