30. kebahagiaan sesaat

128 17 5
                                    

Vote + Komen ya, besok up lagi

***
"Sial" lirih suho pelan ketika ia melihat kearah jisung Dan kedua orang tuanya.

Lisa melirik kearah suho Dan jisoo secara bergantian. "Kenapa dengan kalian? Kok keliatan kaget gitu?"

"Tidak papa bun," jawab jisoo dengan senyuman, ia mengendong jisung kedalam pelukanya.

"Kenapa tidak menelfon dulu kalau kalian Mau kesini?" Tanya suho.

"Biasanya juga tidak, kenapa sekarang kamu protes," jawab Lisa heran.

"Ayah Sama bunda cuma bawain kalian martabak doang," ujar Sehun yang memperlihatkan seplastik martabak yang ada ditangan kananya.

Suho mengambil martabak ituu. "Yasudah kalian boleh pergi"

Jisoo membulatkan matanya ketidak suho berbicara seperti ituu, ia tersenyum manis kearah orang tua suho dengan ramah.

"Maaf ya bunda, sepertinya suho cape makanya dia Kaya Gini"

"Ga papa Kok sayang, Kami juga cuma mampir doang Kok, ayo jisung," ujar Lisa yang mengambil jisung dari pelukan jisoo.

"Jisung tidak ingin tinggal disini?" Tanya jisoo kepada anaknya, sedangkan lelaki ituu hanya mengelengkan kepalanya secara perlahan.

"Biarin jisung samaa neneknya," jawab suho.

"Astaga suho, kalau bunda tau Mau ngelahirin orang Kaya kamu, Pasti pas kamu keluar bunda bakal masukin lagi," ujar Lisa heran dengan anak laki lakinya itu, kenapa ga heran coba, suho selalu mengusir dirinya dari rumah itu.

"Apakah bunda tidak bisa membaca situasi?" Tanya suho kesal.

Lisa mengerutkan keningnya dengan heran, mata ia tertujuk Pada bekas merah dileher jisoo. "Ah Astaga, ayo sayang Kita pergi," ujar Lisa yang mengandeng tangan suaminya. Kemudian ketiga pegangu ituu telah pulang kerumah mereka.

Jisoo melirik kearah suho kesal. "Aku ingin jisung tetap disini tau"

"Bukankah Kita akan melanjutkan? Jauh lebih Bagus jika jisung ga adakan" ujar suho yang mendekati jisoo secara perlahan.

Jisoo menatap sinis kearah suho, ia mendorong tubuh suho secara perlahan. "Bodohlah, Aku Mau tidur," ujar jisoo, wanita itu berlari kecil keanak tangga. Namun.

"kamu yakin tidak Mau melanjutkanya?" Tanya suho yang melihat jisoo berhenti medadak.

Jisoo melihat kearah suho dengan kesal, lidahnya menjulur sedikit untuk meledek suho. "Ga akan, urus aja adik kecilmu yang bangun itu, " ujar jisoo kembali, ia kembali berlari kecil untuk kembali kekamarnya.

Suho hanya menghela nafas kasar, ia menatap layar ponselnya Dan mengangkat telfon dari seseorang.

"Kamu kenapa ga kesini?" Tanya seseorang dari sisi telfon milik suho.

Suho menghela nafas secara kasar. "Sana, Bisakah kamu tidur sendiri untuk malam ini?"

"Ha? Malam ini, sudah 2 Hari kamu tidak menemaniku, ohh apakah aku perlu kesitu menjemputmu?" Tanya sana.

"Baiklah Aku akan segera kesitu," ujar suho sambil mengakhiri telfon.

Suho mengambil jaketnya lalu berjalan keluar ruma untuk menuju kerumah sana.

***

Pagi harinya
Jisoo membuka mata menatap dinding kamarnya. Dia terduduk melihat kearah meja yang berada disebelah kananya, matanya tertujuh pada sebuah ponsel yang sedari tadi berdering sangat keras. Ia menatap sebuah pesan dari sohyun.

Sohyun

Aku tidak berbohong, Aku melihat suho dengan wanita lain jisoo
Read

Jiso menghela nafas kasar, Bagaimana sahabatnya itu menudu suho seperti itu, "Mana mungkin suho melakukan Hal itu," monolog jisoo. Ia kembali melihat sebuah pesan dari suho, yang mampu membuatnya benar benar tersenyum seneng.

Suho

Selamat pagi sayang, aku sudah pergi kekantor, kamu jangan lupa makan l love you jeon jisoo
Read

Jiso membaca pesan itu dengan tersenyum. ia meletakan kembali ponsel itu ketempat semula.

Jisoo pergi kearah kamar mandi untuk membersihkan seluru badanya dan setelah itu ia membuat makanan untuk suho.

Dari kemarin jisoo memang tidak bekerja. Karena ibunya suho menyurunya untuk tetap dirumah. Mungkin karena beberapa hari lagi mereka akan tunangan jadi jisoo di-liburkan dulu untuk beberapa hari kedepan.

Jisoo menatap kotak makan merah mudah miliknya. Bibirnya membentuk uraian yang indah.

"Sudah siap, jangan kasih tahu de kalau aku mau kekantornya, biar jadi kejutan," gumamnya yang keluar dari rumah untuk mengambil motornya dari bagasi rumah.

Jisoo menaiki motor sportnya yang berwarna merah. Setelah ia benar benar siap motor itu dijalankan secara perlahan untuk menuju kantor suho.

Dalam 10 menit jisoo telah sampai dikantor itu. ia memasuki kantor itu dengan tersenyum.

"Pagi," sapa kariyawan kantor dengan ramah.

"Pagi," sapa balik jisoo dengan senyuaman indahnya.

Jisoo langsung menuju kelift dan menekan tombol angka tiga. Selama dilift jisoo tersenyum senang sambil melihat bekal kotak makan yang ia buatkan khusus untuk suho. Hari ini jisoo tidak mengambari suho jika dia mau datang karena ia ingin membuat surprise untuk suho.

Tidak perlu butuh waktu lama pintu lift terbuka dan jisoo langsung keluar dari lift itu. Jisoo langsung menuju keruangan suho.

Setelah jisoo berada didepan pintu masuk ruangan suho. Dia menghembuskan nafasnya secara perlahan dan segera tersenyum indah. Jisoo membuka pintu ruangan suho.

Matanya sayu, ia mundur secara perlahan, Hatinya kembali sakit, matanya melihat yang seharusnya tidak ia lihat. Jisoo melihat suho sedang berpelukan dengan seorang yang ia kenal. Orang itu adalah orang yang memberikan surat kepada suho melalui jennie.

Hatinya sakit benar benar sakit. Tubuhnya tiba tiba saja lemas yang membuatnya menjatuhkan bekal kotak makan yang tadi pagi ia buat khusus untuk suho sehingga menimbulkan suara yang cukup keras.

Suho melepaskan pelukan-nya dan menatap jisoo dengan terkejur. Dengan cepat suho mendorong perempuan yang ada dihadapanya.

Jisoo tersenyum kearah suho. "Ma-mafkan saya tuan," lirih jisoo yang berusaha menyembunyikan sakit hatinya, jisoo kembali mengambil kota makan-nya. setelahnya ia langsung berlari keluar dari tempat itu.

Bersambung...

My Boss || [End√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang