28. Ampun

38.7K 2.7K 62
                                    

"LAURAAAAA."

"Berisik!"

Kedua tangan Laura menutup telinga nya rapat, Ia memejamkan mata sekejap, karena terkejut tiba-tiba ada suara melengking yang memenuhi gendang telinga nya.

Laura yang sedang berdiri di depan kompor sontak menoleh ke asal suara, Ia bahkan mengabaikan panci berisi air yang mendidih di atas kompor.

Ternyata, di ruang tengah sudah ada Caca yang berdiri dengan wajah khawatir sekaligus bahagia, gadis itu masih memakai seragam dan tas yang Ia gendong di punggung.

"Lohh, kok lo di sini?" tanya Laura bingung sekaligus kaget.

"Ishh, lo kok gak ngabarin gue sih?" tanya balik Caca dengan nada kesal.

Caca berjalan cepat mendekati Laura, lalu memeluk sahabat nya, yang langsung dibalas oleh Laura, meskipun Laura masih keheranan.

"Gue khawatir tau! lo gak masuk sekolah dua hari. Gak ada kabar lagi, lo gak anggep gue sahabat ya?"

"Tenang Ca, tenang."

"Gak bisa! gue bahkan udah jatuhin harga diri gue, cuma buat bisa ketemu sama lo!"

Kening Laura mengerut bingung, kenapa Caca membawa-bawa harga diri? pikir nya.

"Maksud lo?"

"Lo gak tau aja, tadi pulang sekolah, gue mohon-mohon sama Kak Gino buat anterin gue ke rumah lo," dengus Caca.

"Lahh, ngapain lo minta anter Kak Gino?"

"Dia kan temen nya Kak Prince, jadi gue pikir bakal tau rumah lo, yakali gue minta anter sama Kak Prince langsung, yang ada gue di lelepin di kolam sekolah."

"Kenapa gak tanya gue langsung?" heran Laura.

"Hellow, gue udah nelpon lo 17 kali, tapi gak aktif."

Kedua bola mata Caca memutar malas, jika ponsel Laura dapat dihubungi, dia tidak akan ngemis-ngemis kepada Gino, kakak kelas nya yang sangat menyebalkan itu.

"Hehe, iya, hp gue rusak."

"Ehh, tapi ini apartemen, lo tinggal di apartemen ya?" sambung Caca dengan nada melemah.

"Ini apartemen Prince."

"WHAT!"

"Berisik anjirr, dari tadi teriak mulu," ketus Laura.

Tanpa menghiraukan Laura. Caca malah menampilkan wajah terkejut, tidak menyangka, ternyata ini adalah apartemen milik kakak kelas nya yang galak itu.

"Wahh, lo udah ngapain aja sama Kak Prince disini?" curiga Caca dengan kedua mata menyipit.

"Mulut lo minta gue rebus ya?"

"Hehe. Maksud gue, lo ngapain di sini anjir, lo gak takut diapa-apain emang nya sama Kak Prince. Nanti kalau lo pulang tinggal nama gimana?" cerocos Caca.

"Lo laper?" tanya Laura mengabaikan semua ocehan Caca yang tidak bermutu.

"IYAAA."

Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang