mata sahira sudah berat, ia menangis sedari pulang dari warung. ia menangis di kamar meraung raung seperti orang gila.
bi Tina sudah mengundang mang diro dan tidak ada jawaban dari sahira, dan ia mengundang ustad.
sahira kata ia hanya lelah, sekarang bi Tina dan mang diro bisa bernafas lega.
tok tok tok!!
"hira ga papa bi,"
"sahira ini papa," ujar sang ayah.
"kenapa pa?"
"papa mau makan malam sama sandra, kamu mau ikut?" tanya sang ayah.
sahira tertawa hambar "gak,"
20 menit setelah sahira membaik sang ayah pulang, sebelum itu sahira memang sudah bilang kepada bi Tina dan mang diro agar merahasiakan nya.
ia berada di balkon, dengan baju pendek dan juga celana pendek. berharap ia sakit agar tidak bisa berangkat sekolah besok.
ia tidak punya muka untuk berhadapan dengan kiara, ia terlalu malu untuk menampakan wajahnya.
ataupun celyn, ia sudah sadar dan masih tahap penyembuhan. mungkin kiara disana, menjelaskan.
ia fikir kutukan yang ia dapatkan terkabul, hidupnya menjadi amat sangat suram belakangan ini.
"gue salah apa?"
malam kali ini sangat dingin, memang mendung sore tadi mungkin sebentar lagi akan turun hujan.
difikir fikir theo lebih baik dari jeano, ia hanya menuntut sahira untuk ini itu sedangkan jeano hanya bisa kasih sahira kejutan.
mungkin theo jika mengetahui ini ia akan tertawa.
ia terlalu lelah untuk menghadapi jeano lagi.
"dingin,"
yang sahira harapkan terwujud, dirinya merasa tidak enak badan dan demam. bi Tina sudah kompres sahira menggunakan air dingin.
ayah hira sedang menelfon wali kelas agar mengizinkan nya tidak kesekolah karena sakit, ia juga hampir menelfon jean dan hira cegah.
demam nya cukup tinggi sehingga ia harus diberi banyak kompresan, bi Tina hampir menangis melihat wajah hira yang pucat pasi.
"jagain ya bi, saya ke kantor. jika ada apa apa telfon saja," ujar sang ayah.
"siap tuan,"
pendengarannya tidak jelas dan pandangannya sedikit kabur, ia menatap bi Tina.
"ka-lo jeano kesini, jangan biarin masuk ya bi," ujar Hira.
"iya non,"
"ini ada kaitan nya sama den jean ya non? kenapa non selalu kaya gini kalo berkaitan sama den jean ya? dia jahat banget ya non?" lirih bi Tina.
sahira memejam, ia sangat lemas dan tidak bisa bergerak. ia juga menolak diperiksa oleh dokter agar dia bisa berada dirumah lama.
bi Tina menutup pintu kamar hira dan kembali ke dapur, sedangkan dirinya kembali terlelap.
"sahira.."
"sahira..."
"Ra?"
sahira membuka mata nya perlahan, menatap gadis cantik sedang duduk di pinggir kepalanya. menatap dirinya dengan senyum pahit.
"kiara?"
"lo ga berangkat?" tanya Hira.
"lo gila? gue disekolah tanpa lo sama celyn?"
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate
Teen Fiction"sahira sampe kapan pun punya gue, i'll do anything for the girl" -Jean