05 ~ Menuruti Perintah atau Kata Hati?

174 23 0
                                    

Nay terbaring di atas kasur queen size-nya dengan ponsel yang berada di tangannya. Gadis itu tampak melihat-lihat Instagram story milik teman-temannya dan beberapa kenalannya. Hingga jarinya terhenti saat melihat story yang di upload oleh teman satu ekskul-nya. Terlihat sebuah foto yang menunjukkan seorang lelaki sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Nay cukup terkejut saat melihat lelaki itu. Arion. Lelaki yang dua hari lalu menegur nya kini sedang terbaring dengan perban yang melilit di kepalanya dan lengan kanannya. Entah kenapa Nay merasa sakit saat melihat keadaan Arion. Gadis itu segera melihat tulisan yang menunjukkan Arion di rawat. Nay tanpa mengganti bajunya segera turun ke bawah.

"Nay, kamu mau kemana sayang?!" Nay mengabaikan teriakkan ayah nya dan segera keluar kemudian meminta Jack- bodyguard Nay- yang kebetulan ada di garasi untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat Arion di rawat.

Setelah perjalanan selama empat puluh lima menit, akhirnya Nay sampai di depan pintu ruangan Arion di rawat. Nay hanya menatap pintu itu. Ia ragu, haruskah ia masuk atau pergi kembali ke rumah? Di saat sedang berpikir, tiba-tiba pintu di depannya terbuka dan memperlihatkan sepasang suami istri yang sangat di kenali oleh Nay.

"Nayyara?" Nay mengangguk dan tersenyum kecil menatap sepasang suami istri di hadapannya.

"Selamat malam om, tante." Sapa Nay kepada orang tua Arion. Ya, mereka adalah orang tua Arion. Keduanya tampak tersenyum saat melihat keberadaan Nay.

"Sudah lama kita tidak bertemu dengan mu sayang." Ibu Arion memeluknya kemudian di susul dengan ayah Arion yang mengelus puncak kepalanya.

"Tante senang kamu datang kesini. Kamu mau menjenguk Rion?" Nay terdiam.

Orang tua Arion yang melihat itu tampak menghela napas pelan. Mereka tahu jika dua tahun yang lalu, Arion dan Nay sudah putus. Entah apa yang terjadi pada keduanya sehingga memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Padahal, kedua orang tua Arion merasa senang saat putra keduanya itu membawa seorang gadis ke rumah dan memperkenalkannya sebagai kekasih. Sepasang paruh baya itu begitu bersyukur karena Nay membawa sedikit perubahan pada Arion yang saat itu pendiam dan dingin setelah kematian adik perempuannya. Tapi dua tahun ini, Arion kembali menjadi pendiam dan dingin. Bahkan kini anak mereka itu menjadi sedikit nakal dan kasar. Sering keluar malam untuk balapan liar atau sekedar berkumpul di sebuah club meski hanya memperhatikan teman-temannya yang minum, menari dan menggoda para wanita. Keadaan Arion saat ini pun di sebabkan oleh kecelakaan saat anak mereka mengikuti balapan liar.

"Masuklah Nay. Om dan Tante mau ke kantin sebentar, kami titip Rion sebentar ya?" Nay mengangguk dengan kaku. Kedua paruh baya itu pun pergi setelah mengucapkan terimakasih.
Nay masuk ke dalam ruangan itu dan tatapan nya langsung jatuh pada seorang lelaki yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

"Arion..." Nay memegang lembut tangan Arion yang di perban. Gadis itu menatap wajah pucat Arion dengan alat bantu pernapasan yang menutupi hidung juga mulutnya.

"Kenapa lo bisa kayak gini..." Air mata yang sudah di tahannya sejak tadi keluar membasahi pipi sedikit berisi Nay. Gadis itu terisak pelan.

"Ternyata rasa ini masih ada bahkan setelah gue berusaha untuk lupakan lo dua tahun ini." Nay mengusap air matanya yang keluar.

"Gue emang benci sama lo setelah apa yang lo lakukan ke gue. Lo yang nggak percaya gue, lo yang bentak dan tampar gue. Tapi, ngelihat lo kayak gini hati gue sakit Rion. Cepat sadar dan minta maaf ke gue. Mungkin gue bakal kasih lo kesempatan? Itu kan yang lo mau?" Nay mengecup kening Arion yang terbalut perban lama dan memejamkan matanya membayangkan momen-momen mereka saat masih menjadi sepasang kekasih.

 Mungkin gue bakal kasih lo kesempatan? Itu kan yang lo mau?" Nay mengecup kening Arion yang terbalut perban lama dan memejamkan matanya membayangkan momen-momen mereka saat masih menjadi sepasang kekasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nay pamit pada kedua orang tua Arion. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan ia harus segera pulang karena tak ingin membuat keluarga nya khawatir. Ya... meskipun ia yakin keluarga nya sudah tahu dimana ia berada.

"Ayah kira kau tak akan kembali. Pergi tanpa pamit, dimana sopan santun mu?" Suara dingin itu menyambut Nay saat memasuki mansion.

"Maafkan Nay ayah."

"Jangan temui atau dekat dengan lelaki itu lagi. Entah apa yang akan terjadi jika keluarga lelaki itu mengetahui identitas mu." Devan, pria paruh baya itu menghampiri Nay yang masih berdiri dengan kepala menunduk.

"Ini demi kebaikan dan keselamatan mu." Devan mengusap kepala putrinya lalu melangkah pergi meninggalkan Nay yang menatap lantai.

Alasan lain kenapa ia ingin melupakan Arion adalah masalah antara keluarganya dan Arion. Kematian adik Arion yang di sebabkan oleh adik tiri ayahnya. Adik tiri ayahnya itu melecehkan adik Arion yang masih berusia sembilan tahun hingga gadis kecil itu meregang nyawa. Bisa di bilang adik tiri ayahnya itu seorang pedofil dan fakta itu baru di ketahui oleh keluarga saat penangkapan paman gila nya itu. Meski pamannya sudah di jatuhi hukuman, keluarga Arion masih memendam dendam pada paman juga orang-orang terdekatnya. Kakak laki-laki nya bahkan hampir celaka saat orang suruhan keluarga Arion dengan sengaja menabrak mobil kakaknya yang kala itu sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Beruntung kakak laki-laki nya itu hanya mengalami luka kecil. Meski tahu yang menabrak kakaknya adalah orang suruhan keluarga Arion, keluarga nya tidak menuntut mereka. Kini keluarga nya hanya bisa berjaga-jaga dan melihat sejauh mana keluarga Arion akan membalas dendam mereka. Jika tindakan mereka sudah berlebihan maka keluarganya akan langsung menjatuhkan keluarga Arion.

Sekarang, bagaimana dengan dirinya dan Arion? Haruskah ia benar-benar menjauhi lelaki itu? Kenapa semua ini terjadi padanya? Takdir tak adil. Di saat ia akan memberi kesempatan pada Arion ketika lelaki itu sadar, kini ayahnya menginginkan ia untuk menjauhi lelaki yang masih berada di hatinya.

Sekarang apa yang harus ia pilih? Mengikuti perintah ayahnya atau kata hatinya?

Sekarang apa yang harus ia pilih? Mengikuti perintah ayahnya atau kata hatinya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurut kalian apa yang harus Nay pilih?

Menuruti perintah ayahnya atau hatinya?

Thank you 🤍

FIRST LOVE // 02 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang