——naw.povTeo dengan malu-malu ikut makan bersama si kembar, dia sangat lapar jujur ya sudah makan saja dengan alibi menyuapi makan si kembar ia juga ikut makan. Mereka bertiga makan teras dekat pintu samping ke arah kolam ikan milik Jaguarga, disana sepi karena orang-orang pada mengisi dapur dan kamar. Ruang tamu yang sudah di bersihkan masih kosong, karena jaguar masih mengundang orangnya dengan mendatangani rumah mereka satu persatu.
"Nanti kalau mau lagi Abang ambilin ya?" ujar teo sembari menyuapi kedua anak kembar jaguar, "yagi.." ujar si kembar dengan mulut penuh makanan. "Iya Abang ambilin lagi ya kalian main disini aja, kalau mau bicara dihabisin dulu makannya.." ujar Teo lalu meninggalkan mereka, dengan cepat Teo mengambil kembali makanan di dapur dengan izin ibu-ibu lagi.
Teo sedikit malu tapi tak apa lah si kembar masih lapar ya.. diapun. dengan cepat pun ia kembali dan di kejutkan dengan kedatangan seseorang.
"Loh cak.. tangan cak jagu kenapa?" tanya Teo melihat area pergelangan tangan jaguar terluka dan mengeluarkan darah disana. "Abang.. Yayah cakit.." ujar Caca takut dengan warna darah, Jaguar baru saja tiba dan ingin mengobati lukanya di teras samping rumah karena setahunya disana tempat yang sepi ia sudah membawa kita P3K eh malah menemukan Caca dan mpin yang asik bermain mainan di sana dan di saat ditanya katanya ia sedang menunggu Teo mengambil makanan.
"Gak sengaja kegores kancingan pager yang agak tajem tadi, tapi saya gak papa kok." ujar jaguar, "gak papa apanya! Darah kemana-mana begini. sini aku obatin!" Teo meletakan makan dan air yang ia bawa di lantai karena tak ada meja atau pun kurus disana hanya teras kecil dengan di samping nya ada kolam ikan koi.
Teo menyuruh jaguar untuk duduk, Teo mulai membuka kotak obat yang Jaguar bawa. "bukan cuman goresan ini! gimana si cak nganga banget ini lukanya, Caca sama mpin sebisa mungkin jangan liat ya nak? main di dalam sana aja ya?.." ujar Teo. "Gak mau, mau liat.." ujar Marvin. "Yaudah diem aja ya disana.. liat doang oke?" kata Teo, si kembar mengangguk dan memilih untuk duduk manis disana.
"Kok gak dipaksa buat pergi?" tanya Jaguar, "si kembar?.. buat apa? sama kaya kita kalau penasaran gak ditutaskan, hati meraka juga gundah cak. malah kepikiran terus nanti kaisan, lebih baik kaya gini. Biar mereka punya dinding meminimalisir rasa takut" ujar Teo. jawaban itu membuat jaguar tersenyum, benar percuma melarang orang yang sedang penasaran tak akan pernah di dengar apalagi rasa penasaran anak kecil.
"Cakit yah?" tanya Marvin, melihat ayahnya di obati oleh Abang Teo. "Sakit, Marvin sama Kasya jangan sampe luka kaya gini ya?" Marvin mengangguk menurut. "cakit banget ya yah?" tanya satunya lagi, "banget, rasanya ayah mau nangis tapi malu udah punya tiga anak masak nangis" ujar jaguar membuat anaknya tertawa tak mengerti apa yang ayahnya katakan tapi mendengar kata malu dari ucapan ayahnya itu sangat jarang makanya mereka menertawakan ayahnya yang sedang malu.
"Gak ada larangan buat orang yang punya tiga anak gak boleh nangis ya.." ujar Teo entah mengapa sedikit kesal melihat tingkah bapak tiga anak tersebut, sudah terluka sempat-sempatnya bercanda. "Malu saya dek.." ujar jaguar. namun setelah mendengar ujaran jaguar itu Teo langsung terkekeh kencang, membuat si kembar mengikutinya.
"Udah bilang aja kalau sakit cak.."
Selama mengobati jaguar, Teo sangat telaten mengoleskan antiseptik juga obat luka serta memperban luka milik jaguar. "Jangan lupa nanti beli obat tetanus ya ? atau kalo gak bisa, suntik aja cak.." ujar Teo. Jaguar mengangguk menurut "terimakasih, iya nanti saya suntik di puskesmas desa aja deket." ujar jaguar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Mas Jaguar | Jaeyong
Fanfiction🍑🌹| Natheo Bagaskara menemukan sebuah novel kisah percintaan picisan berlatar perdesaan, awalnya ia sama sekali tak berminat namun saat membaca sebentar ia langsung menyukainya. Natheo dibuat berbunga-bunga dengan kisah cinta gaya pedesaan di cer...