close

7 0 0
                                    



entah mengapa kejadian di kantin tadi mengusik sahira, ia jelas jelas melihat jeano sedang memarahi dara dan gadis itu menangis.

ia berada di kelas dan sehabis istirahat kelasnya jamkos dan itu membuat sahira mengantuk.

"el pulangnya mampir beli jajan yuk?" ajak Hira.

"aku pulangnya disuruh kumpul sama guru pembimbing, 2 minggu lagi udah olimpiade harus banyak kumpul," ujar elvan.

"yaudah gue tungguin,"

"ga papa? mungkin lumayan lama soalnya mau bahas soal juga," ujar elvan.

"ya nanti gue ke Cafe dulu terus kalo lo udah gue kesini lagi jemput lo terus kita makan jajan oke?"

"oke.."

sahira celyn dan kiara mempunyai rencana pulang sekolah untuk ke Cafe belakang sekolah.

Bell berbunyi, kelas bersorak dan perlahan keluar dari kelas. Elvan sudah turun dan menuju kantor. Sedangkan sahira sedang menunggu celyn berdandan.

"lo udah cantik celyn," sahira menghela.

"harus sempurna, siapa tau ada cowo ganteng disana,"

"inget harles lo,"

"hari ini hari jadi ke 5 bulan tau tapi gue ga kasih dia apa apa," celyn mengantungi kaca nya.

"ya harusnya cowo yang ngasih dong masa lo sih," ujar kiara.

"ya gitudeh,"

ketiganya berada di Cafe belakang sekolah, sebenarnya sekarang cafenya lumayan sepi dan perlahan banyak pengunjung.

sahira disana hanya menunggu elvan selesai dengan urusan olimpiade nya.

"eh omong omong, dara sama jeano lagi renggang ya?" tanya celyn.

"keliatannya sih gitu," ujar kiara.

"apa tanggapan lo sebagai mantan pacar ra?" tanya celyn.

"ngga peduli gue asli," jawab Hira.

sahira celyn dan kiara sudah terdiam setelah menceritakan apapun yang menjadi topik pembicaraan sore itu.

jam 4 sore, kiara mengajak celyn dan sahira berpindah tempat dan jaraknya lumayan jauh dengan sekolah.

sahira menurut, kiara akan mentraktir keduanya. ketiganya tiba di Cafe pilihan kiara, tempatnya lumayan bagus dan teduh.

"permisi, kami mau pesan," ujar kiara.

"ya? pesan ap..."

"bara?"

sahira sedang dilanda cemburu, elvan terlalu dekat dengan dara saat mengajari gadis itu. sebenarnya tidak apa namun dara itu nakal.

dan dara seringkali tidak memperhatikan ke buku dan malah memperhatikan ke wajah elvan dan itu membuatnya menjelaskan materi berkali kali.

"sabar sahira sabar..."

ia melirik jam di ponsel dan akan menjelang malam, kelas pembimbing sangat lama dari yang hira fikirkan.

ceklek!

"pelajari lagi itu semua ya, besok kita kumpul lagi apalagi itu kamu tania tekuni lagi ya-"

"oh sahira," panggil elvan.

"sahira? kamu sedang menunggu siapa?" tanya pa fiqih.

"elvan,"

"bukannya ka...oh yasudah kalian pulang hati hati,"

soulmate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang