19 ~ Kembali

70 7 0
                                    

Enam bulan yang lalu, tepatnya saat hilangnya Jelita. Bima membawa wanita itu menuju toko roti milik sepupunya. Toko roti itu memiliki jalan rahasia menuju mansion keluarga Bima yang berada di sebuah hutan. Tak banyak yang tahu tentang mansion itu, hanya keluarga besarnya juga beberapa orang kepercayaan keluarganya. Bahkan sahabatnya Jovan pun tidak tahu tentang mansion itu. Mereka sengaja membuat mansion di tengah hutan untuk tempat berlibur.

"Mobil?" tanya Jelita saat melihat beberapa mobil trail saat mereka keluar dari lorong jalan rahasia. Mobil-mobil trail itu terparkir rapi di bangunan yang mirip dengan garasi.

"Ayo naik." Bima mengulurkan tangannya untuk membantu Jelita menaiki mobil trail itu.

"Kita mau kemana?"

"Mansion liburan keluarga gue." Jelita hanya mengangguk kemudian menikmati perjalanan mereka. Sesekali Bima yang sedang menyetir melontarkan beberapa lelucon membuat keduanya tertawa.

"Wahh..." Jelita membuka mulutnya saat melihat bangunan megah di hadapannya. Di salah satu atap mansion itu di ada sebuah helikopter. Sepertinya keluarga Bima sengaja membuat landasan helikopter itu.

"Ayo." Jelita pun mengikuti langkah Bima yang membuka pintu kayu besar dengan ukiran indah di depannya.

"Ini... Indah..."

"Thanks."

Setelahnya mereka mengelilingi mansion itu. Bima juga menunjukkan kamar yang akan di tempati oleh Jelita.

Satu bulan Jelita tinggal disana, keluarga Bima yang datang memberi respon positif. Mereka bahkan tak merendahkan dirinya saat tahu apa yang membuatnya melarikan diri. Mereka memberinya nasihat juga semangat. Ia sangat bersyukur dengan itu.

Sampai akhirnya, Bima pergi untuk melanjutkan pendidikannya. Lelaki itu pergi dengan helikopter menuju salah satu bandara yang menjadi tempat beradanya pesawat pribadi keluarga Bima. Jelita merasa kesepian meskipun banyak para maid yang selalu menemaninya.

Seminggu setelah perginya Bima, Jelita jatuh sakit. Dokter keluarga Bima yang memeriksa keadaan Jelita mengatakan jika ia tengah hamil. Saat itu juga Jelita mengalami depresi. Wanita itu terus melamun dengan air mata yang keluar dari mata cantiknya. Terkadang wanita itu tertawa sendiri dan melemparkan barang yang berada di dekatnya untuk melampiaskan kemarahannya.

Bima yang mendengar laporan tentang Jelita dari para maid di mansion pun segera pergi menuju negaranya.

Banyak hal yang di alami oleh Jelita selama enam bulan ini. Depresi dan percobaan bunuh diri. Semua itu ia lalui dengan Bima yang selalu berada di dekatnya. Lelaki itu bahkan rela tidak kuliah demi kesembuhan Jelita. Bima berkata bahwa ia bisa melanjutkan pendidikannya nanti bersama dengan Jelita. Wanita itu tentu saja terharu dan sangat berterimakasih kepada Bima. Lelaki itu memperlakukan dirinya seperti seorang kakak yang selalu menjaga dan melindungi adiknya.

XAVIER HOSPITAL

Bima dan Jelita kini berada di balik tembok dekat ruangan VVIP tempat Kay di rawat. Keduanya memutuskan untuk tidak menunjukkan diri pada orang-orang dengan menyamar. Mereka memakai pakaian serba hitam di lengkapi topi juga masker. Ini semua sebenarnya keinginan Jelita dan Bima hanya bisa menuruti wanita hamil itu.

"Gue ingin lihat Kay..." ujar Jelita pelan.

"Berarti lo harus nunjukin diri ke mereka." Balas Bima. Mereka tidak bisa menyelinap ke ruang rawat Kay karena terdapat beberapa bodyguard yang menjaga di dekat ruangan itu.

"Gue..." Jelita menghela napasnya kemudian menarik tangan Bima untuk ikut dengannya mendekati kerumunan orang di depan ruang rawat Kay. Bima tentu saja terkejut tapi ia tetap mengikuti wanita hamil itu.

Saat sudah berada di sana, seorang bodyguard menghalangi mereka dan menanyakan identitas mereka. Semua yang berada di sana pun melihat ke arah Jelita juga Bima. Jelita menoleh pada Bima dan mengangguk. Keduanya pun membuka topi juga masker yang menutupi sebagian wajah mereka.

"Jelita!" Nay yang berada di sana segera berlari mendekati Jelita dan memeluk sahabatnya.

"Lo kemana aja Jeli?! Kita khawatir sama lo. Jangan pergi lagi..." Nay menangis dengan rasa syukur saat melihat keberadaan Jelita. Gadis itu bahkan tak merasakan kejanggalan saat memeluk Jelita yang kini tengah berbadan dua karena saking senangnya bisa melihat sahabatnya lagi.

"Nak..." Nay kemudian melepas pelukannya, membiarkan ibu dari sahabatnya memeluk Jelita.

"Sayangnya Mama... Jangan pergi lagi nak..." Jelita menangis kemudian balas memeluk sang ibu.

"Maafin Jelita Mama. Maafin Jeli karena udah buat Mama kecewa...hiks..." Acha-ibu Jelita- menggelengkan kepalanya dan mengatakan bahwa Jelita tak pernah mengecewakannya, semua yang terjadi bukan salah anaknya.

Arion mendekati Nay dan merangkul kekasihnya itu. Lelaki itu kemudian menatap tajam pada Bima yang hanya diam memperhatikan Jelita. Di belakang mereka tampak Alana dan Alano. Sedangkan orang tua Nay, Nevan dan Jovan berada di dalam ruang rawat. Jika kalian bertanya dimana orang tua double A (Alano dan Alana), mereka sedang melakukan perjalanan bisnis.

Acha yang sedang mengelus punggung Jelita untuk menenangkannya, tiba-tiba terhenti saat merasakan sesuatu yang janggal. Acha menguraikan pelukan mereka lalu menatap kearah perut anaknya.

"Lita... Kamu... Hamil...?"

Jangan lupa tekan bintang dan beri komentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tekan bintang dan beri komentar

Thank you 🤍

Thank you 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bima

Jelita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jelita

FIRST LOVE // 02 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang