sahira tengah termenung pagi itu, suasana sekolah pagi ini sangat sepi hira sengaja berangkat pagi sekali seperti saat lalu.
ia benci jeano, laki laki hampir membunuh sahira dengan ciuman yang sangat menuntut kemarin.
bibir sahira pun kelihatan bengkak namun tidak seperti kemarin, ia menangis semalaman penuh.
Sahira pun tidak bersemangat bersekolah hari ini, ia berjalan ke depan kelas menatap bawah lebih tepatnya barisan loker berwarna biru disana.
ia teringat awal sahira bertemu dengan theo di loker miliknya, difikir fikir itu sangat memuakkan
flashback*
Seseorang bersandar dengan dingin ke loker di sebelah. Sahira mendongak dan menemukan seorang pria dengan rambut fluffy lurus dan mata cokelat. Dia memiliki tubuh yang bagus.
wajahnya pun tampan, memiliki senyum yang manis tetapi dia memiliki seringai sombong di wajahnya."halo sayang. gimana kalo abis sekolah lo sama gue pergi buat hibur diri?" Dia bertanya dan menambahkan kedipan.
"maaf orang tua gue, nyuruh gue buat jauh jauh dari orang asing," kata hira sederhana dan hampir tersenyum ketika dia tampak terkejut Sesaat. Jelas, dia seperti tidak terbiasa dengan penolakan.
Hira tersenyum dalam hati "gimana lo bisa dapet temen baru kalo lo ga mau kenalan sama orang yang lo gak kenal?" Dia menyeringai lagi.
Sahira benar-benar ingin menampar orang ini, dan ia hanya melirik sinis lelaki disampingnya itu.
"gue theo, theodora hersly Pemburu Terjerat. dan lo keliatan friendly." Katanya. Oh man, ini dia pick-up lines.
sahira tidak tertarik dengan tangan yang berusaha menyentuh nya, lalu datanglah 2 lelaki lagi menyapa dia.
"pagi pagi, udah dapet yang cantik aja,"
"sabar yo, eh btw anak baru?"
"gue gerald," kata seorang pria dengan rambut coklat kotor, menjabat tangan hira. Hira tampak tidak nyaman. Hira bukan tipe sosial.
"dan gue, jaymar," kata orang terakhir. Dia memiliki rambut hitam yang berduri. Dengan melihat wajahnya yang terpahat sempurna.
Hira bisa tahu banyak gadis yang menyukainya. Dia tersenyum pada hira dan menjabat tangan hira.
Bel akan berbunyi dan hira mengucapkan selamat tinggal, tidak ingin terlambat untuk kelas pertamanya. Itu akan membua hira terlihat buruk sepanjang sisa tahun ini.
Sahira punya waktu lima menit untuk sampai ke kelas sebelum bel pulang berbunyi. Hira buru-buru menaiki tangga di mana bagian 'ips' dari semua gedung itu berada.
Sahira berjalan melewati lorong mencari kelas nya. Hira mulai tidak sabar. Ya Tuhan, hira akan terlambat ke kelas pertamanya di hari pertama.
Guru akan berpikir sahira salah satu dari orang-orang yang berpikir mereka 'buruk'. Hira memutar mata.
Sahira mendekati ruang kantor kecilnya di bagian belakang ruangan dan kakinya disangga di atas meja kayu gelap.
Hira menatap ponselnya, melirik jam gadis itu berdeham dan salah satu guru mendongak perlahan. Dia tersenyum dan kesadaran muncul di wajahnya.
"Kamu pasti murid baru," katanya.
"sahira kan?"
"Panggil aja aku hira," kata hira sambil tersenyum kecil dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate
Teen Fiction"sahira sampe kapan pun punya gue, i'll do anything for the girl" -Jean