21; Tibanya Keluarga.

5K 549 67
                                    










——naw.pov















Dinding semesta mulai menghitam tanda si gelap telah datang. Sebuah rumah sederhana milik keluarga pak Rahman nampak dipenuhi cahaya lampu, rumah itu terlihat jauh lebih terang dan hangat dari biasanya. Kegelapan malam tak menjadi penghalang untuk keberlangsungan acara yang sebentar lagi mungkin akan berlangsung.

Kebanyakan dari anggota keluarga pak Rahman merasa gugup, bahkan si kepala keluarga nampak begitu cemas tak tenang di tempat duduknya terlihat pak rahman memainkan jari jemarinya dan tak hentinya menghela nafas panjang. Tak berbeda jauh dengan kepala keluarga, Bu Rahma nampak bingung sendiri tak berhenti mengerjakan sesuatu padahal ia sudah rapi dan siap menerima tamu. Si tengah dan si bungsu yang tampak santai duduk di atas karpet sembari bermain ponsel masing-masing juga dilanda kegugupan mau bagaimanapun, mereka sibuk membuang pikiran acara yang akan segara di gelar pertama kali dalam hidup mereka bahkan pertama kali juga di desa ini.


Sedangkan semuanya sibuk dilanda kegugupan, sang tokoh utama yang telah memakai kemeja batik tosca dan celana putih nampak santai menimang-nimang bayi yang berada di gendongannya. "Ajujuju.. uluululu" ujar Teo mengikuti jevano yang menyurutkan bibirnya menggemaskan. Teo tengah menghibur jevano agar tidak tidur, karena Teo tau kalau bayi itu tidur sekarang karena bosan nanti akan bangun di pagi buta.

"Bentar lagi kakak sama Yayah Dateng nak jangan ngantuk ya.." lirih Teo, ia mengecupi pipi jevano lama. Lalu tak lama Teo beranjak dari kasur lantai kamarnya, berjalan keluar melihat persiapan di ruang tamu sederhana milik keluarganya yang sekarang telah di tambahi karpet tebal berwarna coklat yang sekarang sudah seperti menjadi basecamp kedua adiknya. Lihat tingkah mereka, bermain ponsel dengan tengkurap serta telah menghabiskan satu rodong (toples) kue kering. Ide jahil muncul di benak Teo, ia berjalan mendekat ke arah kedua adiknya lalu langsung meletakan bungsu jaguar tepat di Sarah dan Radit yang asik bermain ponsel, sekarang bahkan ponsel dan salah satu tangan dari mereka telah di  timpa badan bayi usia empat bulan itu.

"Abang kaget ih!" ujar Sarah, "tau Abang.." timpal Radit. mereka nampak kesal dengan Teo namun mereka memilih untuk mengabaikan ponsel mereka dan mulai mengajak main ponakannya dimulai dengan cara mencolek-colek bagian kaki, tangan serta perut gembil jevano yang sedikit terekspos akibat pergerakan bagi mungil itu karena marasa kegelian dengan tangan kedua adik Teo serta merasa geli dengan karpet yang jevano tiduri sekarang.

"Dia geli bang hehe cuuuu banget" ujar Sarah, Teo mengangguk memeriksa bagian bawah jevano sedikit mengangkat bayi itu namun bukannya merasa terganggu itu justru terkikik senang saat kepala atau anggota tubuhnya di angkat. "Lululu, seneng? Seneng apa geli nak hm?" tanya Teo sembari mengudang (menghibur bayi) Jevano menggoyangkan kaki dan tangannya tersenyum lebar pertanda bagi itu kesenangan.

"Bang.." suara bapak memanggil, Teo menoleh ia telah mendapati bapaknya yang sedari tadi duduk sendirian di ruang tamu. Ikut bergabung dengan ketiga anaknya, Teo tersenyum hangat ia paham betul saat ini bapaknya luar biasa gugup. "Sampean pirsani pak (anda lihat pak), jevano seneng kegelian" ujarnya. Bapak ikut tersenyum dan mulai bergabung bersama mereka mengajak bermain jevano.

Sebisa mungkin Teo lakukan untuk meminimalisir rasa gugup keluarganya, walaupun Teo sendiri pun gugup setengah mati. Namun setelah berfikir dan menela'ah kejadian baru beberapa hari ini. Ia sudah dekat dan diterima baik oleh keluarga jaguar bahkan seolah tak ada yang menghalangi-halangi atau menolak atau pun bersikap tak baik kepadanya. Justru mereka sangat menerima dan pastinya sangat berharap dengan dirinya.. apalagi anak-anak yang telah hadir, tanpa orang tua lengkap sejak kecil. Membuat hati Teo merasa teriris bagaimana mungkin ia bisa menolak Jaguarga? Dimana semua hal yang mungkin akan membuat Teo menolak sudah dipersiapkan tanpa celah.

Suami Mas Jaguar | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang