17; Malam Ini (?)

6.2K 569 33
                                    






——naw.pov









Ditengah indahnya jaguar mengendarai mobil berdua ditemani oleh Teo menuju kediaman pemuda seusai mengantar si kembar, dikejutkan dengan telepon dari sang adik senja yang katanya anak bungsunya tengah menangis dan tak mau diam bahkan telah di bujuk oleh apapun. tanpa pikir panjang keduanya memutuskan untuk putar balik dan menuju ke kediaman jaguar.

Sesampainya di sana rumah jaguar tepatnya di ruang tamu nampak ramai ada bu Siti, Bu tri, suami mbak senja dan senja yang tengah menggendong menenangkan si bungsu jaguar. "Cup cup Le.. iya disini ada banyak orang Iki le, tole ga sendirian... jangan nangis terus le, susu ga mau, bobo gamau, pop gamau.. maunya apa tole sing bagus dewe Iki hm?" Ujar senja, jevano nampak masih menangis keras di pelukan senja semakin keras dan tangannya yang mengepal kuat.

"Duh Gusti piye Iki.. kui meng nyapo lo dek nja? porak kemeng wes di titipke mahmu kan saurunge dek jagu mangkat gae kereto kemeng aku meng ruh teo gendongi Karo nyapu nyapu ngarep kene meng.. ( Duh Gusti gimana ini.. itu tadi kenapa dek nja? tadi kan sudah di titipin ke kamu kan sebelum dek jagu berangkat pake mobil, tadi aku juga tau teo gendong bungsu sama nyapu-nyapu depan sini...)" ujar Bu tri.

"Lah tadi lo si tole Teo kerumah ku nduk nganter sayur masakane teo, sekalian manggil senja makanya tadi aku nda minta sayur kerumahmu... Telaten anaknya.. huh jan prigel.." ujar Bu siti ke bu tri, "loh Kulo maeng lo buk yo ditawari kaleh dek Teo.. tapi kulo nolak soal e kemeng anak anak maunya nyarap bubur buk.. heran koyo wong Kuto wae.. (loh tadi saya buk juga di tawari sama dek Teo.. tapi saya nolak soalnya anak-anak maunya sarapan bubur.. heran kaya orang kota aja..)" sahur bu tri.

"Sanjangane jaler.. Teo niku kaya tiang setri.. Kabeh bisa, Kulo ae heran buk mbak. saurunge berangkat nggih Kulo sampun teng mriki kaleh istri.. Jan semuanya yang ngurusi Teo.. sampe sepatu sepatu si kembar sama kang jagu di lap sampai bersih sama si Teo.." ujar dayan suami enja. "Duh husst diem o sik bu mbak mas, sakno Iki tole ndak meneng meneng (duh husst diem dulu buk mbak mas, kasian ini anaknya gak diem diem)" ujar senja yang masih menenangkan jevano menangis.

Bu Siti hendak bersuara namun ucapan salam dari kedua orang yang baru saja memasuki rumah dengan langkah yang sedikit terburu buru, "bungsu kenapa Nja?.." tanya jaguar "gatau Iki kang. susu gamau, Pampers juga gak ada masalah.. gimana ini kang, ssut nak.. jevano tole bagus.. itu loh ada ayah.. ayah tole.." ujar senja sembari menenangkan bayi mungil jaguar.

Jevano masih menangis keras sembari meremat baju bagian depan milik senja, mengabaikan ayahnya yang siap untuk menggendong dan menenangkannya. "Sini jevano sama ayah nak.. ssuuhh, ada ayah disini lo le.." kata jaguar namun tak dianggap oleh sang anak bungsu. senja berusaha untuk memberikan jevan ke jaguar namun bayi itu memberat memberi tanda tak mau digendong sang ayah.

"minta opo se tole bagus dewe Iki...  Liat balon di rumah budhe yoh le.." ujar Bu tri, jevano menggeleng di tengah tangisnya menolak tangan tri yang mengarah padanya siap untuk menggendong. "duh sama ayah gamau sama budhe gamau.. mau apa kamu le.." ucap Bu Siti. Bu tri memberi tanda lirikan ke arah Teo yang terlihat bersimpati dengan tangisan bungsu jaguar kepada senja, senja mengangguk tanda mengerti hendak meminta tolong Teo namun sebelum itu..

"Ano.. Ano" panggil Teo tiba-tiba untuk mencuri perhatian jevano, Teo berada di depan senja di belakangi oleh jevano membuat bayi itu berhenti menangis dan sibuk menolehkan kepalanya mencari si sumber suara yang memanggilnya. "Bwah!!" kejut Teo, bukannya tertawa si jevano justru menangis namun anehnya kedua tangannya di angkat ke arah Teo isyarat meminta gendong.

Suami Mas Jaguar | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang