Pukul 07.20
"Lo mau kemana?" tanya Nay saat melihat Kay yang sudah rapi di pagi weekend ini.
"Apartemen Jo!" jawab Kay dengan semangat. Nay memutar bola matanya malas.
"Lo masih berusaha buat dia takluk?" Kay mengangguk. Nay pun melanjutkan, "Lo nggak lelah di abaikan terus sama dia?" Kali ini Kay menggeleng.
"Nggak. Kay suka sama Jo. Kay bakal terus berusaha sampai Jo minta untuk Kay berhenti ganggu dia, maka Kay akan berhenti saat itu juga." Memang, Jovan memang mengabaikannya tapi lelaki itu sedikit menunjukkan perubahan sebulan lalu setelah ia mengejarnya selama lima bulan ini. Jovan kini menerima semua apa yang ia lakukan dan berikan kepada lelaki itu, meski tak ada kata yang terucap. Ia yang selalu menempel dan memegang lengan kekar Jovan, lelaki itu tidak pernah menyuruhnya menjauh atau melepaskan rangkulannya. Lelaki itu tampak pasrah atau lebih tepatnya tidak peduli dengan apa yang di lakukannya? Entahlah, yang jelas ia bahagia dengan perubahan kecil Jovan.
"Kay pergi! Dah! Adik Kay yang cantik!" Kay segera berlari setelah mencubit pipi Nay. Adiknya itu pasti akan membalasnya jika ia tak segera menjauhi Nay.
"Kay, kau mau kemana sayang?" Kay tersenyum dan menghampiri ibunya yang sedang menonton televisi di ruang keluarga. Gadis itu duduk di samping ibunya.
"Kay izin ke rumah Jo ya Bunda?" Kay memeluk lengan ibunya dan menunjukkan puppy eyes nya.
"Bunda izinkan." Kay tersenyum senang.
"Terimakasih Bunda. Jika ayah menanyakan Kay, Bunda katakan jika Kay di rumah Jelita, seperti biasanya. Ya Bunda..." Anjani, wanita paruh baya yang masih terlihat muda itu tersenyum dan mengangguk.
"Iya sayang."
"Terimakasih Bunda, Kay sayang Bunda." Setelah berpamitan pada ibunya, Kay segera memasuki mobil yang di kendarai oleh supir. Mobil pun meninggalkan pelataran mansion keluarga Xavier.
Anjani menatap mobil yang di tumpangi Kay. Wanita itu tampak tersenyum sendu. Ia tahu apa saja yang di lakukan oleh anak perempuan pertama nya itu untuk menarik perhatian lelaki yang di sukai putrinya. Nay, putri keduanya itu yang selalu memberi tahu dirinya tentang apa yang di lakukan oleh Kay. Sedangkan suaminya, apakah ia mengetahui hal itu? Mungkin... tidak? Karena ia dan kedua putrinya menyembunyikan hal itu. Tapi tidak ada yang tahu, bisa saja Devan-suaminya- tahu semua tentang apa saja yang terjadi dengan keempat anaknya.
Anjani tidak bisa melarang Kay, tapi ia selalu menasehati putrinya itu. Ia selalu mengatakan kepada Kay, 'Jika kau lelah mengejar dia, maka berhentilah. Jangan mengejar sesuatu yang tidak pasti. Bunda yakin, di luar sana akan ada lelaki yang mencintaimu, dan ingin menjaga mu sepenuh hati.'
Satu jam kemudian...
Pukul 08.30, Apartemen Jovan
Setelah perjalanan yang cukup panjang karena jarak mansion dengan pusat kota cukup jauh, akhirnya Kay sampai di depan pintu apartemen Jovan. Kay mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang. Tak lama, pintu di hadapannya terbuka menampilkan seorang lelaki yang selama ini selalu membantu dirinya dalam mendekati Jovan. Oh ya, Jovan sudah tinggal di apartemen sejak duduk di bangku tiga SMP.
"Selamat pagi Bima." Sapa Kay sedikit pelan karena tak ingin membangunkan Jovan yang pasti masih tertidur di kamarnya. Bima selalu menginap di apartemen Jovan setiap akhir pekan. Dan itu sangat menguntungkan untuknya, karena tanpa lelaki itu ia tak bisa masuk kedalam apartemen Jovan. Ya, kalian tahu kan jika sangat tidak mungkin Jovan akan membukakan pintu apartemen nya untuk Kay.
Bima, lelaki itu tampak terpaku saat melihat Kay yang tampak cantik di hadapannya.
'Kenapa setiap harinya dia semakin cantik?' batin Bima.
"Bima!" Kay memegang lengan kekar Bima yang tampak melamun.
"Oh? Ya, pagi juga Kay. Ayo masuk." Bima tampak gugup dan jantungnya berdegup kencang saat tangan halus Kay menyentuh lengannya.
Kay tersenyum lalu melangkah masuk setelah melepaskan tangannya dari lengan Bima. Kay segera menuju kamar Jovan. Gadis itu tampak tersenyum gemas saat melihat Jovan yang tidur dengan memeluk guling dan jangan lupakan rambut hitam lebat lelaki itu yang berantakan.
"So cute..." Gemas Kay.
"Kay lo--"
"Jangan berisik Bim, nanti Jo bangun." Kay menarik lengan Bima dan melangkah menuju ruang makan.
"Bima mau sarapan apa? Biar Kay buat apa aja yang Bima ingin." Bima mengerutkan keningnya.
"Tumben? Biasanya lo cuma bikin sarapan kesukaan Jovan." Kay tampak tersenyum dan itu membuat Bima semakin terpesona dengan gadis itu.
"Hari ini, Kay juga ingin buat sarapan kesukaan Bima. Anggap aja ini tanda terimakasih Kay karena Bima selalu bantu Kay." Bima tampak senang mendengar jawaban Kay.
"Oke deh, gue ingin nasi goreng seafood."
"Oke siap laksanakan."
Kay masuk ke dapur lalu mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat nasi goreng seafood untuk Bima dan sandwich tuna untuk Jovan. Jika kalian bertanya apakah semua bahan itu ada? Ya, semua bahan yang ia perlukan ada di sana. Entah siapa yang membeli semua sayuran, buah-buahan, dan yang lainnya. Mungkin Jovan atau ibu lelaki itu?
Setelah berkutat selama setengah jam, masakan yang di buat Kay sudah tersedia di meja makan. Bertepatan dengan itu, Jovan datang dengan rambut yang masih terlihat berantakan. Kay tersenyum melihat Jovan.
"Selamat pagi Jo."
Jovan hanya melirik sekilas dan duduk di samping Bima. Kedua lelaki itu mulai memakan sarapannya masing-masing setelah Kay menyuruh mereka.
"Lo nggak ikut sarapan?" tanya Bima.
"Kay udah sarapan di rumah." Bima hanya mengangguk kemudian kembali melanjutkan makannya. Sedangkan Kay hanya menatap Jovan yang tampak sedikit melirik ke arah Bima. Kay tersenyum melihat itu. Apakah Jovan ingin nasi goreng seafood juga? Pikir gadis itu.
"Serius Kay! Ini enak banget! Thanks!" Kay hanya tersenyum dan mengangguk kemudian bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju dapur membuat kedua lelaki itu menatap nya.
"Ini, Jo pasti bosan makan sandwich terus." Kay meletakkan sepiring nasi goreng di hadapan Jovan lalu gadis itu mengambil sandwich yang sudah setengah di makan dalam genggaman Jovan.
"Makanlah." ujar Kay setelah menyeret piring yang masih tersisa satu sandwich. Gadis itu tanpa sadar memakan sandwich di tangannya yang sebelumnya ia ambil dari tangan Jovan.
Kedua lelaki yang melihat hal itu menatap tak percaya sedangkan Kay hanya tersenyum senang.Cerita kedua ku
Kalau suka jangan lupa tekan bintang ya dan berikan kritik juga saran dengan bahasa yang baikThank you 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE // 02 LINE
FanfictionLOVE/1 Cinta pertama memang indah tapi sulit untuk bersama. Banyak rintangan yang harus di hadapi hingga berujung kebahagiaan ataupun kesedihan. __ Kay mencintai Jovan. Tapi Jovan tampak tak peduli dengan apa yang Kay lakukan untuk mendapatkan lela...