fault again?

26 5 0
                                    

Suara pertama yang sahira dengar saat  baru bangun adalah kicau burung yang berlebihan.  Itu hampir dua jam yang lalu- dan sahira masih terjaga, menatap lurus ke langit-langit, takut akan hari yang bahkan sebelum dimulai.

10 Alarm sahira berbunyi tepat pukul 6 pagi, dan suara nostalgia itu membuat sahira berpikir tentang kapan ibu nya akan menyodok kepalanya pada pukul enam ketika sahira tidak segera bangun.

  "Bangun. Bangun." Sahira melantunkan diri di dalam kepalanya.  Sahira sekarang berharap ibunya mengganggu kamar nya; 

Rambutnya yang basah dari mandi paginya membasahi bagian belakang lehernya.  Ini adalah salah satu hari di mana sahira tidak ingin bangun.  Tubuhnya terasa seperti ditelan selimut dan tidur, tapi pikiranya tetap terjaga dari pikiran-pikiran yang mencuat

Sahira menggelengkan kepalanya diam-diam untuk sendiri, hari ini tidak akan menjadi hari itu.  Sahira tidak tahu mengapa dirinya menjadi sangat cemas selama minggu pertama sekolah, tetapi sahira melakukannya.  Hari pertama selalu yang terburuk, dan setiap hari menjadi kurang menegangkan.  Hari ketiga.. Tidak jauh lebih baik, setidaknya sahira mendapat tujuh jam tidur.

Ponselnya berdering, menandakan bahwa celyn sudah bangun.  Sahira memutar matanya pada suara yang mengganggu, tapi meraih meja samping untuk mengambilnya. 

Sahira memulai, "Halo-"

"Selamat pagi, Sahiraa!!"  Celyn berteriak ke telepon Hira menyebabkan dirinya menarik diri dari perangkat.

 "ugh pagi yang buruk."

"pagi pagi udah badmood?"  Suaranya jauh lebih lembut, dan hira mulai mengetuk jari nya di meja riasnya. 

Celyn tahu mengapa hira bisa jadi murung.  "Tidak."  Hira katakan sederhana, tidak benar-benar ingin menguraikan diri nya sendiri.

"kalo gitu, pagi ini bakal jadi yang terbaik," Dia terdengar sangat meyakinkan sehingga membuat hira tersenyum.

"gimana kalo pagi yang cerah?"  Hira menekan

"lo suka banget bikin ribet" celyn menghela.

"gue belum mandi," sahira meregangkan anggota tubuhnya untuk melepaskan tekanan yang membangun

"HIRAA," dia merengek, "cepet ah 30 menit harus udah siap" 

"30 menit gue masih make up."  sahira menguap saat akhirnya dia bangun dari tempat tidur. 

Inilah sebabnya celyn menelepon hira, terutama karena sahira benar-benar tidak punya energi untuk memulai hari.

  Jari-jari kaki hira menyentuh lantai, dan hira menggigil kedinginan dengan cuaca akhir musim panas.

"lo udah cantik," puji celyn.

"tapi lo kurang satu."

"pesona," hira memeriksa lebih jauh ke wajah nya.

"Kepercayaan diri."  Celyn  berkata dengan cerah. 

"ya gitudeh," kata hira muram, tapi hira tidak bisa terlalu banyak berpikir atau dirinya akan menjadi kesal dengan diri sendiri.

Celyn benar, tapi hira akan mengesampingkannya untuk saat ini. 

"cepet atau lo mau sengaja telat biar bisa bolos sialan?."  geram Celyn

sahira memegangi perutnya yang masih sedikit sakit lalu mengelusnya "tapi perut gue masih sakit,"

"nanti lo di uks aja seharian,"

"ide bagus,"




"karya gue bagus juga, itu buat tanda kalo lo punya gue," ujar Jeano.

soulmate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang