Sudah seminggu sejak sahira berbicara dengan jeano dan dia sangat membencinya. jeano menelepon dan mengirim pesan padanya berkali-kali.
jeano bahkan mencoba pergi ke rumahnya, tetapi sahira hanya berpura-pura tidak ada di sana.
Tapi hari ini, Jeano sedang duduk saat makan siang bersama dara. Dara sedang duduk di pangkuannya sambil memainkan rambutnya
jeano nampak asik dengan dara disebrang cafe, sahira sedang berjalan untuk mengunjungi kafe tersebut.
ketika sahira melihat sesuatu di seberang kafetaria. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
celyn dan kiara terhenti, sahira berfikir untuk mengurungkan niatnya pergi kesana. hira lihat tangan jeano menangkup pipi dara.
memindahkan potongan-potongan kecil rambut dari wajahnya. dan dara pun nampak memerah.
ada rasa sesak di dada sahira namun ia pandai menutupinya, untuk apa menangisi laki laki brengsek seperti jeano.
sahira melajukan kakinya dan melangkah masuk cafe tersebut, duduk di belakang jeano dan dara.
jeano berbalik menatap sahira sedikit terkejut dan canggung, jeano bangkit meninggalkan dara di meja depan.
ia duduk di samping sahira, jeano menatapnya dan membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tetapi bahkan sebelum dia bisa, mengeluarkan suara.
"lo ngapain disini?" kata Hira, bangkit dari tempat duduknya.
"sono temenin selingkuhan lo,"
"kamu apa apaan sih ra?!" jeano balas berteriak.
"lo ngapain bentak hira? disini lo yang salah," dingin Kiara.
jeano tidak menatap kiara, netranya masih menatap sahira.
"pergi lo," desis Hira.
"dengerin penjelasan aku-"
"udah jelas, mending lo pergi,"
"mau lo apa sih ra? impas kan ini, lo sama elvan juga main belakang." ujar Jean.
"impas, putus aja," ujar Hira.
"dapetin lo, ga semudah itu dan gak akan mudah buat gue lepasin."
sahira terhenyak, jeano memunculkan smirk sialan nya "apa yang lo rasain sekarang? marah? cemburu? sakit hati? merasa di khianati? itu juga yang gue rasain pas liat lo sama elvan,"
"gak usah bawa bawa elvan-"
"gak usah bawa bawa dara,"
"yang bawa jalang itu siapa je? gue dari tadi diem lo nya nyamperin,"
jeano diam, rahang nya mengeras mungkin tangan di bawahnya sudah terkepal.
"SAHIRA.." Jeano berteriak. Saat itulah dia menyadari betapa banyak mata yang tertuju pada keduanya.
mereka berbalik ke meja teman-temannya dan tidak melihat apa-apa selain ekspresi bingung di semua wajah yang ada.
"jangan sebut dia kaya gitu," kata jeano dengan suara pelan.
"kenapa? gak suka? gak terima? pas gue dikata katain kaya gitu juga lo terima terima aja..."
"....oh iya gue kan sampah terus dia berlian,"
sahira berdecih menatap dara "berlian dari mananya orang busuk gitu,"
jeano mengambil waktu sebentar. Dia melihat sekeliling ruangan. Semua mata tertuju pada mereka. Setiap orang menunggu untuk mendengar apa tanggapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate
Teen Fiction"sahira sampe kapan pun punya gue, i'll do anything for the girl" -Jean