Mata yang terpejam itu, kini perlahan terbuka. Bola mata berwarna coklat terang itu bergerak meneliti ruangan yang sedang di tempati nya. Bibir yang tampak pucat itu mengeluarkan ringisan saat merasakan kepalanya berdenyut hebat.
Ceklek!
"Arion? Kau sudah sadar sayang..." Suara lembut itu terdengar begetar di pendengaran lelaki yang tak lain adalah Arion.
"Mom? Kenapa Rion bisa di sini?" tanya Arion dengan tangan kiri yang memegang pelipis nya.
"Ahk!" Ibu Arion segera menekan tombol yang berada di belakang kepala ranjang rumah sakit.
"Tahan sebentar nak, dokter akan segera datang."
Tak lama Dokter datang dengan suster yang berada di belakangnya.
"Untuk saat ini pasien tidak boleh memikirkan banyak hal. Benturan di kepalanya cukup kuat sehingga pasien akan sering mengalami pusing jika terlalu memikirkan hal berat."
"Terimakasih Dokter." Sang Dokter pun pamit diikuti suster.
"Kau dengar itu, jangan memikirkan apapun untuk saat ini. Sekarang istirahatlah agar kondisi mu cepat pulih." Arion hanya mengangguk kemudian memejamkan matanya. Ibu Arion membenarkan letak selimut anaknya kemudian mengabari suaminya jika anak mereka telah sadar. Wanita paruh baya itu juga tidak lupa mengabari Nay.
Kay mengabaikan sekitarnya. Gadis itu melangkahkan kakinya dengan wajah datar yang tidak pernah ia tunjukkan sama sekali. Orang-orang yang melihat itu di buat heran. Seperti bukan Kayana yang mereka kenal.
Langkah Kay tiba-tiba terhenti saat melihat lelaki yang membuatnya sulit tidur. Lelaki itu menatap kearah nya dengan wajah penuh lebam. Tunggu, lebam? Kay segera melangkah mendekati Jovan, tapi ia kembali berhenti saat mengingat ucapan lelaki itu."Bisa lo berhenti ganggu gue?!"
Kalimat itu terngiang di benak Kay. Gadis itu tampak menghela napasnya kemudian kembali melangkah melewati Jovan. Lagi, semua yang melihat itu merasa heran tapi tidak ingin ikut campur. Toh tidak itu bukan urusan mereka.
Kay mengusap air matanya yang tiba-tiba keluar. Ia merasa sakit saat melihat wajah lebam Jovan juga ucapan lelaki itu kemarin."Kay, kamu bisa. Kamu pasti bisa melupakan dia." Semangat Kay pada dirinya sendiri.
"Kayana!" Kay terhenti tepat di depan pintu kelasnya. Gadis itu berbalik ke sumber suara. Terlihat seorang lelaki menghampiri nya dengan senyuman yang terpatri di wajah tampannya.
"Alano? Ada apa?" tanya Kay saat lelaki itu berada di hadapannya.
"Gue cuma mau kasih tau lo, ada rapat tentang pemilihan ketua nanti setelah pulang sekolah."
"Kenapa mendadak? Lano juga kenapa nggak chat Kay aja? Kelas Lano cukup jauh dari kelas Kay." Alano mengacak pelan rambut Kay.
"Gue juga nggak tau kenapa mendadak, tapi ketua bilang ini perintah Bu Gina. Gue juga sekalian ingin ketemu Alana. Dia ada kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE // 02 LINE
FanfictionLOVE/1 Cinta pertama memang indah tapi sulit untuk bersama. Banyak rintangan yang harus di hadapi hingga berujung kebahagiaan ataupun kesedihan. __ Kay mencintai Jovan. Tapi Jovan tampak tak peduli dengan apa yang Kay lakukan untuk mendapatkan lela...