Penculikan 2

155 19 8
                                    

"Jika kau mati bukankah lebih baik?" ujar sana yang menondongkan senjata api yang ia pegang.

Jisoo menarik tangan kanan sana, memutarkan tangan ituu hingga kepunggung pemilik tanganya.

"Shitt sakit," ujar sana, jisoo mendekatkan mulutnya ketelinga sana.

"Ingat, Saya adalah angota pencuri yang Sudah terkenal sejak lama, anda benar benar Salah mencari lawan nona sana," lirih jisoo pelan. Ia mengambil pistol yang sana pegang. Kemudian matanya tertujuh kearah pintu dengan terkejut.

3 anak buah sana datang kedalam ruangan itu dengan menondongkan pistol kearahnya.

"Jatuhkan," ujar Salah satu dari mereka.

Jisoo hanya tersenyum remeh, Gerakan ia cukup gesik untuk menarik sana kedalam pelukanya, hingga leher sana hampir tercekek karena tanganya. Senjatanya ia todongkan tepat dikepala sana. "Jika kalian tidak meletakan senjata kalian, saya akan membunuh nona kalian disini, " ancam jisoo.

"Sialan lepas bangst, " sana terus merontah rontah tetapi tetap saja tenaga jisoo akan jauh lebih besar.

Jisoo tersenyum melihat ke3 pengawal sana yang masih setia mengarahkan senjata mereka kearah jisoo.  "Ohh jadi kalian benar benar ingin nona kalian mati kah?" tanya jisoo.

"Jatuhkan sialan, " triak sana sedikit takut.

Ke3 pengawal itu segera meletakan senjata milik mereka dilantai, namun salah satu dari pengawal itu melemparkan sebuah pisau kearah senjara milik jisoo sehingga senjata milik jisoo jatuh begitu saja.

"Sialan, " lirih jisoo pelan. Ia mulai melepaskan sana dari gengamanya,  karena jumblah lawan tidak setara denganya.

Plak, sebuah tamparan mulus begitu saja kepipi kanan jisoo. "Bangsat, udah saya kasih hati kamu minta jantung sialan, kamu pikir kamu hebat? "

"Memang saya hebat, tidak seperti anda, udah lemah mainya kroyokan pula, " lirih jisoo sambil tersenyum sinis.

"Sialan"

Plak, lagi lagi jisoo ditampar oleh sana. Takut? Tidak, jisoo tidak merasa takut sedikitpun sama wanita sialan yang berada dihadapanta. Kalau saja mereka ga main kroyokan, sudah habis sana olehnya.

"Apakah saya salah bicara nona?"

"Diam, " ujar Sana geram, ia menondongkan senjata apinya tepat kearah jidad jisoo. Jisoo diam, apakah dirinya akan mati sekarang?

"Anda benar benar mau melenyapkan saya? " lirih jisoo pelan yang mampu membuat sana tersenyum sinis.

"Kenapa? Anda takut? Kalau memang anda takut, anda tinggal turuti apa yang saya mau, saya tidak akan membunuhmu nona jeon jisoo, "

"Tidak, saya cuma mau bilang kalau tangan anda gemeteran tuh, masih mudah kok udah bebuyutan " ujar jisoo.

Note : bebuyutan kaya semacam tangan gemetar gemetar, biasanya ini terjadi keorang yang udah tua.

Ucapan jisoo mampu membuat sana kesal.

"sebenarnya saya tidak mau melakukan ini, tapi anda tidak mau bernegosiasi jadi yasudahlah, " ujar sana pelan.

"Hey apa yang kamu lakukan san," triak pria yang mampu membuat sana menoleh kearahnya.

"Jangan halangin saya tae, " lirih sana pelan. Taehyun menghela nafasnya dengan lembut.

"Kenapa harus melenyapkan? Apakah itu bisa menyelesaikan masalah?"

"Bukankah ini cara terbaik, "

Taehyun tersenyum mendekat kearah sana dengan santai. "Benar juga katamu san, jika saya melenyapkan jisoo,  maka saya juga dapat melihat suho bersedih,"  lirih taehyun pelan.  "Biarkan saya yang membunuh nona pencuri ini,"  ujar taehyun yang mampu membuat sana kaget seketika.

My Boss || [End√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang