malam yang sedikit mendung dan akan turun hujan sebentar lagi, sahira kini berada di balkon kamarnya.
menikmati hembusan angin malam yang dingin menusuk kulitnya, ditemani dengan secangkir susu coklat hangat.
sahira berfikir sejauh ini sekolah aman dan terkendali, ia tidak akan tahu seperti apa nantinya mungkin besok akan terjadi hal yang sahira tidak inginkan.
sepulang sekolah tadi jeano memarahi sahira, mengapa ia ketus kepadanya tadi saat dikantin. dan sahira memang sengaja melakukan itu.
sahira juga berbicara tentang ketakutan ya jika ia mengaku bahwa dirinya adalah pacar dari jeano dan jean membalasnya dengan "siapa yang berani nyakitin lo? lo cewe gue cewenya jeano, gak ada yang berani ngelakuin itu"
mungkin gadis lain akan senang diperlakukan seperti itu namun sahira berbeda, bukan ia pick me girl atau apa. namun itu bukan style nya.
hujan mulai turun, semakin banyak. hawa dingin semakin menjadi, sahira tetap disana dengan mengenakan kaos hitam dan celana panjangnya saja.
"dingin," lirihnya.
ada banyak sekali fikiran buruk di benaknya, ia banyak fikiran yang membuatnya terdiam selama berjam jam di balkon.
sahira membatalkan kelas bersama ka naren, dan mematikan ponselnya. ingin menikmati kesendirian.
ayahnya sedang makan malam bersama sandra, sahira lihat ia mengirimkan poto sebelum ponselnya mati.
sahira senang atau sedih tentang itu, disisi lain ia senang jika ayahnya menemukan penyemangat baru dan ia juga sedih nantinya sang ayah akan membagi kasih sayangnya kepada sandra dan anaknya.
"idup gue...flat," ujar Hira.
pagi ini cerah, sahira sudah siap dan turun untuk sarapan. ia melihat sang ayah mengenakan jas dan membawa tasnya.
"pa, berangkat pagi banget?" tanya Hira.
"oh ada meeting penting pagi ini ja-"
"sarapan dulu udah?"
"sudah dibuatkan sama sandra, udah ya sayang papa berangkat dulu hati hati ya berangkat sekolahnya salamin sama jeano," ucap sang ayah sembari menuju kedepan.
sahira menarik kursi dan duduk, menu pagi ini adalah nasi goreng dengan sosis. bi Tina mengambilkan sarapan hira.
"dimakan non,"
sahira memakan nasi goreng dengan perasaan campur aduk, mood nya sudah turun di pagi hari.
suara derap langkah terdengar, tanpa menoleh sahira sudah tau siapa itu. jeano.
"pagi sayang,"
sahira memberikan senyum kecilnya dan melanjutkan sarapan, ia tidak memperdulikan jeano yang sedang menatapnya.
sahira sudah mengatakan kepada jeano agar menurunkan nya di halte depan sekolah, jeano sudah pasti menolak.
"biarin semua orang tau kalo lo cewe gue,"
itu katanya.
parkiran belakang nampak ramai, pasti jam 7 kurang 10 menit.
sahira turun dari mobil Jeano dan langsung berjalan kearah kelas nya sendiri, ia harus melewati koridor ipa yang berada di depan parkiran belakang.
tidak sedikit yang melihat kearah Hira, banyak yang berbisik dan menatap hira sinis. ia sebenarnya tidak tau apa yang ia lakukan sampai ia mendapat seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate
Teen Fiction"sahira sampe kapan pun punya gue, i'll do anything for the girl" -Jean