BAB14

325 32 7
                                    


Suho memasuki ke-kamarnya. Ia melihat jisoo yang sedang menatap langit langit sambil melamun.

"Kenapa masih memikirkan perkataan papi?" Tanya suho duduk disebelah jisoo yang sedang melamun diteras kamar suho dulu.

Jisoo menganguk lesuh. Sedangkan suho hanya menghebuskan nafasnya perlahan. "Tidak perlu khawatir," ujar suho yang memegang pundak jisoo lembut.

"Ini semua gara gara kamu sih. Kenapa harus libatkan aku. Kalau kita tunangan beneran gimana." Ujar jisoo yang melepaskan tangan suho yang ada dipundakanya.

"Ya tinggal kita nikahkan apa susahnya."

"Aku tanya sama kamu. Apakah kamu mencintaiku?"

Suho diam. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari jisoo. Kalau boleh jujur dia masih mencintai sana. Dihatinya cuma ada nama sana seorang. Tapi mungkin ada sedikkt perasaan untuk jisoo yang sulit suho artikan apakah perasaan ini adalah cinta atauhkah hanya perasaan pertemanan.

"Gak bisa jawab kan. Kalau nikah tanpa dasar cinta apakah bisa bertahan lama. Aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup suho." Ujar jisoo yang kembali menatap lagit langit yang berwarna biru dengan awan awan yang indah.

"Maaf," ujar suho yang menundukan kepalanya menatap kelantai dengan rasa bersalah.

"Sudahlah, lebih baik kita pulang sekarang. Mungkin kawan kawanku sudah menunggu" ujar jisoo yang keluar dari kamar itu.

Jisoo menuruni tangga. Matanya tertuju kearah tempat duduk yang berada didepan tv. Senyum jisung dan kedua oramg tua suholah yang terlihat dimatanya.

"Apakah aku boleh melihat pemandangan ini selamanya?" Tanya batin jisoo kepada dirinya sendiri.

Jisoo menghela nafas perlahan. "Maaf. Maafkan aku telah membohongi kalian," batin jisoo kembali.

"Ehh kalian sudah bicaranya?" Tanya sehun yang melihat kedatangan suho dan jisoo dari arah tangga.

"Bunda papi kita pulang dulu,"

"Tapi jisung mau disini eomma," mohon jisung kepada ibunya dengan raut wajah memohonya.

"Yaudah kalian pulang dulu, biar jisung nginep disini," ujar lisa yang mengelus puncak kepala jisung.

"Baiklah, titip jisung eomma," Jisoo dan suho keluar dari rumah itu untuk kembali kerumahnya.

***

Rumah

Jisoo dan suho telah sampai dirumah. Jisoo langsung melepas seatbelt lalu turun dari mobil itu untuk masuk kerumah suho.

"Hei kau masih marah?" Tanya suho yang menarik tangan kiri jisoo.

"Tidak," jawab jisoo.

"Kenapa kau mengabaikanku disepanjang perjalanan kau juga tidak melihatku sedikitpun."

"Lepas. aku benar benar pusing," ujar jisoo yang menlepaskan tanganya dari gengaman tangan suho.

"Oke oke aku jujur, aku belum mencintaimu tapi aku akan berusaha untuk itu jisoo, aku tidak main main dengan pertunangan ini,"

Jisoo tersenyum kearah suho. Ntah kenapa perkataan itulah yang ingin jisoo dengar dari mulut suho.

"Baiklah, aku juga akan berusaha membuat kau jatuh hati kepadaku" ujar jisoo yang memasuki rumah itu

***

Jisoo memasuki kamarnya kemudia ia ambruk dikasur itu. "Mungkin aku sudah benar benar gila karenanya?" Batinya yang sedang menatap langit langit yang ada dikamar itu.

My Boss || [End√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang