chap 3 bertemu

427 33 2
                                    

Hari ini dikantor Sana.

"Apa jadwalku"tanya Sana.

"Kau akan mengunjungi salah satu pemilik saham yang baru saja melahirkan"jawab eunha.

"Haruskah"tanya Sana.

"Harus kalau tak mau perusahaan mu hancur"peringat eunha.

"Baiklah"ucap Sana.

"Apakah nonacow sampai dengan selamat"tanya Sana.

"Mengapa kau membeli sapi apa kau tau artikel banyak dibuat sebab kau membeli sapi"ucap eunha.

"Tapi kan aku membeli kain juga"ucap Sana.

"Gak ngaruh"ucap eunha.

"Biarin aja sih kan biar rumah peternakan ada yang nempatin"ucap Sana.

Sana pun melanjutkan pekerjaannya setelah eunha keluar.

.
.
.
Siang nya Sana mengendarai mobil kuning miliknya kerumah sakit tempat sahabatnya melahirkan.

Sesampainya dirumah sakit Sana lalu langsung mencari ruangan sahabatnya itu melalui resepsionis.

"Dimana kamar solar"ucap Sana.

"Siapa anda"tanya resepsionis.

"Saya Sana sahabatnya"jawab Sana.

"Baiklah, anda bisa kekamar VIP"ucap resepsionis.

"Terima kasih"ucap Sana.

"Sama sama"ucap resepsionis.

Sana lalu berjalan kearah ruangan VIP tempat solar melahirkan.

*Tok tok* Sana mengetuk pintu.
"Masuk"ucap solar.

Sana pun masuk.

"Ohh kau"ucap solar.

"Iya ini aku"ucap Sana.

"Ada apa"tanya solar.

"Aku menjengukmu"jawab Sana.

"Masa sih"ucap solar.

"Mengapa kau menarik setengah sahammu"ucap Sana.

"Nah kan"ucap solar.

"Apa alasanmu"ucap Sana.

"Aku kan sudah bilang kau harus bisa membuat baju untuk ibu hamil, baju bayi, dan baju pernikahan sedangkan kau saja masih jomblo"ucap solar.

"Alasan macam apa itu"ucap Sana.

"Terserah yang punya saham kan aku minimal kau harus menikah untuk mendapat sahamku"ucap solar.

"Whatt"ucap Sana.

"Ehh jagain anak ku dulu ya aku mau kencing"ucap solar berjalan keluar meninggalkan Sana bersama bayinya.

"Hei hei" teriak Sana.

Sana pun ditinggal berdua dengan anak solar sendiri.

Tiba tiba Sana yang penasaran menoel pipi anak solar dan menyentuh tangannya yang mungil.

Saat tangan Sana digenggam anak solar tak disadari wajah Sana mengukir senyum.

Namun saat Sana menarik tangannya tiba tiba bayi itu menangis Sana yang tak punya pengalaman mengurus bayi pun kewalahan saat mendengar bayi itu menangis.

Terlebih solar tidak memberitahu apa apa tentang bayinya.

Sana kemudian mencari apapun yang sekiranya bisa menenangkan sang bayi namun tangisan nya semakin kencang.

"Diam sssttt"ucap Sana.

"Solar mana sih ahh"ucap Sana frustasi.

Sana memberikan jarinya lagi pada bayi itu namun bayi itu malah menepisnya.

begin again saida (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang