12 ~ Hancur

95 11 0
                                    

17+
(Sava kasih rate segitu karena menurut Sava ada kata yang kurang cocok untuk anak di bawah umur juga ada adegan sedikit... Ya... Begitulah... Hehe)

"Hei, lo kenapa baru datang?" ujar Alana saat melihat kembarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, lo kenapa baru datang?" ujar Alana saat melihat kembarannya.

"Mama minta antar ke rumah nenek, jadi gue telat kesini." Alana hanya mengangguk. Sedangkan Alano kini menatap Kay. Gadis yang berada dalam pikirannya selama tiga bulan itu tampak cantik meskipun wajahnya terhalang oleh topeng. Saat akan mendekati Kay, Alano merasakan panas di tubuhnya.

"Eh lo kenapa Lan?"

"Nggak apa-apa, gue ke toilet dulu."

"Yakin lo nggak apa-apa?" Alano mengangguk.

"Yaudah, sekalian kalau lo lihat Jelita suruh dia cepat kesini." Lanjut Alana. Alano pun kembali mengangguk kemudian pergi menuju toilet.

Toilet...

Alano terus membasuh wajahnya berharap rasa panas yang menderanya reda. Lelaki itu bahkan sudah melepas jas dan membuka tiga kancing kemejanya. Tapi tetap sia-sia, karena rasa panas itu masih terasa bahkan semakin menjadi-jadi.

"Gue harus mandi." Alano berjalan keluar toilet, ia memutuskan untuk pergi ke kamar hotel. Untung saja kunci kamar hotel berada padanya.

Saat berada di luar toilet ia melihat Jelita yang bersandar di tembok. Entah kenapa tubuhnya bergejolak saat menatap Jelita. Topeng yang menutupi wajahnya sudah hilang dan membuat dirinya melihat wajah gadis itu tampak memerah. Rambut yang tampak berantakan, bahu yang terekspos dan leher yang jenjang. Alano mendekati Jelita dan dengan sekali tarikan gadis itu kini berada di dekapannya. Hal itu membuat Jelita terkejut.

"Lo siapa? Lepasin gue!" Alano tak mempedulikan perkataan Jelita, lelaki itu malah mendekati wajah gadis di dekapannya. Bibir lelaki itu mencium bibir merah Jelita. Melumat, menyesap dan menggigit kecil bibir gadis itu agar terbuka.

"Akh!"

Jelita berusaha menjauhkan lelaki di hadapannya. Meskipun mabuk tapi Jelita sadar jika lelaki yang tampak tak jelas di penglihatannya itu berusaha untuk memanfaatkan keadaannya.

"Lepas brengsek!" Jelita memberontak kala lelaki itu mencium lehernya. Tapi sayang tenaganya melemah karena mabuk.

Alano masih menikmati leher jenjang Jelita. Lelaki itu bahkan kini menggendong tubuh Jelita seperti koala lalu berjalan menuju kamar hotel dengan tangan yang meremas paha gadis itu.

"Brengsek! Lepasin gue!" Jelita memukul bahu Alano yang menggendong nya.

Klik!

Ceklek!

Alano masuk kedalam lalu menutup pintu dengan kakinya. Setelah itu dia mendekati ranjang dan melempar Jelita ke atasnya.

"Bantu gue... Rasanya panas..." Setelah mengatakan itu Alano melepas semua yang melekat padanya juga Jelita.

FIRST LOVE // 02 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang