"Semua fasilitas yang ada pada mu akan Papi sita! Dan selama dua Minggu kau harus diam di rumah! Papa tidak akan membiarkan mu berkeliaran dan membuat masalah lagi! Dan setelah ujian selesai kau akan tinggal bersama nenek mu tanpa fasilitas apapun. Papa hanya akan membiayai mu kuliah. Untuk keperluan lainnya kau harus memenuhinya sendiri. Belajarlah mandiri!"
"Tapi Papa--"
"Bayu! Bawa Bianca ke kamarnya dan kunci dari luar!"
"Baik tuan."
"Papa nggak bisa kayak gini! Papa!"
Klik!
Bianca terduduk di lantai kamarnya. Ia tak menyangka jika Arion benar-benar memberitahu kelakuannya selama di sekolah pada ayahnya. Ia kira itu hanya sebuah ancaman saja agar dirinya tak mengganggu Nay, tapi tidak. Arion memberi tahu ayahnya.
"Kenapa semua orang yang gue sayang jadi jahat ke gue... Salah gue apa... Gue cuma ingin bahagia sama orang yang gue sayang..." Lirih Bianca.
Arion, ayahnya dan ibunya, mereka sangat jahat padanya. Mereka tak menyayangi dan memperhatikan dirinya seperti dulu. Apalagi ibunya.
Ibu yang sangat ia sayangi memilih berpisah dari ayahnya dan membangun keluarga sendiri dengan selingkuhannya, meninggalkan dirinya yang masih berusia enam tahun. Bukan itu saja, alasan lain yang membuat ibunya memilih berpisah karena ayahnya masih mencintai mantan kekasihnya.
Ayah dan ibu Bianca di jodohkan untuk memperkuat perusahaan dua keluarga. Pernikahan mereka di isi dengan keributan sampai Bianca hadir. Kehadiran Bianca tak membuat mereka akur, ada saja hal yang membuat mereka bertengkar. Ayah Bianca yang saat itu mengetahui jika kekasihnya pergi karena ancaman istrinya marah besar hingga membuat Bianca yang masih dalam kandungan sang istri hampir keguguran. Saat itu ayah Bianca sadar. Ia merelakan kekasihnya dan berusaha untuk menerima istrinya.
Hingga rumah tangga mereka yang berusia enam tahun harus berakhir karena ibu Bianca ketahuan selingkuh. Sebenarnya ayah Bianca masih ingin mempertahankan pernikahan mereka dan meminta istrinya untuk mengakhiri hubungan dengan selingkuhannya, ia melakukan itu untuk anaknya, Bianca. Tetapi ibu Bianca memilih bercerai dengan hak asuh Bianca jatuh pada mantan suaminya.
Dari sanalah, Ayah Bianca memberi semua apa yang di inginkan anaknya. Dia tak ingin anaknya kekurangan apapun meski sosok ibu tak ada dalam hidupnya. Tetapi itu membuat Bianca menjadi manja dan apapun yang diinginkannya harus di penuhi. Gadis itu tak suka berbagi dengan apa yang di milikinya. Bianca tak ingin orang-orang yang di sayangi nya membagi perhatian pada orang lain. Cukup ia yang harus di perhatikan. Egois memang. Tapi Bianca benar-benar membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang-orang sekitarnya. Ayahnya memang memberikan semua apa yang diinginkannya tetapi tidak dengan perhatian dan kasih sayang. Ayahnya sibuk bekerja dan jarang berada di rumah.
Dalam dirinya di terapkan kalimat,
'Jangan pernah berbagi. Karena berbagi akan membuat mu kehilangan apa yang kau miliki dan sayangi.'
Seperti dirinya yang kehilangan perhatian Arion karena lelaki itu membaginya pada gadis lain.
Jadi, bisa kalian simpulkan jika Bianca hanya ingin mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang yang di sayanginya. Bianca hanya merasa kesepian meskipun di kelilingi banyak orang. Ia membutuh orang yang benar-benar mengerti dirinya.
"Maaf ayah. Kay janji nggak akan buat kalian khawatir lagi. Maafkan Kay..." Kay memeluk lengan ayahnya. Berusaha membujuk ayahnya untuk berhenti marah padanya.
"Ayah maafkan, tapi jangan lakukan lagi. Ayah tau kau ingin seperti yang lainnya. Melakukan berbagai hal, kau bisa melakukan apapun tapi sesuaikan dengan kondisi tubuh mu." Devan, ayah Kay mengelus rambut anaknya berusaha untuk memberi pengertian pada Kay.
"Iya Ayah. Kay akan mengingatnya." Kini Kay memeluk ayahnya, menyandarkan kepalanya pada dada sang ayah.
"Ayah! Ken juga ingin di peluk." Kenzo, anak bungsu Devan dan Anjani mendekati ayahnya lalu merentangkan tangannya.
"Nggak boleh." Kay mengeratkan pelukannya pada sang ayah. Ayolah, jarang sekali ia memeluk ayahnya dan kini ada kesempatan tetapi adiknya akan menggangu? Ia tak akan membiarkan itu.
"Ken minta ke ayah bukan kakak! Ayah..." Rengek bocah berusia tujuh tahun itu.
"Ken, sini biar bunda yang peluk kamu..." Bujuk Anjani.
"Nggak mau. Ken ingin ayah yang peluk..." Devan tersenyum.
"Kemarilah." Devan mengulurkan tangan kirinya.
"Ayah..." Protes Kay tapi tak melepaskan pelukannya.
"Kayana..." Kay cemberut dan menyembunyikan wajahnya di dada sang ayah. Kini Kenzo duduk di pangkuan sang ayah. Bocah itu memeluk leher Devan.
"Manja!" Ucapan Nay membuat Kay dan Kenzo menoleh dan menatap tajam gadis itu.
"Masalah?!" ucap Kay dan Kenzo bersamaan.
Nay memutar bola matanya sedangkan kedua orang tua mereka terkekeh pelan. Mereka bertiga memang selalu bertengkar jika sedang bersama. Apalagi Kay dan Kenzo keduanya selalu beradu mulut hampir setiap hari. Tapi terkadang mereka akan kompak saat mengerjai Nay. Meskipun begitu, mereka saling menyayangi satu sama lain.
Hallo semuanya...
Apa kabar?
Semoga dalam keadaan baik-baik saja
Seperti biasa, tekan bintang dan beri komentar yaa
Jika ada kesalahan kata atau apapun itu beri tau, oke?Thank you 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE // 02 LINE
FanfictionLOVE/1 Cinta pertama memang indah tapi sulit untuk bersama. Banyak rintangan yang harus di hadapi hingga berujung kebahagiaan ataupun kesedihan. __ Kay mencintai Jovan. Tapi Jovan tampak tak peduli dengan apa yang Kay lakukan untuk mendapatkan lela...