3. Kelakuan

104K 6.3K 43
                                    

"Anjirrrr Ra, lo tadi diapain sama Kak Prince?"

Caca selaku sahabat baru Laura berteriak heboh di dalam kelas, saat semua orang sudah keluar untuk pulang, karena bel pulang sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu.

Caca Premesi, gadis cantik tapi aneh yang merangkap sebagai sahabat Laura, sejak 3 hari yang lalu. Di sekolah, Ia tidak punya teman, karena sering dianggap aneh dan prik. tapi setelah kedatangan Laura, Ia jadi memiliki teman, karena Laura menerima dirinya apa adanya.

"Laura, ihhh," rengek Caca.

Kedua tangan Caca mengguncang bahu Laura, karena sedari tadi Ia terus bertanya, tapi Laura tak pernah menjawab, sampai jam pulang pun rasa kepo nya masih belum terpenuhi.

Laura duduk di kursi nya, Ia memegang kepala nya dengan dua tangan, mengacak-ngacak rambut nya frustasi, kedua mata nya pun menatap kosong ke depan dengan bibir melengkung ke bawah.

"Gue gak tau Ca, tapi gue pastiin, idup gue mulai sekarang bakal gak tenang," lesu Laura.

Duk. Kepala Laura menghantam meja, Ia menidurkan kepala nya di sana, tangan nya menggontay ke bawah lemas dengan mata terpejam, memikirkan hidup nya yang akan terkekang.

"Iya sih, Lo bakal terus berurusan sama Kak Prince, kalau dia udah nyeret lo kayak tadi," ujar Caca.

Caca menatap nanar Sang sahabat, Ia tau betul bagaimana perangai Prince, karena mereka sudah satu sekolah selama 2 tahun. Ia merasa kasihan dengan Laura.

"Gue harus apa?" gumam Laura.

"Lo cuma harus turutin semua perintah Kak Prince," balas Caca dengan nada tak rela.

Laura mengangkat kepala nya, Ia duduk tegak di kursi, matanya yang lesu berubah jadi membara, menahan rasa kesal dan marah.

"Lagian kenapa dia suka sama gue sih? gue gak cantik-cantik amat, malah gue itu pendek, buluk, dan bodoh, maybe," kesal Laura.

Tangan Laura menggebrak meja pelan, Ia tak habis pikir, perasaan dirinya tidak menggunakan jasa pelet, tapi kenapa semua cowok selalu tertarik padanya, membuat dirinya selalu menjadi pusat perhatian, padahal Laura hanya ingin hidup tenang.

"Mmm, kalau yang bodoh gue akuin sih," gumam Caca setuju.

Kepala Caca mengangguk setuju, dengan tangan yang menepuk-nepuk dagu nya seolah berpikir. Tapi, saat matanya melirik ke arah Laura, Ia langsung cengengesan, karena sahabat nya itu sedang menatap nya dengan tatapan penuh permusuhan.

"Hehehe, iya-iya, gue lebih bodoh dari lo kok," cengir Caca.

Laura mendelikkan matanya, lalu Ia kembali memberenggut kesal.

"Lagian, kenapa lo gak bantuin gue tadi di kantin," sewot Laura.

Kedua mata Caca sontak membulat mendengar penuturan Laura, kedua tangannya pun segera bergerak membentuk huruf X di depan wajah Laura.

"No! no! no! gue gak mau berurusan sama Kak Prince, njirrr," balas Caca tegas.

Yakali dia akan membawa dirinya sendiri untuk berhadapan dan berurusan dengan Prince, si penguasa sekolah, sia-sia dong perjuangan nya selama dua tahun agar tak terlihat oleh Prince dan teman-teman nya.

Selama ini, Caca selalu main petak umpat dengan Kakak kelas nya itu, jika ada Prince dan teman-teman nya, maka Caca akan bersembunyi, saking tidak ingin berurusan nya.

"Lo bener-bener ya," decak Laura.

Caca hanya mengangkat jari nya yang sudah membentuk huruf V, membuat Laura mendesah kesal.

"EKHEM...."

Suara deheman yang terbilang keras berhasil mengambil alih perhatian Laura dan Caca, mereka berdua menoleh ke asal suara, lalu tak lama setelah mengetahui siapa yang berdehem, mereka melotot terkejut.

Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang