07 ~ Maaf

137 21 0
                                    

Sepulang sekolah, Nay membawa Kay menuju rumah sakit tempat Arion di rawat. Setelah mengetuk pintu ruangan Arion, kedua gadis itu segera masuk. Tampak Arion yang sedang duduk di atas ranjang sedang makan di suapi oleh ibu lelaki itu.

Arion tampak terkejut saat melihat kedatangan dua gadis itu terutama saat melihat Nay. Arion tersenyum kecil saat mengingat ucapan ibunya jika Nay datang menjenguknya kemarin malam. Ia tak tahu bagaimana gadis itu bisa mengetahui keadaannya, tetapi yang jelas Nay masih peduli padanya.

"Kemarilah." Suara ibu Arion terdengar membuat ketiga remaja itu tersadar.

"Hallo tante, apa kabar?" Kay menyapa ibu Arion.

"Tante baik-baik saja, bagaimana dengan mu?"

"Kay juga baik tante." Kay tersenyum lalu menatap Arion.

"Hai Arion, gimana kondisi kamu?" Arion mengalihkan tatapannya dari Nay.

"Gue baik-baik aja, thanks udah jenguk gue." Kay hanya mengangguk kemudian melirik kembarannya.

"Kalian duduk lah, Tante akan ke kantin membeli camilan." Ibu Arion menatap Kay kemudian melirik Nay juga Arion.

"Biar Kay temani Tante." Ibu Arion tersenyum dan mengangguk. Kembaran dari gadis pujaan hati putranya itu mengerti dengan kode yang di berikan nya.

"Nay, Tante minta tolong. Bisa kau gantikan Tante menyuapi Rion?" Nay menatap ragu mangkuk yang di sodorkan padanya, tapi ia tak tega menolak permintaan ibu Arion.

"Iya Tante." Nay mengambil mangkuk itu. Ibu Arion dan Kay pun pamit keluar.

Terjadi keheningan di antara mereka. Nay menghela napas pelan kemudian duduk di bangku samping ranjang pasien. Gadis itu mengarahkan sendok berisi bubur kepada Arion dengan wajah datar. Arion yang melihat tersenyum kecil lalu menerima suapan Nay. Setelah beberapa menit, bubur itu pun habis. Nay membantu Arion minum. Tak ada kata apapun yang keluar dari bibir keduanya.

"Nay..." Nay yang sedang menatap ponselnya mendongakkan kepalanya dan menatap Arion.

"Bantu gue ke toilet." Nay hanya mengangguk kemudian membantu Arion menuju toilet. Tangan kiri gadis itu memegang botol infus, sedangkan tangan kanannya merangkul lengan kiri Arion.

"Thanks." ujar Arion setelah selesai dan kini lelaki itu terduduk di atas ranjang.

"Gue mau nyusul Kay sekalian pulang." Nay berdiri lalu membalikkan badannya. Saat akan melangkahkan kakinya, suara Arion menghentikan gerakannya.

"Maaf. Gue tau, kesalahan gue besar dan susah untuk lo maafkan. Tapi gue akan terus minta maaf, sampai lo maafin gue." Hening. Nay tak membalikkan badannya.

"Nay... Seharusnya gue cari tau dulu. Tapi gue malah bersikap kasar ke lo. Gue benar-benar minta maaf Nay..." Tanpa sadar Arion mengeluarkan air matanya. Ia menyesal telah bersikap kasar pada gadis yang dicintainya itu. Keluarga nya mengajarkan pada dirinya untuk tidak bersikap kasar pada seorang wanita. Tapi, tangannya yang kini di perban telah menampar pipi pujaan hatinya. Ia sungguh menyesal...

"Gue balik." Nay melangkahkan kakinya keluar tanpa menoleh sedikitpun pada Arion.

Arion yang melihat itu mengeluarkan air matanya semakin deras. Ia menundukkan kepalanya. Tidak ada isakan, hanya air mata yang keluar tanpa tahu kapan akan berhenti.

 Tidak ada isakan, hanya air mata yang keluar tanpa tahu kapan akan berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FIRST LOVE // 02 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang