35. Menghilang

32.6K 2.1K 37
                                    

Kedua kaki panjang yang dibalut sepatu hitam melangkah tergesa-gesa menuju sebuah rumah yang tak lain adalah rumah milik Papah Laura. Suasana rumah tersebut terasa sangat sepi dan hening, membuat hati Prince tak tenang.

Sudah hampir 4 jam Prince berusaha menghubungi Laura, tapi sayang Laura sama sekali tak menjawab telepon nya, memang ini hari libur, dan mungkin saja Laura sedang istirahat tak mau diganggu, tapi Prince tetap lah Prince, Ia akan merasa tak tenang jika tidak mendapat kabar dari Laura.

Padahal sepulang dari Mall kemarin sampai tengah malam, mereka masih saling telepon dan mengirim pesan, tapi saat bangun tidur tadi, Laura langsung hilang kabar.

"Shit, dikunci!" gumam Prince.

Tangan kanan Prince yang memegang kenop pintu terus menggerakkan kenop pintu tersebut, berharap pintu nya akan terbuka, bahkan jika Ia terus saja menggerakkan nya secara paksa, mungkin kenop pintu tersebut akan rusak.

BRAK....BRAK.....

Tanpa memperhatikan sopan santun, Prince dengan kasar memukul-mukul pintu itu, sehingga menimbulkan suara yang lumayan kencang.

Ceklek....

Tak lama kemudian, pintu terbuka menampilkan sosok wanita tua yang tak lain adalah Bi Ijen.

Kening Bi Ijen mengerut melihat Prince yang sekarang sedang menampilkan wajah sangar.

"Kenapa atuh Den, pake gedor-gedor segala, kan ada bel?" tegur Bi Ijen.

Prince berdecak pelan mendengar teguran Bi Ijen, mana sempat Prince memikirkan bel, yang ada rasa khawatir nya semakin kuat sekarang.

"Laura mana Bi?" tanya Prince to the point.

Kepala Bi Ijen menggeleng pelan melihat kelakuan Prince yang sangat jauh dengan kata sopan, bukan nya menjawab dirinya, Prince malah langsung bertanya tanpa basa-basi.

"Bi?" desak Prince.

"Sabar Den," jeda Bi Ijen, "Non Laura tadi keluar, Bibi liat ada yang jemput tadi Bi-"

"Siapa yang jemput Laura?" potong Prince cepat.

Alis Prince mengerut mendengar ada orang yang menjemput Laura, karen setau dirinya Laura tidak pernah memberikan alamat nya pada orang lain, dan tentu saja itu atas perintah dirinya.

"Bibi gak tau, ga-"

"Cowok atau cewek?" potong Prince lagi.

Bi Ijen menghela nafas berusaha sabar menghadapi anak muda di hadapan nya tersebut.

"Cowok," balas Bi Ijen.

"Cowok?" gumam Prince.

"Laura punya sodara cowok?"

"Punya atuh, tapi sayang nya yang jemput Non tadi bukan sodaranya, Bibi gak kenal."

Sial, batin Prince.

Tanpa berpamitan dan mengucapkan terima kasih, Prince melenggang pergi begitu saja meninggalkan pekarangan rumah Laura menuju motor nya yang terparkir di depan pagar rumah.

Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang