——naw.pov
Obrolan ringan telah terlewat, Teo meremas tangannya sendiri merasakan kembali dilanda kegugupan. Wajah Teo mendongak dan langsung bertatapan dengan seseorang yang sangat mencolok malam ini, seseorang yang terlihat sangat bersemangat dan gembira seolah seolah sudah sangat menantikan momentum ini. Ekspresi wajah rupawan itu tersenyum ke arahnya matanya seolah membisikkan kebahagiaan mendalam, hahhh Teo sungguh tak bisa mengatakan apa yang tengah ia rasakan jantungnya berdegup kencang dan peluh mulai menuruni pelipisnya.
Keduanya masih bertatapan sampai yang lebih tua memberikan kode untuk mengecek ponselnya, Teo mengeryit lalu menggeleng ia tak membawa ponselnya karena sibuk mengurus jevano seharian bahkan menyentuhnya saja tidak dalam seharian ini. Teo sedikit mengangkat tangannya memberikan kode bahwa ia tak memegang ponsel, jaguar tersenyum maklum. Lalu memberikan kode tangan seperti saat bibir berbicara lalu mengangkat dua jarinya lalu menunjuk dirinya sendiri dan Teo dari kejauhan. Teo paham sepertinya pria itu mengajaknya mengobrol berdua.
Teo menatap sekeliling, lalu mengangkat kedua tangannya lagi memberikan kode 'gimana dengan yang lain?'. Jaguar tersenyum kembali lalu mengusap dadanya lalu memberikan jempol tanda aman atau tenang saja, Jaguar menggerakkan dagunya keatas seolah bertanya mau? Dengan ragu teo mengangguk.
"Ekhem" keduanya sedikit terkejut dengan deheman orang yang berada di samping Jaguarga, Mbah Warsa sedari tadi memperhatikan keduanya dengan menggeleng kan kepalanya ringan.
Keduanya yang tertangkap basah memalingkan wajahnya masing-masing, Teo menunduk karena arah mata yang semula tertuju ke Mbah Warsa menjadi ke arahnya karena salah tingkahnya. Semuanya tersenyum maklum juga geli, membuat Teo semakin merasa malu tanpa sadar ia semakin mendekap si jevano yang telah kembali berada di dekapannya, tadi jevano menangis dan langsung di berikan ke Teo sedangkan si kembar sedang bermain bersama dua anak Bu tri dan Radit.
"Sabar, kita bicarakan dulu kedatangan kita hari ini jag" Mbah Warsa berujar, "Enggeh pak" jawab jaguar tanpa ada rasa ragu wajahnya yang tadi sempat berpaling dan menyembunyikan wajah malunya. Kembali dengan wajah serius yang nampak tersenyum tipis, tampan gumam Teo tanpa sadar.
"Mau bicara di bawah apa diatas enaknya?" tanya Mbah Warsa, "teng mriki mawon mbah kung" itu uti yang berujar. Mbah Warsa mengangguk, para laki-laki yang awalnya duduk di kursi kayu ruang tamu akhirnya bergabung ke karpet kedua keluarga itu membuat lingkaran, anak-anaknya yang awalnya tengah berlarian dipanggil untuk duduk. Marvin terpaksa harus duduk di pangkuan sang ayah karena mengalah dari kasya dan jevano yang berada di pangkuan dan gendongan Teo.
"Nanti ganti ya ca!!" teriaknya membuat Mbah Warsa terkekeh, "iya tole bagus, sebentar nanti bareng sama abangnya lagi" ujarnya diakhiri usapan lembut di surai marvin. "Kamu gak seneng nak ayah pangku?" tanya Jaguarga lirih, "udah bocen" ujar bocah itu ringan tanpa dosa tak menyengir tak apa Marvin justru menatap sedikit cemburu ke Teo membuat pemuda itu terkikik ringan tanpa suara dan tak hanya Teo Mbah Warsa yang mendengar jawaban Marvin pun ikut terkekeh ringan, sedangkan jaguar nampak menggelengkan kepalanya ringan. Beruntung anak kalau bukan sudah jaguar tendang.
"Ekhem. Syukur nggeh Rahman, keluargane awak e Dewe iso kumpul koyo ngene. Mulo-mulo nipun Kulo aturaken roso syukur kang maha esa, saget kumpul bareng-bareng ing acara engkang kawet suwe dadi penantian lan pikiran.. (keluarga kita dapat berkumpul seperti ini. Pertama-tama saya panjatkan rasa syukur rasa syukur untuk sang maha esa, bisa berkumpul bersama-sama di acara yang sudah lama jadi penantian dan pikiran..)"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Mas Jaguar | Jaeyong
Fanfiction🍑🌹| Natheo Bagaskara menemukan sebuah novel kisah percintaan picisan berlatar perdesaan, awalnya ia sama sekali tak berminat namun saat membaca sebentar ia langsung menyukainya. Natheo dibuat berbunga-bunga dengan kisah cinta gaya pedesaan di cer...