24 ~ Alana

82 5 0
                                    

FLASHBACK ON

Dor!

"Arghh!!"

Nay membuka matanya saat mendengar geraman setelah suara tembakan itu. Gadis itu mendongak dan menatap Nevan dengan pistol yang mengarah pada salah satu kaki Arfan yang kini sudah terbalut dengan darah. Setelahnya, Nevan berlari ke arah Nay. Sedangkan Arfan, kini pria itu di tangkap dan di bawa keluar oleh orang-orang Nevan. Orang suruhan Arfan pun di tangkap. Nay terdiam melihat itu.

"Are you okay?" Nay masih terdiam dengan jantung yang berdetak kencang. Jujur saja ia masih terkejut saat mendengar suara tembakan itu. Setelah ikatan di tubuhnya terlepas, Nay segera memeluk kakaknya.

"Sstt... Tenanglah, kau baik-baik saja sekarang. Ada kakak di sini... Maafkan kakak karena sedikit terlambat menyelamatkan mu." Nevan menenangkan adiknya. Sekuat atau seberani apapun Nay, adiknya itu tetaplah seorang gadis remaja yang memiliki rasa takut.

Nevan pun menggendong Nay ala bridal style. Tubuh gadis itu tampak gemetar dan memeluk erat tubuhnya. Menyembunyikan wajahnya yang kini basah oleh air mata dan keringat di dada bidang kakaknya yang terbalut kemeja hitam.

"Kak... Nay... Benar-benar takut..." ujar Nay.
Mereka kini berada di mobil yang berjalan melewati pepohonan tinggi.

"Kakak disini. Kau baik-baik saja sekarang... Jangan takut..." Nevan mengusap rambut panjang adiknya. Nay semakin terisak dan memeluk kakaknya erat. Sampai akhirnya Nay tertidur karena lelah menangis.

FLASHBACK OFF

Nay menatap langit malam di balkon apartemen sang kakak. Gadis dengan Hoodie kebesaran berwarna hitam itu memegang sebuah gelas berisi coklat panas. Nay merasakan ketenangan saat menatap langit yang di hiasa dengan bulan juga bintang.

"Hei..." Nay menoleh dan mendapati Arion yang tersenyum lembut ke arahnya.

"Disini dingin. Kita ke dalam aja. Ayo." Nay pun hanya mengikuti Arion. Di dalam kamar terdapat Kay, Alana juga Kenzo. Mereka bertiga sedang menonton kartun di televisi dengan merebahkan diri di ranjang.

Nay dan Arion pun berjalan menuju ke arah sofa yang berada di kamar itu.

"Lo nggak pulang?" Arion menggelengkan kepalanya.

"Gue udah di izinin nginap di sini sama kakak lo." Nay hanya mengangguk kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Arion.

"Maaf." Arion mengusap rambut Nay lembut.

"Bukan salah lo." Kini Nay memeluk Arion dari samping.

"Tetap aja, gue harus minta maaf." Arion membalas pelukan Nay.

"Ekhm!" Suara dehaman itu mengalihkan perhatian kelima orang itu. "Udah malam. Nay harus istirahat." Nevan. Pria itu kini melangkah mendekati ranjang kemudian menggendong Kenzo yang sudah tertidur di antara Alana dan Kay.

"Kenapa kamu mengulurkan tangan?" tanya Nevan pada Alana yang tersenyum memperlihatkan gigi nya. Semua kini menatap ke arah mereka.

"Gendong Alana juga kak. Kita tidur bareng hehe..." ujar Alana sambil cengengesan.

Tak!

"Aws!" Ringis Alana saat dahinya di ketuk cukup keras.

"Jangan aneh-aneh deh Na!" ujar Kay.

"Aneh-aneh apa sih?! Dulu aja aku suka tidur sama kak Nevan sambil di usap di peluk di cium!" Alana memajukan bibirnya kesal.

"Hah?!" Suara itu membuat mereka kini menatap Arion. Lelaki itu cukup terkejut mendengar apa yang di ucapkan Alana.

FIRST LOVE // 02 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang