18 ~ Kay!

65 7 0
                                    

Sudah enam bulan sejak hilangnya Jelita, keluarga Xavier masih mencari keberadaan Jelita. Bukan itu saja, ayah Bianca juga keluarga Jovan pun turut mencari keberadaan wanita itu.

Kay menatap keadaan kantin yang sepi. Gadis itu terduduk lemas dengan Nay yang berada di sampingnya.

"Lo ada kelas lagi setelah ini?" Kay menggelengkan kepalanya.

"Oke, kita pulang sekarang. Bang San udah nunggu di tempat biasa." Kay mengangguk kemudian mengikuti langkah Nay. Mereka keluar dari kantin kampus ternama di kota itu.

Empat bulan yang lalu, mereka resmi menjadi seorang mahasiswa. Kay mengambil jurusan Fashion Design sedangkan Nay jurusan Arsitektur. Keduanya satu kampus dengan Jovan dan Arion yang memilih jurusan Manajemen Bisnis.

Ah ya, selama lima bulan ini hubungan Jovan dan Kay bisa di katakan lebih dekat. Bisa di bilang saat ini mereka berteman. Tapi Kay juga masih berusaha untuk menjaga jarak agar hatinya tidak goyah untuk move on dari lelaki itu. Dia tak ingin membiarkan perasaannya yang menang, karena dirinya masih takut untuk kembali merasakan sakit. Sedangkan Jovan kebalikannya. Lelaki itu berusaha mendapatkan kembali hati Kay karena saat ini dia mencintai gadis itu. Meski hal ini mungkin saja akan membawa gadis itu dalam masalah.

Musuh keluarganya. Mereka ingin menghancurkan keluarganya dengan cara menghabisi dirinya yang merupakan pewaris dari kekayaan milik keluarganya. Itu adalah alasan mengapa dirinya berusaha untuk menjauhi Kay dulu. Tetapi kini ia tidak bisa menahan perasaannya. Ia ingin memiliki Kay dan melindungi gadis itu dari segala marabahaya. Maka dari itu ia juga meminta beberapa bodyguard tambahan kepada ayahnya untuk melindungi Kay juga dirinya. Ya meski hal itu harus di bayar dengan dirinya yang kembali tinggal di rumah keluarganya. Rumah yang menyimpan kenangan buruk yang pernah di alaminya.

 Rumah yang menyimpan kenangan buruk yang pernah di alaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Target terlihat keluar dari gerbang kampus, Tuan." ujar seseorang pada sambungan telepon dengan atasannya.

"Habisi mereka." Balas sang tuan.

"Siap tuan."

"Nyawa di bayar dengan nyawa."

Nay menghentikan langkahnya saat mengingat sesuatu yang ia lupakan.

"Kay, lo tunggu disini. Gue mau ambil buku yang ketinggalan di kelas."

"Oke, jangan lama." Nay mengangguk kemudian berlari pergi menuju kelasnya.

Kay kini berdiri di depan kampus. Gadis itu menoleh ke sebelah kanan dimana jarak yang cukup jauh terdapat para bodyguard-nya dan juga Nay. Gadis itu pun menoleh ke sebelah kirinya yang juga cukup jauh dari tempatnya berada, terdapat beberapa orang berpakaian hitam. Kay menghembuskan napas pelan. Ia tak tahu siapa mereka tetapi orang-orang itu seperti memperhatikan dirinya dan ini terjadi selama empat bulan yang lalu. Ia sempat berpikir jika mereka orang jahat, tetapi tidak. Karena sampai saat ini mereka hanya memperhatikan dirinya dari jauh.

"Meow! Meow! Meow!"

Suara kucing yang terdengar samar-samar itu mengalihkan perhatian Kay. Terlihat seekor kucing di seberang jalan yang sepertinya ingin menyeberang. Kay yang melihat itu segera menyeberang jalanan yang cukup ramai untuk membantu kucing itu.

Tepat berada di tengah jalan, tiba-tiba saja sebuah mobil berkecepatan tinggi mengarah ke arahnya. Kay membulatkan matanya dan...

Brak!

"Kay!"

"Nona!"

Di sebuah hutan, terdapat bangunan megah yang di kelilingi oleh pagar tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah hutan, terdapat bangunan megah yang di kelilingi oleh pagar tinggi. Bangunan yang tak lain adalah sebuah mansion di tengah hutan itu, terlihat seorang wanita dengan dress ibu hamil berwarna hitam sedang duduk di teras dengan tangan yang mengelus perutnya.

"Jelita!" Ya, dia Jelita. Wanita itu menoleh dan mendapati Bima dengan mata yang merah seperti menahan tangis. Jelita segera bangkit dan menghampiri lelaki itu.

"Ada apa? Kenapa lo--"

"Kayana kecelakaan."

"Apa?!" Jelita sangat terkejut mendengarnya.

"Kay..."

"Gue mau kesana, lo tetap di sini atau ikut gue?" Jelita terdiam. Jika ia kembali maka dirinya akan bertemu lelaki berengsek itu. Tetapi jika tidak kembali... Tidak ia akan kembali dan melihat keadaan Kay.

"Gue ikut."

"Lo yakin?" Jelita mengangguk dengan yakin.

"Oke, lo siap-siap sekarang. Sepuluh menit lagi kita berangkat." Mereka pun segera bersiap-siap.

Tadinya bab ini mau di up kemarin malam, tapi karena Sava ke asikan baca cerita jadi yaa lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadinya bab ini mau di up kemarin malam, tapi karena Sava ke asikan baca cerita jadi yaa lupa... Eh pas lihat jam ternyata udah jam sebelas malam..

Oke deh sekian dari Sava, sampai jumpa di bab selanjutnya...

Jangan lupa tekan bintang juga beri komentar

Thank you 🤍

FIRST LOVE // 02 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang