15; Benak Gejola Jaguar.

5.7K 543 70
                                    




——naw.pov













Menjelang subuh, sepasang anak Adam itu harus terbangun karena tangisan kencang dari bayi laki-laki disana. yang lebih muda bangun pertama dan langsung menepuk-nepuk ringan bayi usia empat bulan tersebut dengan penuh perhatian dan gumaman menenangkan.

Jaguar yang tidurnya terusik akibat suara tangisan si bungsu gelagapan bangkit dari kasur dan langsung lega begitu melihat sesosok pemuda yang dengan telaten menenangkan jevano, si pemberi nama anak bungsunya. Teo Rahman Ningtio.

"Haus anaknya dek?" tanya jaguar tanpa disengaja menggunakan tone base yang sangat berat. langsung seketika membuat Teo merinding saat mendengar suara berat di tambah tubuh jaguar yang condong ke arahnya, walaupun tak melihat langsung Teo dapat merasakan dari punggungnya.

"k-kayanya iya cak.." jawab Teo. Teo turun dari ranjang guna menetralkan rasa gugupnya, baru bangun dan langsung didengarkan oleh suara berat jaguar entah mengapa membuat panas di suhu pagi hari yang dingin ini. Teo mengangkat pelan tubuh jevano, digendongnya bagi tersebut lalu izin ke jaguar. "aku ke dapur dulu bikin susu buat ano ya cak" ujarnya.

"Saya temenin dek" ujar jaguar begitu Teo usai bicara, ia bangkit dan langsung membenarkan piyamanya juga mengambil kacamata di atas nakas lalu mengajak Teo ke arah dapur dengan raut wajah segar entah mengapa Teo juga bingung padahal hari masih gelap gulita.

"ayo dek.." ajak jaguar, Teo mengangguk menurut berjalan sembari menimang bayi yang sekarang nampak sesegukan pelan itu.

"cup cup cup.. jevano ganteng, sebentar ya ditahan dulu lapernya.. puasa 15 menit dulu hihihi.. lucunya" ujar Teo, membuat jaguar berkacamata yang berjalan di belakang Teo tak dapat menahan senyumannya.




Suara teriakan menggelegar. Teo beruntung dapat menahan keterkejutannya dan tidak membuat bayi di dekapannya kembali menangis, karena sebuah suara teriakan keras yang baru saja mereka dengar setibanya mereka sampai di living room menuju dapur di sebelah kirinya. Teo menoleh ke belakang menatap jaguar yang ternyata juga sedang menatapnya.

"Suara siapa itu cak?" tanya Teo pelan. jaguar mendekat ke arah Teo mengikis jarak diantara mereka, sembari membenarkan kacamatanya jaguar menjawab "tetangga saya punya saudara dari Samarinda lagi diinepin disini, karena lagi dapet gangguan dek... Mereka lagi cari orang yang cocok nyembuhin penyakit yang gatau apa penyakitnya.." ujar jaguar.


"diguna guna cak? Kok teriak-teriak jam segini.." ujar teo. "Kayanya, Emang udah dua hari ini biasa kumat tiap menjelang subuh begini.." kata Jaguar. Teo menampilkan wajah prihatin lalu keduanya melanjutkan perjalanan menuju dapur.





Usai membuat susu tak lupa Teo juga menyeduh teh untuknya dan Jaguarga entah kenapa mereka berdua berujar tak lagi mengantuk, secangkir teh sepertinya cukup untuk menemani mereka menikmati suasana hari menjelang subuh. Jevano sedang menikmati susu formulanya di dalam pelukan Teo, sembari menatap sekelilingnya.

"di dapur ini ano, kenapa gelap ya?.. Soalnya belum pagi. Harusnya ano masih tidur" ujar Teo. bayi mungil itu merespon dengan menggerakkan kedua kaki mungilnya, sangat menggemaskan membuat kedua orang dewasa disana terkekeh tanpa suara.


"matanya sipit tapi bisa bulet banget waktu serius lucu banget cak.." ujar Teo. "Haha iya gemes ya.. ya ano? Anak gemes anak ayah.." kata Jaguarga, bayi itu kembali merespon dengan salah satu tangannya dilayangkan ke udara.

Suami Mas Jaguar | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang