"Cie yang udah jadi anggota OSIS."
"Apaan sih?"
Baru juga Laura masuk ke dalam kelas, Ia sudah di goda oleh Caca, gadis itu sedari tadi menunggu kedatangan Laura, untuk mengucapkan selamat, karena Laura sudah resmi jadi anggota OSIS.
Meskipun, Ia terbilang anak baru, dan sudah kelas 11, tapi pembina OSIS dengan senang hati menerima Laura, karena melihat prestasi-prestasi Laura yang bagus.
"Gimana, pada ganteng kan, anggota OSIS nya?"
"Mana gue tau," santai Laura.
"Loh, kok gitu sih? di SMA Merah Putih tuh, kalau mau liat perkumpulan cowok ganteng, harus ke OSIS, karena di sana itu tempat nya cowok-cowok ganteng kumpul plus pada pinter."
"Jadi, menurut lo, gue masuk OSIS, karena pengen cuci mata?" tanya Laura dengan nada tak santai.
Laura duduk di kursi nya, Ia menyampirkan tas milik nya ke kursi, lalu menatap Caca yang saat ini tengah berdiri dengan tatapan yang sedikit melotot.
"Ya kali, gitu kan. Tapi, kayak nya gak mungkin deh, secara lo udah punya doi, yang paling ganteng seantero jagat raya," balas Caca dengan nada malas di akhir kalimat.
"Tuh, lo tau," cuek Laura.
Kedua mata Caca memutar malas, bisa-bisa nya Laura sudah memiliki doi, sedangkan diri nya ini jomblo dari lahir, pikir Caca.
"Ehhh, btw, PR Fisika udah?"
Caca menatap Laura polos, atau lebih tepat nya dipolos-poloskan, agar sahabat nya itu merasa iba dan dengan senang hati memberikan salinan.
Mata Laura mengerling, Ia tanpa diminta langsung merogoh tas nya, meraih buku tugas fisika yang dibicarakan oleh Caca. Tanpa buang waktu, Laura melempar kecil buku itu ke atas meja, membuat Caca berbinar bahagia.
"Lo emang temen gue yang paling pengertian," seru Caca terharu.
"Ini terakhir kali lo nyontek," mutlak Laura.
Tanpa menghiraukan Laura, Caca dengan tak tau dirinya malah duduk tepat di samping Laura, segera membuka buku miliknya sendiri, untuk menyalin tugas nya.
Laura hanya menggelengkan kepala nya, Ia bingung, Caca itu malas atau memang bodoh? pikirnya.
Drrttt....
Ponsel milik Laura yang Ia letakkan di saku bergetar, Ia pun merogoh saku tersebut untuk mengambil ponsel, setelah dapat, Ia langsung membuka pesan yang tertera di layar utama.
💌
Mama
Laura, maaf ya, Mama sama Papa gak bisa pulang bulan ini.
Tapi, Mama pastiin uang jajan kamu ditambah.
Nanti, kamu main ya sama temen, biar gak bosen.
Mama juga kirimin kamu paket, semoga suka ya.
Mama sama Papa sayang kamu.
💌
Begitulah isi pesan tersebut. Wajah Laura datar tanpa ekspresi, Ia hanya menatap layar ponsel nya tak minat, sebenarnya, Laura tidak berharap Mama dan Papa nya akan pulang, karena ia sudah tau, inilah yang akan terjadi.
Dengan malas, Laura meletakkan ponsel nya asal ke atas meja, lalu menelungkup kan kepalanya pada lipatan tangan, Ia akan tidur sebentar, sambil menunggu guru datang.
***
"Anjirrr, si Vita bahenol juga," seru Cleo.
Pletak.Gino yang berada di sebelah nya langsung menjitak kepala Cleo lumayan keras, membuat Cleo menoleh dengan wajah kesal.
"Apa sih lo?" ketus Cleo.
"Mata lo emang jelalatan, gue kasih bo'ol sapi juga, lo pasti demen."
"Ehhh si kamvret, gak ya! gue cuma pecinta cewek semok," protes Cleo.
Gino memutar bola mata nya malas, sahabat nya yang satu itu selain bego, ternyata playboy cap badak. Setiap cewek yang lewat di beranda Instagram nya pasti di like dan di komen.
Dasar cowok murahan, batin Gino.
"Kenapa lo?" tanya Kevin.
Kevin yang sedari tadi hanya diam memperhatikan tanpa nimbrung, akhirnya mengalihkan tatapan nya ke arah Prince yang sedang duduk di sofa tepat berhadapan dengan dirinya.
Mereka saat ini sedang berada di rooftop, bolos pelajaran sudah menjadi rutinitas bagi mereka, selain karena malas, faktor guru yang tidak disukai juga sangat mempengaruhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince [END]
Teen FictionSeluruh Cerita Tersedia [CERITA SUDAH TAMAT] Prince Baskara, cowok yang terkenal dingin dan kasar terpesona oleh Laura Abraham, si anak baru. Dengan pergerakan cepat Prince mendekati Laura, mengklaim gadis itu sebagai milik nya. "Hello, Laura." "Lo...