"Maaf mengganggu waktu anda Tuan, saya mendapat informasi tentang nyonya Arshavina." Pria paruh baya yang di panggil tuan itu segera menghentikan aktivitasnya dan menatap pria dengan pakaian serba hitam.
"Apa?" Jantung pria paruh baya itu berdetak kencang. Ini yang di tunggu oleh nya selama belasan tahun. Apakah bawahannya itu mengetahui keberadaan wanita yang di cintainya?
"Nyonya selama ini di lindungi oleh keluarga Xavier dan menggunakan identitas sebagai Acha Mentari." Pria paruh baya itu cukup terkejut mendengarnya. Xavier? Keluarga berpengaruh di negaranya yang selama ini melindungi wanitanya? Dan kenapa dia harus merubah identitasnya? Apakah dia sama sekali tak ingin ia menemukannya?
"Nyonya bekerja di salah satu butik milik Nyonya Xavier, beliau juga di ketahui memiliki seorang anak perempuan yang saat ini menghilang."
Deg!
"Apa dia sudah menikah?"
"Tidak ada yang mengetahui hal itu Tuan. Hanya Tuan dan Nyonya Xavier yang mengetahui itu. Tapi tuan, saya rasa Nyonya Arshavina tidak pernah menikah setelah memutuskan pergi meninggalkan Tuan." Pria itu terdiam. Mencoba menggali ingatan saat dirinya menghabiskan waktu dengan wanitanya. Dan, apakah...
"Tuan, maaf jika saya lancang. Tetapi kemungkinan besar anak Nyonya Arshavina adalah anak Tuan."
"Kau benar. Jika dia tidak pernah menikah, dapat di pastikan dia mengandung anakku. Berapa usia anak itu? Dan siapa namanya?"
"Namanya Ashana Jelita, dan usianya tidak jauh berbeda dengan nona Bianca, hanya berbeda beberapa bulan."
Ya... kalian pasti tahu kan siapa pria itu?
"Tadi kau mengatakan jika anaknya menghilang? Apa yang terjadi?"
"Saya tidak tahu tuan. Hanya informasi itu yang saya dapatkan." Pria bernama Brian itu menghela napasnya kemudian meminta bawahannya untuk keluar.
"Apa mungkin dia anakku... Aku akan mencarinya..." Brian pun menelepon semua orang kepercayaannya untuk mencari Jelita.
Tanpa Brian sadari, Bianca mendengar semua percakapan ayahnya."Jadi dia anak dari wanita yang buat keluarga gue hancur?" Bianca mengepalkan tangannya marah kemudian berlalu menuju kamarnya.
"Semoga lo nggak di temukan." Gumam Bianca. Gadis itu tak ingin orang yang di sayanginya kembali di ambil oleh orang lain. Cukup ibu juga Arion saja yang di ambilnya tidak dengan ayahnya.
Arion memeluk kekasihnya erat dan menenangkannya. Gadis dalam pelukannya itu terus menangis dan memaki Alano juga Bima yang membawa pergi Jelita. Mereka kini berada di salah satu bangku yang berada di taman kota.
"Alano brengsek! Bima sialan! Hiks..." Arion menangkup kedua pipi Nay dan menghapus air mata gadis dengan ibu jarinya.
"Gue bakal minta bantu bokap untuk cari keberadaan Jelita dan Bima. Soal Alano, gue nggak bisa bantu itu urusan keluarga Jelita dan Alano. Lo tenang ya, jangan nangis lagi. Lo jadi kelihatan jelek kalau nangis, haha!." Nay cemberut kemudian mendorong jauh Arion.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE // 02 LINE
FanfictionLOVE/1 Cinta pertama memang indah tapi sulit untuk bersama. Banyak rintangan yang harus di hadapi hingga berujung kebahagiaan ataupun kesedihan. __ Kay mencintai Jovan. Tapi Jovan tampak tak peduli dengan apa yang Kay lakukan untuk mendapatkan lela...