Mata yang terpejam selama dua hari itu, akhirnya perlahan terbuka. Mata itu mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang berada di rumah serba putih itu.
Ceklek!
Jovan yang baru saja masuk kedalam ruang rawat Kay terkejut saat melihat gadis yang terbaring tak sadarkan diri selama dua hari itu kini membuka matanya.
"Kayana!" Jovan segera menghampiri gadis itu.
Nayyara yang sedang tertidur di sofa terkejut saat mendengar teriakkan Jovan. Nay segera menghampiri Kay dengan menahan pusing karena terbangun paksa.
"Air..." Jovan segera membantu Kay minum. Nay segera menekan tombol yang berada di atas kepala ranjang rumah sakit.
"Gimana perasaan lo? Ada yang sakit?" tanya Jovan yang kini duduk di samping Kay, sedangkan Nay hanya berdiri dan memperhatikan mereka.
"Pusing..." Lirih Kay sembari memejamkan matanya. Jovan dengan refleks mengusap pelan dahi Kay yang tidak tertutup perban.
Tak lama kemudian, seorang dokter di ikuti dua suster datang dan memeriksa keadaan Kay.
"Syukurlah, pasien sudah melewati masa kritisnya. Pastikan pasien beristirahat dengan baik dan meminum obat tepat waktu." Jovan dan Nay mengangguk. "Kalau begitu saya pamit, permisi."
"Terimakasih Dokter." Dokter pun pergi di ikuti dua suster yang telah selesai mengganti perban di dahi juga lengan Kay.
"Kaki Kay... Sakit..."
"Iya itu karena kaki lo patah tulang dan akan sembuh dalam beberapa bulan." Kay menghela napasnya saat mendengar penjelasan Nay.
"Kay mau tidur." Jovan bangkit dan membantu Kay untuk berbaring dengan nyaman. Setelahnya membetulkan selimut yang di pakai gadis itu.
"Gue harus balik sekarang." ujar Jovan pada Nay saat melihat Kay sudah tertidur pulas. Gadis itu hanya mengangguk kemudian mengibaskan tangannya menyuruh Jovan untuk pergi. Jovan mendengus pelan kemudian berjalan menuju pintu.
"Tunggu." Jovan berbalik dan menatap Nay. "Gue tau lo masih simpan banyak pertanyaan tentang indentitas gue dan Kay. Lo bisa tanya itu ke Arion atau Alana. Mereka bakal jelasin semuanya." Jovan mengangguk kemudian keluar dari ruangan itu.
Lima hari berlalu sejak interogasi pada Bima dan Jelita. Kini wanita hamil itu kembali ke rumah sakit untuk menjenguk Kay. Tiga yang hari yang lalu, wanita itu sudah menjenguk hari dimana Kay sadar.
"Jaga kesehatan ya Jel, jangan sampai sakit." ujar Kay sampai mengelus perut Jelita.
"Iya aunty..." Balas Jelita dengan suara seperti anak kecil. Keduanya terkekeh.
"Maaf ganggu." Keduanya menatap Bima yang mendekat. "Gue lupa kalau hari ini jadwal check up Jelita. Gue izin bawa dia check up dulu ya?" Kay mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE // 02 LINE
FanfictionLOVE/1 Cinta pertama memang indah tapi sulit untuk bersama. Banyak rintangan yang harus di hadapi hingga berujung kebahagiaan ataupun kesedihan. __ Kay mencintai Jovan. Tapi Jovan tampak tak peduli dengan apa yang Kay lakukan untuk mendapatkan lela...