29 ~

60 5 0
                                    

Langit sudah mulai menunjukkan semburat jingga saat Jelita sedang memandang ke sekitarnya sambil menunggu Alano yang sedang mengambil mobil di basemen mall yang di kunjungi mereka. Ya, mall. Mereka baru saja selesai berbelanja perlengkapan bayi. Meskipun Nay juga Alana sudah membelikannya beberapa bulan yang lalu, tapi Jelita ingin juga membelikan sendiri perlengkapan untuk calon anak-anaknya. Jadi dia pun pergi. Sebenarnya Jelita sempat tak mendapatkan izin dari sang ibu karena dia yang sedang hamil besar. Tapi dengan bujukan, akhirnya Acha mengizinkan anaknya pergi.

Tiba-tiba Jelita membulatkan matanya saat melihat seorang anak kecil tanpa pengawasan orang tua sedang mencoba untuk menyeberang jalan. Dengan segera Jelita menghampiri anak kecil itu yang sudah mulai menyeberang.

Dari arah kanan terdapat sebuah mobil tanpa plat nomor melaju dengan kencang. Jelita dengan segera mendorong anak kecil itu dan...

Brak!

Tubuh Jelita terpental kemudian bergelinding. Orang-orang mulai mendekati Jelita yang kini terbaring dengan bersimpah darah. Sedangkan si penabrak segera pergi.

"Anak..ku.." gumam Jelita sembari memeluk perutnya.

Di sisi lain, Alano yang baru saja sampai tempat dimana Jelita berada merasa kebingungan karena tak melihat keberadaan wanita hamil itu. Kemudian matanya menatap kerumunan yang terjadi di jalan. Entah kenapa, Alano merasakan perasaan tak enak saat melihat kerumunan itu. Dengan segera lelaki itu keluar dari mobilnya dan mendekati kerumunan itu.

"Jelita!"

Alano segera mendekati Jelita dan mengangkat tubuh wanita itu. Alano melangkah cepat menuju mobilnya. Sebelumnya Alano meminta bantuan seseorang untuk menjalankan mobilnya.

"Bertahanlah..."

"A..anak..kita.."

"Jangan nutup mata lo, gue mohon..." ujar Alano saat melihat Jelita yang akan menutup matanya. Alano membaringkan Jelita di kursi penumpang dengan kepala wanita itu di pangkuannya. Setelahnya mobil pun bergerak dengan cepat menuju rumah sakit.

Beberapa orang sedang menunggu dengan cemas di depan ruang operasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa orang sedang menunggu dengan cemas di depan ruang operasi. Di sana, terdapat double A, Kay-Nay, Bima, Arion, Gavin, ibu Jelita juga kedua orang tua double A. Sedangkan orang tua dan kakak Kay-Nay sedang melakukan perjalanan bisnis.

Di sisi depan pintu ruang operasi, Alano tampak berjongkok dengan wajah yang bersembunyi di lipatan tangannya. Lelaki itu begitu kacau dengan pakaiannya terdapat darah yang sudah mulai mengering.

"Al..." Alano mengangkat wajahnya yang kini di basahi oleh air mata.

"Jelita Na...hiks..." Alana segera memeluk kembarannya. Sebelumnya ia juga sama terpukulnya dengan semua orang. Tapi ia bisa mengatasinya dan kini mencoba untuk memberi kekuatan untuk Alano.

"Lo harus kuat dan yakin mereka akan baik-baik aja." Alana menepuk pelan punggung Alano.

"Gue gak mau kehilangan mereka Na..." Alano menumpahkan seluruh rasa takutnya pada Alana dan gadis itu hanya bisa memenangkan kembarannya.

FIRST LOVE // 02 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang