"lepasin!!"
"lo harus gue beri pelajaran!"
saat keluar dari ruangan rendi, dan setelah sahira mengatakan itu jeano langsung menyeretnya dengan kasar.
Laki laki itu tidak peduli dengan tatapan pengunjung rumah sakit karena erangan dari sahira.
jeano menghempaskan tangan sahira di pelantaran rumah sakit sahira masih sibuk dengan pergelangan tangannya.
"kenapa lo pergi gak bilang?" tanya Jean.
"harus?" tanya Hira balik.
"bokap lo nitipin lo ke gue," desis Jean.
"bukannya lo yang nawarin diri buat nemenin gue?" tanya Hira.
"nemenin lo, tapi lo malah pergi gak ada izin dari gue,"
sahira menghembuskan nafas keatas dan tertawa hambar dan berkacak pinggang melihat jean.
"ngaca je,"
"gue udah izin sama lo mau ke warung, dan lo main pergi ke rumah sakit mana sendirian,"
"bukan nya tadi lo juga ke rumah sakit?"
jeano mengerjap beberapa kali dan menggeleng "lo pikun? gue izin sama lo ke warung,"
"nggak kok gue liat lo di taman rumah sakit....pake jaket ini topi ini terus sepatunya juga sama,"
jeano diam memikirkan kebohongan yang bagus.
"gak usah play vict,"
sahira berbalik dan hendak menuju ruangan rendi lagi namun jeano mencekal tangannya.
"ngobrol apa lo berdua didalem?"
"ber empat, ada orang tua rendi juga,"
gadis itu tidak mau terjadi apa apa lagi dengan rendi nantinya.
"yaudah ngobrol apa? penting gak?"
"penting emang buat lo?"
"sahira...gue gak mau berantem sekarang," ujar jean.
"lagian yang mau berantem sama lo itu siapa? udahlah minggir,"
sahira berbalik lagi dan segera berlari dari jeano yang sedang menahan amarahnya itu.
sahira bodoh mengapa ia tidak memotret kedua insan manusia itu tadi.
sahira berlari kecil menyusuri lorong lorong rumah sakit, matahari sudah diatas yang menunjukan waktunya makan siang.
gadis itu menatap jam tangannya dan netranya menatap seseorang berbadan jangkung di ujung lorong.
dia sangat mengenali orang itu.
badannya seperti mematung lalu laki laki itu berjalan santai ke arah hira yang sedang mematung.
"siang hira,"
"ngapain lo kesini?" tanya Hira dingin.
"jengukin rendi,"
"gak usah macem macem theo, gue gak akan izinin lo jengukin dia. pergi,"
"kok ga boleh? lo siapanya? lagian gue cuma mau minta maaf sama dia," ujar theo.
"dia gak butuh maaf dari lo,"
"terus apa?" theo berjalan mendekat perlahan kearah Hira.
"mending lo pergi deh,"
"lo mau pukulan di bales pukulan, darah dibales darah? oke ayo lakuin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate
Teen Fiction"sahira sampe kapan pun punya gue, i'll do anything for the girl" -Jean