13; Menginap?

6K 576 40
                                    







——naw.pov














Jalinan Silahturahmi lewat acara yang sangat mendadak tadi membuat banyak orang tersenyum gembira, entah karena acara berkumpul dan berbincang atau ada hal lain yang mampu membuat mereka berkali-kali mengucapkan syukur. Bahkan tak ayal orang yang bukan keluarganya ikut berdoa demi kelancaran dan kebahagiaan sang pemilik acara.

Ditengah-tengah hal itu ada sesosok manusia yang sama sekali tak mengerti apa yang membuat mereka nampak senang dan bahagia, ditambah saran nama dan acara ini ia hanya menyetuskan satu saran nama dan langsung digelar acara seperti ini? Jika suka namanya, normalnya mungkin bisa besok atau lusa acara pemberian namanya. Ini langsung di hari yang sama, ia bingung namun ini sungguh luar biasa.







Ia semakin di buat bingung karena roman-roman yang entah sangat mencurigakan dari keluarga Maheswari, dari cara mereka menerimanya, bersikap ramah padanya hingga sekarang mereka tengah makan malam bersama sembari di selingi perbincangan penuh tanya, jawab dan canda.







"Umur mu itu berapa to le?" tanya Mbah Warsa ke teo, dia ayah Jaguarga suami uti siti. Teo yang baru saja meneguk minum langsung menoleh saat suara itu mengintrupsi, "minta maaf Mbah, kulo 26 mbah." Ujar Teo sembari tersenyum membuat Mbah Warsa mengangguk.


"Guar berapa?" tanya Warsa ke anak keduanya. "36 pak" jawab jaguar.



"Lho lho 10 tahun yo kace' e, kok iso konconan barang Ki piye.. akrab pisan karo senja, piye ceritane? (jaraknya, kok bisa temenan gini gimana (ceritanya)?.. akrab juga sama senja, gimana ceritanya?)" ujar Warsa. Teo mempersilahkan Jaguarga menjawab,

"dulu saya kan melatih anak-anak bal-bal'an (sepak bola) nah Teo yang aktif banget di olahraga sejak SD kelas berapa dek? Empat ya?.. dia ikut, nah sampai saya lulus kuliah saya kan masih ngajar, ketemu terus jadi akrab dan temenan" ujar Jaguarga diangguki paham oleh Warsa.






"Jaguar galak gak yo pas ngajar?" ini pak barham ganti bertanya. "Huh? Jangan ditanya pak, galak.." ujar Teo yang terakhir dengan suara lirih, agak takut Teo. semuanya yang berada di meja makan Barham, Tri, Warsa, Siti, Senja, Dayan, tergelak bersama mendengar jawaban Teo dan ekspresi kesal Jaguarga.





"Kapan saya begitu?" ujar jaguar dengan nada dingin membuat Teo seketika merinding, namun mendengar suara tawa dari sebagian keluarga Maheswari membuatnya tersenyum jahil.

"siapa yang marah-marah pas tanding karena pemain gak mengerti apa yang cak jaguar maksud?.. siapa yang marah karena air habis dan gak ada yang ngerasa tanggung jawab buat beli?.. siapa yang marah-marah pas salah satu pemain cidera karena pihak lawan?.. siapa yang marahin aku pas aku telat semenit doang?! siapa?" bongkar Teo.



"Ya itu memang tanggung jawab saya.. soal kamu telat kan saya harus melatih kedisiplinan kamu, rasa tanggung jawab kamu, kamu salah ya saya tegur" ujar jaguar membela diri.

"Idih! orang telatnya juga sama kaya cak jagu, kita kan datengnya samaan karena kecebak macet ada truk goleng (terguling) kok cak jagu gak di hukum" ujar Teo kesal. "ya salah sendiri, saya kan pelatih dan senior kamu. Harus nurut kamunya" ujar jaguar berkepala besar, mentang-mentang senior seenaknya ya.





Suami Mas Jaguar | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang