BAB IV: THE ENGAGEMENT

129 18 22
                                    

Mikey berkeliling aula pagelaran sambil menggandeng Himari. Tentu saja tiap tamu yang melihat langsung saling berbisik ketika Mikey dirasa sudah menjauh. Harapnya lelaki itu tak akan mendengar, tapi apa sih yang mau mereka harapkan?

Ini Sano Manjirou. Orang paling egois di semesta. Dia begitu teliti akan ketidaksempurnaan. Ia tak pernah sekalipun meloloskan apa yang tidak menjadi kehendaknya.

Himari diam-diam melotot ngeri begitu kekasihnya itu menelepon nomor tak dikenal. Pemuda itu berbisik di sana, “Bereskan.”

Ini mimpi buruk. Dunia yang tak pernah Himari inginkan. Dia tahu betul apa yang selanjutnya akan terjadi pada orang-orang itu. Toh, dia pernah melihat Mikey melakukan hal yang lebih buruk daripada ini. Sano Manjirou pernah mengotori tangannya sendiri hanya karena masalah sepele, seperti berebut mainan misalnya.

“Yo, Mikey!”

Mikey mencodak lalu dilihatnya Haitani Ran berdiri sambil tersenyum miring. Di sekeliling pria jangkung itu berdiri para wanita berpakaian minim. Hanya dengan sekali lihat, Himari tahu kalau wanita-wanita itu adalah anjingnya Haitani Ran, si pewaris Perusahaan Haitani.

“Yo, Ran!” Mikey membalas sapaan itu dengan senyum lebar, seolah dia telah melupakan apa yang baru saja dilakukannya beberapa menit lalu lewat telepon.

“Siapa cewek di sebelahmu itu? Harem baru ya?” Ran sedikit menunduk, samakan tingginya dengan Himari sambil layangkan tatapan genit.

“Mundur, dia pacarku,” ujar Mikey penuh penekanan. Ia tidak suka ada pria lain yang mendekati kepunyaannya.

Ran pun tertawa terbahak, sedikit merasa bersalah karena telah salah kira. Namun ia tak habis pikir dengan Mikey karena dalam sekali tatap, ia tahu Himari bukanlah berasal dari keluarga elit kalangan atas. Si Haitani sulung itu lantas undang perhatian remaja yang lain.

Himari semakin merasa ciut. Kini di hadapannnya berdiri orang-orang yang asing baginya. Meski nyatanya mereka satu kampus, tapi si gadis bermarga Yua itu selalu berusaha hindari orang-orang kaya ini.

Bonten, begitulah mereka dipanggil. Siapa pun yang diakui sebagai bagian darinya, maka pasti miliki tato hanafuda di punggungnya. Himari tahu mereka anak nakal dan buruknya Mikey adalah pemimpin mereka.

“Maaf kalau kakakku ini menganggumu ya, Mikey.” Haitani Rindou menempeleng kepala Ran dengan wajah datar.

Mikey hanya mengangkat bahu, tidak peduli asalkan Himari-nya tidak terluka. “Mana Kakucho? Kok dia tidak ada di sini?”

Hanagaki Takemichi yang dari tadi sibuk menggandeng tunangannya—Hinata Tachibana—menggeleng. “Kayaknya tadi dia pergi bareng Kak Izana.”

Mendengar itu, Mikey pun cemberut. “Dia itu ada di pihakku atau Izana sih?”

Kokonoi Hajime pun terkekeh. Bisa dibilang dia adalah bandarnya informasi. Dia tahu segalanya tentang bisnis dan orang-orang di dalamnya termasuk aib mereka. “Biar aku tebak. Kamu pasti bertengkar dengannya karena cewek di sebelahmu kan?”

Wajah Himari langsung pucat. Tangannya pun berkeringat dingin. Mikey sadari itu dan pererat genggamannya. Ia tak akan biarkan gadisnya itu kabur. Himari harus memenuhi ego Mikey untuk menemaninya semalaman ini.

Sadar ada yang tidak beres dengan wajah Mikey, tunangan Kokonoi—Mei Nakamura—langsung berdeham. Ia lantas menyikut perut Kokonoi hingga pria itu mengaduh pelan. “Kamu cantik sekali. Kayaknya aku pernah lihat deh. Tapi di mana ya?”

Laya Ishikawa lantas melepaskan gandengan Akashi Haruchiyo dan berjalan dekati Himari. “Kamu temannya Eve, kan?”

“A-ah, iya. Aku temannya Eve,” jawab Himari kikuk yang undang sekumpulan remaja itu untuk ber-oh ria.

Tentu dia sudah mengenal dua gadis itu. Selain salah satu dari orang kaya di kampusnya, Laya dan Mei pun adalah teman ngobrol Eve di kampus. Bisa-bisanya Eve tahan ada di sekitar orang-orang ini, batin Himari.

“Awalnya aku heran sih, kenapa Eve bisa dekat denganmu. Tapi setelah tahu kalau kamu adalah pacarnya Mikey, aku jadi tidak heran,” ujar Akashi Haruchiyo yang lebih akrab dipanggil Sanzu.

Salah. Himari sudah berteman dengan Eve jauh sebelum itu. Bahkan Mikey mengenalnya karena sering melihat saudari angkatnya itu belanja atau nonton film di ruang tengah bersama Himari.

Pembicaraan itu pun seketika terhenti begitu seluruh hadirin bertepuk tangan. Rupanya di atas panggung, Shinichiro tengah umumkan pertunangannya dengan seorang aktris cantik yang sedang naik daun. Semua orang di ruangan ini pasti tahu siapa itu Mayumi Jang.

“Wah, Kak Shin dan Kak Vami cocok banget ya, Mikey,” ucap Himari berbinar.

Mikey diam-diam terpesona dengan kekasihnya. Ia tampilkan tatapan memuja ketika tangkap senyuman yang mekar di wajah Himari. “Suatu hari nanti, kita juga akan seperti itu.”

DEG. Jantung Himari otomatis berdebar kencang. Bukannya tidak tahu diri, Himari hanya terlalu mencintai Mikey sampai-sampai ia singkirkan perbedaan kasta mereka dan berharap suatu hari bisa satu atap dengan kekasihnya itu.

Lantas, setelah acara tukar cincin, Kakek Sano kembali kuasai panggung. Seluruh lampu di aula pun dimatikan, sisakan lampu sorot yang sinari eksistensi si pria tua kaya raya.

“Saya sangat bahagia malam ini. Saya berharap semua cucu Keluarga Sano bisa temukan pasangan yang mereka cintai suatu hari kelak.”

“Dan selain Shinichiro, malam ini pun ada salah satu cucu saya yang akan temui calon tunangannya.”

Mikey mengangkat sebelah alis. “Siapa? Izana?”
“Saya dengan bangga akan mengumumkan hasil pembicaraan Keluarga Sano dan Keluarga Akashi.”

Sanzu yang berdiri di belakang Mikey pun langsung keringat dingin. Di antara dua saudaranya—Takeomi dan Senju—hanya si adik perempuan lah yang saat ini belum terlihat dekat dengan siapa pun.

“Senju Akashi.” Lampu sorot seketika sinari sosok gadis manis berambut merah muda yang tengah duduk tenang dekat jendela. “Akan menjalin ikatan pertunangan yang sakral dengan salah satu cucu saya, yaitu....”

“Bosen bang—“ Mikey menguap.

“Sano Manjirou.”

DEG.

“HAH?!” Lampu sorot langsung sinari presensi Mikey. Sisakan hati Himari yang pecah berkeping-keping.

Tepuk tangan hadirin kembali bergemuruh. Namun Mikey dan teman-temannya hanya diam di tempat dengan pandangan kaget. Tak ada satu pun yang tahu dengan pertunangan ini termasuk Kokonoi si sumber informasi maupun Sanzu yang dari Keluarga Akashi.

Semuanya berjalan begitu cepat, hingga tahu-tahu sosok Senju tersenyum manis di depan Mikey sambil ulurkan tangan. “Ayo, kita dipanggil,” katanya.

Himari, ambruk ke lantai.

Tacenda | Tokyo Revengers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang