BAB XXII: THE THIRD WHEEL

51 11 8
                                    

Mikey bawa presensi Himari di pertemuan keluarga hari itu. Sebenarnya Himari tidak mau datang, tapi apa boleh buat jika kekasihnya sudah meminta. Di ruangan tamu mansion Keluarga Sano, duduk dua keluarga berbeda yang tengah saling lempar tatapan dingin.

Sano dan Akashi. Sudah sejak dua jam lalu mereka terlibat obrolan. Mulai dari yang sekadar basa-basi hingga yang serius.

Shinichiro, lagaknya sudah tahu apa yang telah terjadi kemarin. Kepalanya berdenyut sakit sebab rencana yang telah ia susun demi keluarganya malah berujung gagal total. Terlebih, hari ini Mikey malah memancing percikan api lebih panas dengan dibawanya Himari.

Sementara itu, Senju terus menangis sesenggukan di pelukan Sanzu. Dia sungguh menyesal atas apa yang telah terjadi.

“Aku betul-betul menyesal. Aku melakukan itu karena ingin membuktikan, apa Mikey masih cinta sama aku atau enggak,” ungkap gadis berambut merah muda sebahu itu. “Aku ingin Mikey cemburu!”

“Tapi kan enggak gitu caranya, Senju,” komentar Takeomi, selaku anak sulung di Keluarga Akashi. “Sekarang apa yang mau kamu lakukan kalau udah terlanjur begini, hah?”

Shinichiro tersenyum, mencoba menenangkan sahabatnya. “Udah, jangan keras sama adik sendiri dong. Kita—“

“Senju, mungkin aja ... aku masih bisa nerima kamu kalau kemarin kamu gak macam-macam,” potong Mikey. Tentu saja lelaki itu tidak serius, dia cuma berniat memanas-manasi agar pertunangan mereka dibatalkan. “Mohon maaf ya, tapi aku gak mau terima barang bekas.”

Himari yang sedari tadi digandeng Mikey langsung tersentak kaget. Gadis itu sudah tahu semua cerita di bar kemarin lewat Mikey, tapi tetap saja kekasihnya itu tidak boleh menyamakan Senju dengan barang.

“Mikey!” desisnya.

Senju otomatis langsung memasang tatapan menusuk, tapi bukan ke arah Mikey tatapan itu dilayangkan melainkan Himari. Jelas-jelas gadis itu tengah menabuh genderang perang.

Takeomi pun tertawa miris. “Kalimat kamu menusuk banget, ya? Tapi bener juga sih. Siapa juga yang mau dengan wanita bekas pria lain, kan?”

“Abang!” bentak Sanzu, pikirnya itu sudah kelewatan. Padahal ia sama sekali tak tanggapi kalimat Mikey yang serupa.

“Yah, mau bagaimana lagi ya, Shinichiro,” ucap Takeomi sambil memberi kode kepada adik-adiknya untuk berdiri dari sofa. “Kami benar-benar menyesal atas apa yang sudah terjadi. Kami benar-benar sudah tidak punya muka lagi untuk melanjutkan ikatan ini.”

Senju pun diam-diam menggemeratakan giginya. Pada hari itu, dia bersumpah, kalau dia belum melakukan apa-apa dengan Chifuyu. Mereka baru mulai berciuman sebelum pada akhirnya Eve menendang-nendang pintu dari luar sambil berteriak kesetanan.

Dan semua ujung kejadian ini, Senju seratus persen limpahkan kesalahan kepada Himari Yua. Jalang berengsek, umpatnya dalam hati.

“Eh, Takeomi...?” Shinichiro refleks ikutan berdiri. Dia masih ingin mengusahakan pertunangan di antara kedua keluarga tersebut. Sebab, lelaki kaya raya itu menaruh segala pikiran, citra, dan rasa gengsinya pada tiap-tiap rencana yang telah dibuatnya.

Menghancurkan rencana Shinichiro, berarti sama saja dengan mencoreng nama baiknya. Itu anggapan yang ia buat sendiri.

Takeomi menggeleng lalu membungkuk, diikuti adik-adiknya. “Maafkan kami. Kami tidak pantas lagi untuk posisi yang sehormat itu.”

Mikey tersenyum culas begitu memandangi Keluarga Akashi. Siapa sangka, ternyata menyingkirkan Senju bisa jadi semudah ini. Padahal pemuda itu sama sekali belum melakukan tindakan apa-apa.

Namun, senyuman penuh kemenangan itu luntur tak bersisa begitu ia dapati tangan kakaknya yang terkepal kuat hingga cetak urat-uratnya di balik kulit.

Shinichiro marah. Dan itu buat Mikey takut.

“Maaf, bisakah aku ketemu dengan Eve? Aku harus minta maaf atas semuanya,” cicit Senju yang langsung dibalas senyuman manis dari Shinichiro.

“Dia di kamarnya. Mau aku temani?”

Senju menggeleng. “Enggak. Biar aku sendiri.”

Setelah mendapat persetujuan, si gadis bermarga Akashi itu langsung melangkah pergi dari ruang tamu mansion menuju undakan tangga kayu jati. Lantas, begitu tubuhnya dan Himari bersebelahan, ia senggol kasar rivalnya itu sambil layangkan lirikan benci.

Pada saat itu, Himari cuma bisa mematung. Ia ingin terjun ke dasar jurang sekarang juga, tapi cintanya pada Mikey membuatnya bertahan dalam kenyataan yang sulit.

Tacenda | Tokyo Revengers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang