chap 18 undangan

212 23 4
                                    

Kini seminggu lagi Sana dan dahyun akan menikah.

Kini dahyun sedang dalam ruangan Sana.

Mereka sedang memilih kartu undangan pernikahan.

"Mana yang kau sukai"tanya Sana pada dahyun.

Dahyun lalu melihat lima kartu undangan itu.

"Aku terserah kau saja"jawab dahyun.

Sana lalu melihat lihat kartu undangan itu.

"Eunha mana yang bagus"tanya Sana pada eunha.

"Ehh kenapa harus aku yang memilih"ucap eunha.

"Ya pilih saja yang mana kau suka"ucap Sana memaksa.

"Itu urusan kalian"ucap eunha tidak mau memilih.

Eunha pun keluar meninggalkan Sana dan dahyun yang sedang bingung memilih kartu undangan.

"Mereka yang menikah mengapa selalu aku yang repot"gumam eunha sambil keluar.

"Ngurus gedung lah itu lah, kalau bukan bos dan sahabat sudah kuruntuhkan ini semua"ucap eunha sewot.

Kemudian pegawai yang lain menatap eunha dengan aneh.

"Sekretaris eunha apa kau sehat"ucap salah satu pegawai.
"Aku tak apa apa"ucap eunha menjadi kalem.

Eunha lalu berjalan menuju pantry untuk membuat teh serta menenangkan diri.

.
.
.
Kembali keruangan Sana.

"Kalau begitu ini saja"ucap dahyun menunjuk kartu warna biru polos.

"Tidak tidak itu terlalu biasa, ini adalah pernikahan Minatozaki Sana jadi orang orang harus kubuat takjub"ucap Sana narsis.

Sana lalu membuang semua kartu itu dan menggambar sebuah sketsa.

Dahyun hanya diam sambil memperhatikan apa yang akan dilakukan Sana.

"Apa warna kesukaanmu"tanya Sana.
"Aku suka warna putih"jawab dahyun
"Apa karena kau dokter"tebak Sana.
"Sepertinya iya"jawab dahyun.

Sana lalu membuat kartu undangan pernikahan milik mereka sendiri.

"Untuk apa membuat sendiri"tanya dahyun.
"Biar beda dengan yang lain"jawab Sana.

Dahyun pun hanya mengikuti Sana.

"Pertama harus berwarna pink dan putih setelah itu sedikit gambar pahatan dan bintang"ucap Sana.

"Bagaimana menurutmu"ucap Sana menunjukan karyanya.

"Bagus"ucap dahyun berkomentar.
"Namun ini masih kurang"ucap Sana.
"Apanya yang kurang"tanya dahyun.
"Sebentar"ucap Sana.

Dahyun pun kembali diam.

"Nah, sudah"ucap Sana selesai menggambar bunga lily.

"Mengapa harus bunga kau kan alergi pada bunga"ucap dahyun.

"Aku memang alergi pada bunga makanya hanya bisa menggambarnya"jawab Sana.

"Lalu kau tau bentuk bunga Lily dari mana"tanya dahyun.

Sana kemudian menunjukan galeri foto di ponselnya yang dipenuhi foto bunga bunga.

"Aku menyimpan mereka saat ingin membuat lukisan"jawab Sana.

Sana dan dahyun pun selesai membuat sketsa undangan itu lalu Sana memanggil eunha.

"Ada apa bos"ucap eunha.
"Apa kau marah"tanya Sana.
"Tidak sama sekali"jawab eunha.

begin again saida (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang