hero

20 4 0
                                    

matahari sudah terbit sedikit, sinarnya pun perlahan menyilaukan semuanya sama halnya sahira yang terkena sinar matahari saat tertidur di kelas.

gadis itu pergi ke sekolah sebelum jam 6 ia ingin menjauhi jeano untuk sementara waktu, semalam ia memang mengancam akan ini akan itu.

sahira akan menjauh darinya untuk sementara waktu agar membuat jeano jera, harapnya.

ia tidak sempat sarapan, dan pagi ini kantin belum buka sedangkan perutnya sudah mulai terasa lapar.

ia berjalan ke depan kelas, melihat kebawah. lapangan tengah pun masih sepi hanya saja tukang kebun disana.

seorang pelajar laki laki berjalan disana, alis sahira terangkat. ia kenal tas itu.

"ELVAN?!!" panggil sahira dari atas.

yang dipanggil menatap atas lalu tersenyum "ya??"

sahira menggerakkan tangannya tanda "kemari cepat " kepada elvan karena ia sangat kesepian saat itu.

rambut elvan naik turun sangat gemas jika sahira lihat lalu ia mengatur nafas nya "kenapa? kamu manggil aku,"

"gak papa, eh lo emang berangkat nya sepagi ini?" tanya Hira.

"kamu lebih pagi malah," jawabnya.

"oh nggak, gue ada piket tadi," ucap Hira.

"piket mu kan hari rabu, ini hari jumat ra," ujar Elvan.

"uhm....iya pas jumat gue gak piket jadi tukeran," ujar Hira.

elvan mengangguk lalu masuk kedalam kelas, menaruh tasnya dan duduk membuka bukunya.

"kamu udah?" tanya elvan.

"ada pr?" tanya Hira.

elvan mengangguk "ada, biologi sama geografi,"

sahira menganga dan menepuk dahinya "mampus gue lupa,"

"mau liat? aku udah,"

"aaaa makasih ya? lo gue bayarin makan kantin nanti," ujar Hira.

"janji ya?"

"iya janji,"

setelah mencatat semua pekerjaan itu, sahira mengulat dan melihat sekeliling mulai ramai.

lalu bara datang, wajahnya nampak sangat kelelahan dengan kantung mata yang lumayan hitam itu.

sahira tak ambil pusing, ia tidak peduli lagi dengan bara.

"GOOD MORNING EVERYONEEE,"

itu teriakan celyn yang hampir terdengar 2 kelas dibelakang kelas hira, dia memang selalu bersemangat.

"berisik lo pagi pagi," ujar Hira.

celyn terkekeh "eh gimana lo tadi malem sama jean? lo gak papa kan?"

"aman, dia cuma ngancem ngancem gitu tapi gua bakal lupain,"

"syukur deh, abis dari rumah lo gue khawatir terus takut lo kenapa napa,"

"gue gak papa cel tenang," ujar Hira.


"ugh" eluh sahira.

tangannya terulur mengelus perutnya yang sakit melilit, rasa sakitnya semakin bertambah jika tubuhnya bergerak.

wajahnya sudah dipenuhi keringat dingin, ia menahan rasa sakitnya dengan diam celyn disampingnya pinn hanya menatap guru yang sedang menjelaskan.

"ayo tahan bentar lagi istirahat plis" batin hira.

soulmate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang