18; Cerita Sebenarnya.

4.9K 550 51
                                    





——naw.pov





Usapan lembut Teo berikan begitu selesai meletakan bungsu jaguar yang terlelap di atas kasur lantainya di dalam kamar sulung pak Rahman itu, Teo mengecup gemas pipi jevano secara bergantian sebelum keluar dari kamarnya menuju ruang dapur dimana ibunya tengah membuat sesuatu disana.

"mau buat apa Bu?.." tanya Teo lembut, ibunya melirik ke arah Teo sekilas "gerowol" jawab Bu Rahma singkat. "Wah enak aku suka itu Bu.. ada yang bisa aku bantu Bu? mumpung aku lagi gak ada kerjaan ini.." tawar Teo.

Ibunya melengos seolah tak mendengar "panggilin nduk Sarah aja, kamu gausah. Cowok gak ada yang masuk dapur dah sana sana!" Ujar Bu Rahma ketus.


Teo yang mendengar itu sedikit terkejut karena sebelumnya ibunya tidak pernah mempermasalahkannya tentang Teo yang rajin di dapur, "Walaupun aku cowok, aku kan barista Buk harus ke dapur juga hehe" ujar Teo mencoba untuk mencairkan suasana. "Udah sana, suruh kesini genduknha ibu" ujar ibunya dingin, Teo mengangguk lalu segara pergi dari dapur.

  Sungguh semakin lama disana mungkin akan semakin membuat Teo bingung dan terus bertanya tanya tentang apa yang terjadi di malam ibu, Sarah dan bapak berbincang apa yang mereka bicara hingga segalanya berubah menjadi dingin seperti ini?. Akankah sebuah kenyataan yang jauh akan harapan? atau hal lain, ibu dan Sarah bersikap dingin kepadanya sejak malam itu. Tidak hanya dingin atau cuek ibu Teo cenderung ketus dan enggan berdekatan dengannya, ada apa ini? Teo perasaan tidak pernah berbuat salah?..



"Dek.." panggil seseorang dari belakang tubuh Teo, siapa lagi yang memanggilnya dek kecuali Jaguarga. "Kaget ih!" aduh Teo, dia sedang asik melamun sembari berjalan eh jaguar memanggilnya dengan suara berat. Jaguar hanya tersenyum menanggapinya,

"saya mau bilang ke adek, saya harus berangkat kerja sekarang.. titip ano ya? nanti saya jemput sekalian bawa yang lain kesini" ujar jaguar.

"Dih baru aja kopinya jadi udah mau berangkat aja.." kata si Teo spontan tak menyadari ucapan itu terucap agak keras dari bibirnya membuat Teo gelagapan sedangkan si lawan bicaranya hanya terkekeh tanpa suara.




"Saya sudah habiskan kopinya, saya berangkat dulu ya titip bungsu ya?" pamit jaguar. teo mengangguk polos sebagai jawaban, membuat yang lebih tau tersenyum manis lalu mengusap pelan rambut yang lebih muda sebelum pergi dengan raut wajah senang karena telah merusak tatanan rambut Teo.


"CAK- haish kesel banget ihh! rambut udah bagus-bagus juga tck!" gumam Teo kesal terhadap perlakuan jaguar namun tak bisa menampik dirinya suka diperlukan seperti itu, kesal dan suka? Teo menghentakkan kakinya kesal merasakan kebingungan dengan hatinya? Kesal serta suka? Apa itu maksudnya bagaimana bisa menjadi satu?.

Jaguar terkekeh sembari berjalan keluar meninggalkan Teo, tak lupa berpamitan dengan bapak Rahman yang sedari tadi menemaninya di teras. "Saya pamit ya pak" ujar jaguar, "enggeh Monggo-monggo nak, sing ngati ngati" kata bapak. jaguar tersenyum mengangguk lalu berjalan menuju mobil miliknya, saat mau masuk ke dalam jaguar menoleh ke arah rumah sederhana milik keluarga pak Rahman yang terlihat ada pak Rahman di teras dan putra sulungnya yang berada di tengah pintu utama.

"Hati-hati" ujar Teo tanpa suara sembari menatap kepergian jaguar, jaguar yang melihat dan mengerti apa yang dikatakan teo tersenyum sembari mengangguk. Setelahnya mobil jaguar melaju meninggalkan rumah pak Rahman.







Suami Mas Jaguar | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang