Langit gelap di temani angin malam yang menusuk ke dalam tulang menyambut kedatangan Prince di basecamp, tempat berkumpul nya anak-anak Malvoska.
Di sana sudah ada banyak anggota yang hadir, ada yang duduk santai, merokok, bermain kartu, dan saling berbincang antara satu sama lain, bahkan ada yang sedang berlatih seni bela diri.
Menyadari kedatangan Prince, mereka semua sontak berdiri sebentar sekedar untuk menyapa Prince, tapi Sang empunya hanya mengangguk kecil, dan langsung masuk lebih dalam, Prince sedang tidak mood untuk berbasa-basi.
Sebenarnya, basecamp ini lumayan besar, dan bisa disebut rumah bertingkat 2. Rumah ini adalah pemberian dari Ayah Prince, karena beliau tau betul, diantara anak-anak ini, ada beberapa yang berasal dari keluarga broken home, dimana mereka tidak akan merasa tenang berada di rumah nya sendiri.
Jadi, mereka yang ingin tinggal di basecamp, dengan senang hati Prince ijinkan, karena solidaritas di antara anggota malvoska sangat dijunjung tinggi. Dan itu menjadi salah satu alasan mereka semua sangat menghormati Prince.
Brama sudah tau jika Prince adalah anak Geng Malvoska, Brama mengijinkan nya, selama mereka tidak membuat hal yang negatif, karena dulu juga, Brama merupakan anak geng di jaman nya.
"Baru dateng bro?"
Gino yang melihat kedatangan Prince langsung menghampiri nya, Ia menepuk pelan bahu Prince sebagai sapaan.
"Tangan lo," peringat Prince.
"Hehehe, refleks bos," cengir Gino.
Tangan nya langsung Ia tarik dari bahu Prince. Gino lupa, jika Prince tidak suka di sentuh, bisa-bisa nanti tangan nya berada di dalam tanah.
"Dia?"
"Di ruangan bawah."
Prince langsung melangkahkan kedua kaki nya menuju ruangan yang ada di lantai bawah tanah, sebenarnya ruangan itu digunakan untuk tempat bermain biliar.
Ceklek....
Pintu ruangan itu terbuka, menampilkan suasana gelap ruangan tersebut, hanya ada cahaya remang yang menyinari, mungkin karena berada di lantai paling bawah, jadi tidak ada cahaya dari luar yang masuk, dan memang hanya ada lampu kecil yang tersedia.
Manik kelam milik Prince langsung mengarah pada sesosok cowok yang sedang terbaring kaku di atas ranjang kecil yang ada di pojok ruangan, wajah nya babak belur, hidung nya terlihat sedikit bengkok, dan kakinya yang lemah.
Dia adalah Rigel.
Perlahan kedua mata Rigel terbuka, saat suara derap kaki mengganggu nya, Ia pun segera menegakkan punggung nya, duduk dengan punggung yang menyender ke kepala ranjang.
"Prince?"
"Hmm."
Dengan santai, Prince duduk di atas meja biliar yang berada tepat di depan ranjang kecil yang di tempati Rigel. Prince menghisap rokok yang Ia bawa, lalu menatap Rigel dengan pandangan yang sulit diartikan.
Prince sudah tau mengenai masa lalu Laura dan Rigel dari Kevin.
"Prince, malem itu gue mabuk, gue gak sadar udah masuk ke rumah nya Laura."
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince [END]
Teen FictionSeluruh Cerita Tersedia [CERITA SUDAH TAMAT] Prince Baskara, cowok yang terkenal dingin dan kasar terpesona oleh Laura Abraham, si anak baru. Dengan pergerakan cepat Prince mendekati Laura, mengklaim gadis itu sebagai milik nya. "Hello, Laura." "Lo...