40. Kumat

33.8K 2.1K 63
                                    

"Lau, sakit," adu Prince.

Bibir maju beberapa centi, mata sayu, dan pipi sedikit menggembung adalah gambaran Prince saat ini. Sudah hampir 2 jam Prince merengek kepada Laura, mengadukan semua perasaan yang Ia rasakan, seperti saat ini, Prince merengek tentang punggung nya yang sakit.

Penuh kesabaran, Laura mengusap bahu atas Prince, karena tak mungkin Ia mengusap punggung nya yang terluka, Laura pun membiarkan Prince bersandar pada bahu nya dengan kedua tangan Prince yang memeluk pinggang milik nya.

Sesekali Prince menyembunyikan wajah nya pada leher Laura yang digerai rambut, sangat manja.

"Dih, alay banget anjim," gerutu Gino.

"Najis banget, kalau sama Laura aja letoy," bisik Cleo kepada Kevin.

Berbeda dengan Gino dan Cleo yang bergidik ngeri melihat tingkah alay bin lebay Prince, Kevin malah dengan santai memakan pilus garuda yang ada di pangkuan nya, karena menurutnya itu bukan lagi hal yang aneh, Ia sudah terbiasa.

Kevin, Cleo, dan Gino memang berada di ruang inap Prince dari semalam, mereka tak pulang sama sekali, dan tentu saja mereka bertiga bolos sekolah, dengan alasan ingin menjaga bos nya.

Sedangkan Caca, Ia sudah pergi tadi pagi, karena dipaksa oleh Laura yang tidak ingin membuat Caca ketinggalan pelajaran, Ia tak mau sahabatnya yang bodoh itu tambah bodoh, lagi pula ada banyak orang yang menjaga nya di sini.

"Sakittt," rengek Prince lagi.

Prince mendusel-duselkan wajah nya pada leher Laura, membuat gadis itu menoleh ke samping, dan segera menangkup pipi Prince, mengusap pipinya lembut, agar cowok itu tidak terus merengek.

"Sabar, kan emang luka punggung nya, pasti sakit," ujar Laura lembut.

"Tapi sakit banget," bisik Prince.

Laura menghembuskan nafas pelan, sebenarnya telinga nya sudah panas dari tadi, tapi Ia memaklumi tingkah Prince yang manja, Prince seperti ini karena sedang sakit, pikirnya.

"Iya, sabar ya."

Senyum tipis terukir di wajah Prince yang bersembunyi di ceruk leher Laura, Ia merasa senang karena Laura sangat perhatian kepadanya hari ini, tidak ada bentakan, ancaman, atau marah, Laura sangat baik hari ini.

Prince sampai-sampai berpikir, apakah Ia harus sakit dulu, baru Laura akan perhatian dan lemah lembut padanya?

"Usapin," pinta Prince manja.

Tangan Laura di bawa Prince ke atas kepalanya, menyuruh gadis itu untuk mengusap rambut miliknya, dan dituruti oleh Laura.

"Manja sekali, anak cowok itu harus kuat, jangan sedikit-sedikit merengek!"

Brama yang sedari tadi duduk di sofa single yang ada di ruang inap Prince melempar pelan ipad di pangkuan nya ke atas meja, Ia merasa jengah dengan tingkah Prince yang sangat manja, tak ada maco-maco nya.

Mimik wajah Brama sangat datar, Ia menatap Putra satu-satu nya itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

Bukan nya takut, Prince yang sudah menengadahkan kepala nya malah membalas menatap Brama, Ia menaikan salah satu alisnya, seolah berkata 'Masalah?'

Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang