Ditinggal

130 10 11
                                    

Hari ini adalah hari pemotretan jisoo dan suho. Masalah kemarin benar benar selesai, jennie memutuskan untuk melupakan kai karena kemarin jennie sempat jujur kepada jisoo bahwa dia ada rasa kepada lucas.

Jisoo menuruni tangga dengan baju yang berwarna putih dan celana yang berwarna hitam. Jisoo melihat kearah suho yang sedang menunggu dibawah tangga.

"Kemarin telat sekarangpun telat," ujar sujo yang diberikan senyuman manis oleh jisoo.

"Jangan senyum gitu dong," ujar suho yang menusuk kedua pipi jisoo dengan kedua jari telunjuknya.

Senyuman jisoo terpudar karena jari telunjuk suho yang ada disudut bibirnya. "Kenapa?" Tanya jisoo bingung.

"Senyuman kamu itu terlalu manis. Kamu mau tangung jawab jika aku diabets," jawab suho yang diberikan tatapan sinis dari jisoo.

"Bukan waktunya gombal," ujar jisoo yang pergi meningalkan suho yang sedang berdiri dibawah tangga.

Suho hanya tersenyum melihat tingka salting jisoo. Menurut suho ketika jisoo marah, salting ataupun cemberut itu sangatlah lucu dan mengemaskan makanya dia selalu menjahili tunanganya itu.

Jisoo menaiki motor milik suho saat laki laki itu sudah siap. Suho melihat wajah jisoo dari kaca spionya. Wajahnya masih memerah tapi juga terlihat tertekuk. Suho yang melihatnya pun menghela nafas secara perlahan. "Udah dong jangan cemberut terus nanti cantiknya hilang."

"Kok kamu gombal Lagi sih," jisoo berdecak kesal karena gombalan dari suho membuatnya sangatlah malu. Jisoo memegang kedua pipihnya yang membuat suho terkekeh melihatnya. Laki laki itu mulai menjalankan motornya untuk menuju ketempat pemotretan.

***

Dekorasi yang sangatlah indah. Dengan latar yang berwarna hitam dan bingakian bunga bunga, disetiap sudut latar itu ada tirai tirai yang tergantung rapih. ditempat itu juga ada kursi yang sangat cantik, mungkin kursi itu digunakan untuk pose orang yang akan dipotret.

Sang foto grafer sudah bersiap untuk memotret sedangkan kedua orang yang akan dipotret masih sibuk menganti pakaianya.

Suho keluar dari ruangan ganti sambil membereskan kemejanya. "Sujo," panggilan itu membut suho menegok, dia menatap jisoo dari ujung kaki sampe ujung kepala. Gerakan tangan-nya yang sedang membereskan kemejanya pun terhenti disaat melihat kearah jisoo yang sangatlah cantik.

Sang fotografer menyuru mereka berdua untuk berdiri ditempat yang telah disediakan.

"Tolong senyumanya," ujar sang fotografer yang hendak mengambil gamar tapi.

Ting, suara notifikasi dari headphon suhi yang membuat suho mengambil headphonya dan membaca pesan itu.

Setelah suhi membaca pesan itu. Entah kenapa wajahnya tiba tiba berubah menjadi sangat ceria, dia melepaskan pelukanya dipingang jisoo. "Jisoo kamu pemotretan sendiri ya, aku ada urusan," ujar suho yang meningalkan jisoo sendiri.

Berbagai macam pertanyaan yang terlintas dikepala jisoo. Dia hanya ingin tahu kenapa suho pergi, apakah ada sesuatu yang lebih penting dibandingkan pemotretan pertunaganya.

Jisoo tersenyum kearah fotografer. Dia memegang sebuah bunga yang indah untuk difoto.

"Baru saja pemotretan sudah ditinggal pergi, apa lagi nanti sudah nikah pasti mendua,"  jisoo sakit mendengar beberapa orang bergosip tentangnya. Jisoo menganti baju sambil mengusap air matanya karena tadi dia sempat nangis.

Walaupun cuma pemotretan tapi menurut jisoo pemotretan itu sangatlah berharga. Dia berusaha terus tenang dan tidak khawatir kepada suho.

***

My Boss || [End√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang