"Om, maafin kita semua, kita gak sempet nolong Prince sama Laura, ki-"
"Semua sudah terjadi, saya tidak akan mempermasalahkan kalian, tapi saya ingin tahu semua orang yang sudah membuat keadaan anak dan calon mantu saya seperti ini."
Suara bariton yang terkesan dingin dan tak ingin dibantah masuk ke dalam indra pendengaran anak-anak Malvoska yang hadir di dalam ruang khusus di rumah sakit, mereka adalah Gino, Cleo dan Kevin.
Brama, Ayah Prince, menatap tajam anak-anak muda yang ada di hadapan nya, rahang nya mengeras menahan emosi, tapi sebisa mungkin Ia terlihat tenang dengan duduk di sofa single.
Semalam, Ia mendapat kabar jika Prince masuk rumah sakit, dan yang membuat nya lebih terkejut, ternyata Laura juga masuk rumah sakit, tanpa menghiraukan hari yang sudah gelap, Brama dan Sheva segera menyusul.
Betapa terkejut nya Ia saat mengetahui Prince masuk IGD, karena punggung nya tertikam pisau.
"Kalian tau ulah siapa ini?" tanya Brama datar.
Ketiga anak muda itu terdiam, lalu saling tatap dengan wajah pias, mereka tau betul bagaimana peringai Ayah Prince, jika Prince saja sudah sangar dan kejam, lalu bagaimana dengan Ayah nya? ya pasti lebih.
Cleo menyikut lengan Gino untuk berbicara, karena jujur saja, Cleo takut kepada Brama.
"Mmm, anu Om, itu...."
Gino tergagap-gagap, sungguh, ditatap tajam oleh Brama sangat menakutkan, pikirnya.
"Dalang nya Pedro dan Rigel Om," sahut Kevin.
Mendengar perkataan Kevin sontak Gino dan Cleo mengangguk mengiyakan, membuat Brama mengepalkan kedua tangan nya.
"Om?" kaget Gino saat Brama tiba-tiba berdiri dari duduk nya.
Sedikit merapihkan pakaian nya, Brama berdiri dengan wajah yang senantiasa datar dan dingin, tanpa sepatah kata pun, Ia melenggang pergi meninggalkan ruangan itu, entah menuju kemana.
"Mampus mereka, Bapak nya si Prince udah ambil alih," gumam Gino dengan bulu kunduk merinding.
"Gue pastiin, kalau mereka gak mati, ya gila," sahut Cleo.
"Mereka pantes dapetin itu," tegas Kevin.
***
"Sshh...."
Kepala pening, hidung perih, bibir berdenyut, dan badan sakit adalah gambaran dari keadaan Laura saat ini. Gadis itu meringis pelan seraya berusaha membuka kedua mata nya yang semula terpejam.
"P-pusing, sshh...."
Tangan kanan Laura memegangi pelipisnya yang berdenyut, matanya seakan tak ingin terbuka, tapi sebisa mungkin Ia berusaha membuka matanya, apalagi saat ada cahaya lampu yang masuk ke dalam retina nya, terasa sangat sakit.
"Laura? lo udah bangun?"
Gadis lain yang menunggu dan menjaga Laura dari semalam segera menghampiri gadis itu ke brangkar, wajah nya tampak lega sekaligus khawatir melihat Laura yang berusaha bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince [END]
Teen FictionSeluruh Cerita Tersedia [CERITA SUDAH TAMAT] Prince Baskara, cowok yang terkenal dingin dan kasar terpesona oleh Laura Abraham, si anak baru. Dengan pergerakan cepat Prince mendekati Laura, mengklaim gadis itu sebagai milik nya. "Hello, Laura." "Lo...