"DARI MANA AJA?"
"Astaga," kaget Prince.
Baru juga membuka pintu rumah, Prince sudah dikejutkan dengan suara seorang gadis yang terdengar marah, siapa lagi jika bukan Laura? gadis itu sudah hampir 5 jam menunggu Prince pulang di ruang tamu.
Tangan kanan Prince mengusap dadanya, untuk menetralkan rasa terkejut yang menyerang, lalu tak lama kemudian, Ia pun tersenyum canggung, saat melihat tatapan Laura setajam silet.
"Dari mana?" tanya Laura lagi dengan intonasi yang merendah.
Sungguh, Laura merasa kesal karena Prince malah keluar malam-malam begini, padahal luka nya belum sembuh, apalagi Prince tak memberitahu dirinya terlebih dahulu akan pergi kemana, ditambah Laura ditinggalkan sendiri di rumah cowok itu, harusnya Prince menemani Laura di rumah.
Wajah Laura terlihat kesal dengan mata tajam yang tak pernah beralih dari Prince, dengan cepat Ia berjalan mendekati Prince, masih dengan wajah galak nya, membuat Prince kalang kabut.
"Itu a-anu, aku abis dari... dari mana ya?" linglung Prince.
Entah kenapa, otak Prince mendadak beku tak berfungsi saat melihat Laura yang menatapnya garang, bahkan Ia pun mengusap-ngusap kedua tangannya ke depan perut merasa gugup.
Kalaupun harus jujur, tentu saja Prince tak akan memberitahu kemana Ia pergi tadi.
Kedua mata Laura menyipit curiga, Ia menyilangkan kedua tangannya di dada, tak bisanya Prince akan gugup seperti ini, apalagi saat menjawab pertanyaannya seperti sedang gelagapan.
"Kenapa gak bisa jawab?" ketus Laura.
"Ishh, Lau kok marah sih? bukannya aku disambut, kan aku baru pulang," rajuk Prince tiba-tiba.
Bibir cowok itu mengerucut ke depan, dengan pipi yang sedikit menggembung, bahkan bahu nya bergoyang ke kanan dan kiri, karena di marahi oleh Laura, padahal Prince sudah berusaha pulang cepat, bahkan tadi Ia mengebut di jalan. Dan tentu saja, ini adalah cara Prince agar Laura luluh dan tak marah lagi.
"Jangan alihin permbicaraan! kamu abis dari mana?" tegas Laura.
Kepala Laura menggeleng pelan, Ia tak akan tergoda dengan wajah so imut yang di tampilkan oleh Prince, karena Laura tak suka Prince malah keluar malam-malam begini di saat kondisi nya sedang tidak baik-baik saja.
"Lauu ihhh, aku keluar bentar, cuma buat jalan-jalan aja kok," alibi Prince.
Prince maju mendekati Laura, Ia mengangkat kedua tangan nya berniat meraih tangan Laura untuk di genggamnya, tapi sayang, Laura segera menepis nya.
Wajah Laura semakin kesal mendengar penuturan Prince, Ia bahkan menyentak tangan Prince yang berusaha mendekatinya.
"Kamu jalan-jalan sendiri? gak ajak aku?" jutek Laura dengan wajah galak.
"Hah?"
Prince terkejut dengan pertanyaan Laura, bagaimana sekarang, Ia harus menjawab apa? pikirnya bingung. Tak mungkin kan Prince tadi mengajak Laura pergi ke Villa, dan menyaksikan apa yang baru saja Ia lakukan tadi?
"Ohh gitu, oke deh, aku mau pulang aja ke rumah Papah," cetus Laura.
Setelah mengatakan hal tersebut, Laura mengibaskan rambut nya ke belakang, lalu memutar tubuh nya, berniat berjalan ke kamar tamu tempat Ia tidur, untuk mengambil barang-barang miliknya.
"Mmmm, maafin aku," rengek Prince.
Melihat Laura yang akan pergi, Prince dengan cepat mencegahnya dengan memeluk Laura dari belakang, Ia melingkarkan kedua tangannya pada perut rata Laura, lalu menenggelamkan wajahnya pada leher Laura yang terhalang rambut, bergumam manja membujuk Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince [END]
Teen FictionSeluruh Cerita Tersedia [CERITA SUDAH TAMAT] Prince Baskara, cowok yang terkenal dingin dan kasar terpesona oleh Laura Abraham, si anak baru. Dengan pergerakan cepat Prince mendekati Laura, mengklaim gadis itu sebagai milik nya. "Hello, Laura." "Lo...